14- Pria Berjubah Putih

1.1K 122 7
                                    


"""***"""

Ghifari duduk di gerbang pesantren Miftahul Ulum, pesantren yang diasuh Gus Alif. Pikiran Ghifari kacau karena masalah pertunangannya. Ghifari menatap jam tangannya pukul 2 pagi. Orang-orang pun masih berada di dalam mimpi

Ghifari meletakan tas besarnya di depan gerbang. Saat ini Ghifari sedang mencari masjid atau mushola terdekat selain di pesantren

Ghifari sudah berjalan lama sampai setengah jam lebih. Ghifaro menemukan masjid besar. Dengan cepat Ghifari masuk ke masjid

Setelah bebersih diri dan wudhu. Ghifari melaksanakan sholat tahajud. Dan di sinilah tangis Ghifari pecah. Ghifari masih ingin meraih cita-citanya di negeri piramida itu. Al-Azhar adalah tujuannya.

Ghifari terus bersujud untuk menenangkan pikirannya. Sejujurnya Ghifari masih ingin berada di rumah. Namun apa boleh buat, ego Ghifari masih tinggi. Ghifari tidak ingin menerima pertunangan itu. Pertunangan yang didasarkan pemaksaan

Ghifari memang sayang dengan Indah. Namun sayang sebagai teman masa kecil. Apakah selama ini sikap Ghifari terlalu berlebihan sampai-sampai Indah begitu senangnya menerima pertunangan itu. Apakah Indah tidak ingin meraih cita-citanya?

Ghifari sudah berpikir bahwa nanti setelah lulus dari aliyah Ghifari harus segera menikahi Indah. Sedangkan Ghifari masih ingin meraih mimpinya sejak kecil

Ghifari meraih mushof yang ada di dalam tas kecilnya. Dengan perlahan Ghifari membacanya. Inilah cara agar hati menjadi tenang. Al-Qur'anlah obatnya.

Setelah pukul 4 pagi. Ghifari menyudahi bacaannya. Ghifari melihat sosok laki-laki berjubah putih dengan janggut panjang berwarna putih. Sorban yang menggantung dikepalanya membuat sosoknya begitu wibawa dan kharismatik. Wajahnya pun tertutup sorban putih. Hanya janggut dan matanya yang terlihat

Sosok pria berjubah itu mendekati Ghifari

"Pulanglah nak, selesaikan masalahmu, jangan melarikan diri"

Ghifari hanya terdiam. Harum semerbak wangi mengelilingi masjid ini. Terlebih pria itu mengelus pundaknya

"Tenangkan dirimu, semuanya akan baik-baik saja" ucapnya lembut

"Tapi saya tidak bisa pulang, saya tidak mau menerima pertunangan itu" ucap Ghifari

Sosok pria berjubah itu tersenyum

"Allah maha mengetahui, Allah adalah skenario dunia ini, percayalah pada Allah Tuhan semesta alam"

Ghifari terdiam dan memperhatikan gerak-gerik pria berjubah putih itu.

"Pulanglah nak, biarkan semuanya berjalan dengan semestinya"

Ghifari masih enggan pergi. Egonya masih kukuh.

"Pulanglah terlebih dahulu selesaikan masalahmu, ingat pesanku nak, jangan biarkan kebencian menguasai dirimu, karena dari kebencian itu akan hadir rasa cinta dalam dirimu"

Ghifari bingung dengan ucapan pria berjubah putih itu. Kebencian??? Cinta???

Tiba-tiba sorban yang menutupi wajah pria berjubah putih itu terbuka. Dan betapa kagetnya Ghifari melihat siapa yang berdiri di depannya

"Kakek buyut????"

Pria berjubah putih itu pergi dengan senyuman

"Kakek buyut???" panggil Ghifari keras

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Ghifari berkali-kali. Seketika Ghifari sadar bahwa itu hanya mimpi. Ternyata setelah membaca Al-Qur'an Ghifari tertidur

"Apa kamu tidak apa-apa?" tanya bapak yang membangunkannya tidur

"Saya ndak papa Pak"

"Ya sudah, sebentar lagi waktu subuh, ambilah wudhu kita akan melaksanakan sholat shubuh berjamaah"

Tulisan GhifariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang