4.Siswa baru

4.4K 484 53
                                    

"Udah masuk aja lo?"

Anggukan lesu dari Alva menjadi jawaban atas pertanyaan basi Zahran,ia kemudian duduk pada bangkunya.Membiarkan Zahran menatapnya dengan pandangan heran.

"Kenapa lagi sih tuh bocah,heran gue." Zahran menggeleng pelan,kemudian menyusul duduk pada bangku di sebelah Alva.

Zahran,Ezra,dan Alva memang duduk dengan posisi berganti tiap harinya.Kasihan memang yang duduk bersama salah satu dari tiga anak itu,jika tidak diajak bercanda,ya diajak gelud.

"Napa lagi sih lo? lama-lama gue daftar jadi dokter psikolog lah kalo punya temen kaya lo."

Satu alis Alva terangkat,wajah datar dengan tatapan tajam iu cukup membuat lawan bicaranya merinding."Maksud lo psikis gue nggak sehat?"

Sebuah cengiran terbentuk dari bibir Zahran.Sebelum menjawab,ia lebih dulu menjauh dari Alva.Takut jika anak itu akan mengeluarkan serangan mendadak.

"Gue nggak bilang gitu loh,Al."

"Mati lo kalo balik duduk sama gue." Alva mengeluarkan penggaris besinya dari dalam ransel dengan gerakan ala drama kolosal.

"Masih pagi udah tempur aja kalian."

Zahran menoleh pada Ezra."Gue duduk sama lo deh,Zra.Alva kerasukan psikopat."

Tatapan Ezra beralih pada Alva yang sedang asyik menggores meja dengan penggaris.Membentuk gambar abstrak yang cukup menarik.

Saking asyiknya berkarya,ia tak sadar jika bel masuk telah berbunyi dan seorang guru telah berjalan masuk ke dalam kelas dengan pandangan yang langsung tertuju ke arahnya.

"Merusak sarana sekolah itu poinnya 5,kamu udah berapa kali ngukir sejarah di meja itu?"

Alva tersentak begitu tatapannya bertemu dengan mata pak Esa,kemudian mengangguk sopan setelahnya."Pagi,Pak."

Setelah bersikap sok manis,ia menyalimi tangan pak Esa.Tak lupa satu tangannya yang lain menyembunyikan penggaris ke dalam laci.

Sosok paruh baya itu menggeleng pelan,sudah terlalu biasa melihat tingkah ajaib salah satu anak didiknya itu.

Beliau kemudian berjalan mundur hingga tiba di depan kelas.

"Saya cuma mau mengumumkan kalo bu Tiara nggak bisa mengajar hari ini karena kerabatnya ada yang meninggal."

Satu kelas mengucap istirja' secara susul-menyusul,walaupun sebenarnya ada beberapa yang merasa bahagia karena jamkos.Iya,mana ada murid yang tak bahagia ketika jam kosong.

"Tapi ada tugas dari bu Tiara,nanti sekretarisnya tolong tulis tugasnya di papan tulis."

Fianna-si sekretaris kelas-mengangguk.

"Itu tugasnya sudah saya taruh di meja,kalo ada yang susah tanya aja ke temennya.Jangan tanya saya,oke."

"SIAAP,PAK!" Alva adalah salah satu dari sekian siswa di kelas yang sangat semangat ketika mendapat tugas,tapi saat jam kosong.

"Saya tinggal dulu,nanti istirahat pertama dikumpulkan di mejanya bu Tiara."

Alva mengangkat jarinya.Pak Esa yang tadinya sudah ingin pergi,akhirnya mengurungkan niat.

"Pak,kalo dikumpulinnya pulang sekolah boleh nggak?"

"Ya nggak boleh,nggak tanggung jawab namanya."

"Tapi-"

"Nishad kalo nanti istirahat masih ada yang belum selesai,langsung tarik aja bukunya ya?"

AdelfósTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang