~•8. Maharaja Sri Rajasanagara Hayam Wuruk•~

364 14 0
                                    

Alolo guys!!

Gimana nih kabarnya???

Siapaa disini yang nunggu part ini upload??

Aku nulis part ini sekitar 3800 teks. Biar Rasa kangen Kalian sama cerita ini terbayarkan mwhehehe.

Aku rasa Kalian tau bagaimana cara menghargai Aku sebagai Author :D

Tekan tombol bintang yang berada di pojok kiri terlebih dahulu.

Sudah di tekan tombol bintangnya???

Okee kalau gitu langsung skuy baca!

I hope you enjoy this story

Happy Reading🙆💞

---

Setelah kejadian Aura, Rahma, Putri. Yang jatuh pingsan.  Penyebab dari segala inti Permasalahan ini adalah karena mereka bertiga ngga terbiasa Naik Kereta Kuda. Ditambah sepanjang perjalanan menuju Keraton, Jalanan yang mereka lewati adalah Jalanan yang penuh dengan bebatuan dan kerikil. membuat Kereta Kuda yang mereka tumpangi sedikit berguncang.

Err... sebenarnya ngga cuman mereka bertiga doang kok yang ngga terbiasa naik kereta kuda. yang lainnya juga merasakan hal yang sama, tapi mereka kuat-kuatin aja.

Kalau di Abad 21 kan mereka tinggal di Daerah Ibu Kota, dan sudah terbiasa naik Kendaraan modern dan Jalanan Ibu Kota di Tahun Abad 21 memang sudah mulus.  semulus harapanmu pada Doi ea...

Orang-orang yang berada di dalam Keraton, tentu sangat terkejut dengan kejadian naas barusan. Nertaja tentu sangat panik dengan ketiga temannya yang jatuh pingsan tadi. Bahkan Ia sendiri membubarkan kerumunan itu dan meminta para Emban Dalam Keraton untuk segera memanggil Tabib.

Tiga temannya yang jatuh pingsan, Kini sisa Ketujuh temannya yang masih bertahan. Melihat kondisi ketujuh temannya yang sudah terlihat lelah, lemas dan lesu, Nertaja pun mempersilahkan mereka untuk istirahat ke dalam kamar yang telah di sediakan. Karena Nertaja tidak ingin ada Temannya yang Jatuh Pingsan kembali.

Nertaja pun membawa Ketujuh temannya itu ke dalam Keraton. lebih tepatnya Kamar yang sudah disiapkan untuk mereka memang terletak di dalam Keraton. 

Sebelum masuk kedalam Keraton, mereka bertujuh sepakat untuk membuka alas kaki yang mereka dan menarohnya di dalam tas masing-masing. Karena di Keraton ini semua Orang tidak mengenakan Alas Kaki, Bahkan Nertaja juga. 

Selama perjalanan menuju kamar yang sudah di sediakan. Mereka bertujuh terpana dengan isi dalam keraton ini. Meskipun tergolong hidup di Abad ke 13. Menurut mereka, Keraton yang mereka pijak sekarang, Arsitektur banguanannya sama persis dengan beberapa Keraton di Abad 21.

Nertaja juga menjelaskan Kepada mereka tentang beberapa ruangan di dalam keraton, keseharian Orang-orang dalam keraton--Tentang Para Prajurit Keraton yang berlatih Setiap Pagi, Perjamuan yang di selenggarakan oleh Kakaknya--Hayam Wuruk. 

Kata Nertaja, Kakaknya itu--Hayam Wuruk dan Mahapatih Keraton mereka--Gajah Mada. Tengah Pergi ke Hutan untuk berburu.

Oh Iyah!! Selama menuju ke Kamar, Kedua Dayang Pribadi Nertaja, turut serta menemani Nertaja. Kalau kata Meli si, "ntuh Dua Dayang ngikutin Nertaja mulu, udah kaya Pisang dempet."

"Kitaa sudah sampaii!" Ujar Nertaja tersenyum sumringah.

Di depan mereka saat ini, terdapat sebuah Kamar yang mereka Yakini Kamar itu terbuat dari Kayu Pohon yang Kuat dan Kokoh. serta Pintu Kamar berwarna coklat tua, dilapisi dengan ukiran-ukiran di pintu. membuat Pintu itu terlihat elegan dan kokoh

Terlempar ke Majapahit-(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang