16- Acara

1K 101 7
                                    

"""***"""

Sudah satu minggu yang lalu semenjak kejadian di ndalem. Indah dan Ghifari jarang bertemu. Akan tetapi ketika Ghifari akan berangkat ke pondok tadi pagi Indah berlarian sampai jatuh demi melihat tunangannya itu kembali ke pondok

Tak banyak diucapkan Indah kepada Ghifari. Karena Ghifari selalu bersama Danu dan teman-teman yang lain

Dan sekarang Ghifari sudah di perjalanan. Ghifari menikmati pemandangan dibalik kaca jendela mobil. Tiba-tiba mata Ghifari terserang rasa kantuk. Maklum seminggu yang lalu Abinya itu memberikannya materi pembelajaran untuk bekal Ghifari di sekolah, terlebih materi yang diajarkan abinya itu agar dirinya bisa masuk ke universitas impiannya

Entah sudah berapa jam, Ghifari sudah berada di Jakarta dan menuju bandara. Baru kali ini Ghifari ke Padang dengan menggunakan pesawat. Karena biasanya Ghifari akan menggunakan kapal untuk menyebrangi selat sunda, dan pasti akan berkunjung ke rumah Gus Alif dan Ning Aura di Palembang. Namun, sekarang Ghifari melewatkannya. Karena di pesantren ada acara yang melibatkan sosok jurnalistik. Itu pun Ghifari diberi tahu Fuad kemarin tentang acara itu. Dan mau tidak mau Ghifari harus cepat-cepat sampai di pesantren.

"""***"""

Ghifari dan teman-temannya menyiapkan segala keperluan untuk acara tersebut sejak Ghifari dan teman-temannya menginjakan kaki di pesantren. Mereka semua disibukan dengan acara yang sama sekali tidak diketahui

"Setelah selesai, semuanya masuk ke mobil" ucap Fuad

Ghifari dan yang lain merasa bingung. Bukankah seharusnya mereka berada di pesantren

"Gini, sebelumnya ana minta maaf karena tidak memberi info lebih jelas" ucap Fuad menghela napas

"Jadi, acaranya itu tabligh akbar di kota, semuanya dihadiri para ulama dan habaib dan juga Buya Liham, bahkan ada yang dari Maroko"

"Iya Akhi, lalu kita langsung menuju ke acara itu?" Tanya Ido

"Na'am, madza tantazr?" Ucap Fuad tegas ( Iya, tunggu apa lagi?)

Tanpa banyak bicara tim jurnalistik langsung menuju mobil yang telah disediakan

Mobil tim jurnalistik ikhwan sudah lebih dulu meninggalkan pelataran pesantren. Sedangkan mobil yang ditumpangi tim jurnalistik akhwat baru saja keluar pesantren.

Tidak membutuhkan waktu berjam-jam. Mobil tersebut sudah sampai di tempat acara. Acaranya begitu megah. Acara ini satu hari full. Untuk pagi sampai siang akan ada kajian dari para ulama termasuk Buya Liham. Dan untuk acara malamnya akan diadakan sholawat grup hadroh dari Jawa Tengah.

Tim jurnalistik sudah menyiapkan segala keperluan. Mungkin setelah acara selesai para tim jurnalis akan mewawancarai Buya Liham, itu pun jika Buya Liham tidak sibuk dan tidak terganggu. Sebelum mewawancari pun harus izin terlebih dahulu, dan semalam Fuad sudah meminta izin kepada beliau.

Ghifari duduk di pinggir jalan, rasanya Ghifari lemas, bagaimana tidak lemas Ghifari sedari tadi belum makan dan baru saja sampai pesantren Ghifari langsung menyiapkan keperluan jurnalis

Dari kejauhan sosok perempuan menatap Ghifari dan berjalan menuju tempat keberadaan Ghifari

"Akhi Ghifari?"

Ghifari mendongakkan kepalanya untuk melihat seseorang yang memanggilnya

"Anti?" Ghifari mengangkat sebelah alisnya

Perempuan itu duduk agak jauh dari Ghifari

"Sebelum ana berangkat pondok, Ibu ana menitipkan ini untuk antum" ucapnya dan memberikan tepak makan pada Ghifari

Tulisan GhifariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang