25.Berlibur

2.6K 353 112
                                    

"Kak!"

Rion yang masih berkutat dengan laptop-nya berdehem singkat tanpa menoleh pada si pemanggil.

"Besok jalan-jalan,ya? bosen gue.Keluar dari rumah cuma buat sekolah sama ke rumah sakit aja."

Kali ini Rion menoleh,menatap Alva yang tengah membaringkan tubuhnya di atas sofa ruang keluarga.Kemarin lusa,Alva memang telah diizinkan pulang,tapi masih harus bedrest minimal dua hari.

Kebetulan,besok adalah hari Minggu.Semakin semangat sajalah anak itu untuk merealisasikan niat jalan-jalannya.

"Emang mau kemana?"

"Ke bukit yang waktu itu pernah gue datengin sama kak Wira!!" jawabnya dengan semangat menggebu-gebu.

"Emang nggak capek?"

Alva menggeleng dengan mantap."Kalo capek istirahat lah."

"Tapi lo baru keluar dari rumah sakit."

Alva berdecak kasar.Sebenarnya Rion ini sedang berupaya menggagalkan rencananya atau bagaimana,sih?

"Nyari alesan banget sih! gue masuk RS kemarin juga buat kemo bukan gara-gara nge-drop."

Rion menghela napas cukup panjang.Jika ia mengabulkan keinginan Alva untuk pergi ke bukit,bisa saja kondisi anak itu mendadak drop.Akan tetapi,jika ia menolak keinginan Alva,anak itu pun pasti tak akan tinggal diam.Alva pasti akan mengajukan protes,lalu terjadi pertikaian dan berakhir ... ah tak perlu dijelaskan.

Lantas,langkah mana yang harus dirinya ambil jika semuanya berkemungkinan buruk?

"Lama banget mikirnya!!!!" geram Alva begitu melihat sang kakak masih betah melamun dengan pandangan mata ke arah laptop.

"Yaudah iya."

Senyuman Alva merekah dengan lebar,ia turun dari sofa.Kemudian melompat-lompat kecil sembari mengepalkan tangannya ke atas."YEEEY!!!" Mirip anak kecil sekali.Setelah merasa penat,ia kembali duduk."Beneran,ya,Kak! jangan lupa bilang ke kak Dava,oke!"

Rion tersenyum tipis—tipis sekali hingga Alva sendiri tak yakin sang kakak itu tengah tersenyum atau tidak—sembari mengangguk."Jangan petakilan dulu,simpen tenaga lo buat besok."

Alva mengangguk mantap,kemudian turun dari sofa.Berjalan menjauh dari ruang keluarga dengan langkah santai.Upaya untuk menyimpan energi.

Tiba di kamar,ia langsung membaringkan tubuh di atas ranjangnya.Menatap langit-langit kamar dengan senyum yang masih tersungging apik pada wajahnya.

Berlibur bersama kedua kakaknya yang lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah adalah sebuah kebahagiaan tersendiri baginya.

Dan kebahagiaan itu akan benar-benar terealisasikan sebentar lagi.

Semoga.

◎ ◎ ◎ ◎

Sayang,kenyatan yang ia dapat tak seindah ekspetasi yang Alva lamunkan semalam.

"Kenapa dadakan banget,sih? gue udah terlanjur janji sama temen mau main sekalian ngerjain tugas bareng."

Alva melengkungkan bibirnya ke bawah,memang salahnya juga sih tidak memberitahu keinginannya sejak jauh-jauh hari.Tapi,jika bukan sekarang,kapan lagi mereka dapat berlibur bersama?

"Yaudah kalian aja,nanti kalo masih sempet,gue samperin deh ke sana."

"Masa cuma gue sama—eh,kak Wira kan juga libur! ajak kak Wira aja deh!" Senyum Alva kembali terbit,setelah larut dalam kemurungan sejak beberapa saat lalu.

AdelfósTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang