|| SIX ||

229 32 8
                                    


Hari ini langit begitu kelam. Seakan paham dengan kondisi berduka nya kerajaan Abok atas meninggalnya putri kerajaan generasi keenam. Park Junmyeon. Putri yang berani menyelamatkan semua aset-aset berharga. Bersama pahlawan yang lain, Do Kyung-soo. Kedua wanita yang merupakan istri dan ibu itu mempertaruhkan nyawa demi semua berkas administrasi kerajaan yang berharga tak ternilai.

Berkas administrasi itu adalah aset paling penting. Jika semuanya lenyap, sama saja kerajaan seperti manusia yang kehilangan kedua kaki. Lumpuh dan tidak bisa berjalan dengan baik. Demi keutuhan itu, Junmyeon juga Kyung-soo rela mengorbankan nyawa hingga berkas-berkas itu tidak lenyap dalam kobaran api. Justru tetap aman dalam ruang penyimpanan bawah tanah yang tidak diketahui siapapun selain mereka orang-orang kepercayaan kerajaan.

Nyatanya, kedua mayat yang terbakar bersama beberapa mayat lainnya memanglah Junmyeon dan Kyung-soo. Mulai dari sisa potongan pakaian, cincin pernikahan putri Junmyeon, kalung kepala staf Kyung-soo sampai tes DNA yang sudah dipastikan oleh kepala dokter rumah sakit kerajaan Abok. Semua itu nyata jika keduanya memanglah mereka.

Chanyeol berdiri di depan cermin dengan pakaiannya yang gagah. Hari ini dia akan memberangkatkan mayat adiknya dan temannya. Juga beberapa prajurit dan polisi yang tewas demi mengamankan kondisi di Abok. Memberikan hormat pada mereka yang mengorbankan nyawa. Sampai sekarang, masih menjadi tanda tanya atas keberadaan penasehat kerajaan yang menghilang. Tapi, kondisi sekarang menyita semua atensi Chanyeol selaku raja.

Chanyeol turun dari kamarnya. Menyusul semua orang yang sudah menunggu kehadirannya. Dia bisa melihat, di sana ada Sehun yang berdiri dengan kepala tertunduk. Wajahnya terlihat buruk dan masam. Bahkan matanya tak berhenti berkaca-kaca.

Ada Jongin yang berdiri di sebelahnya. Namun, tidak segagah biasanya. Pria itu terlihat lemah dan hancur. Bahkan wajahnya sangat kusut dan muram. Seakan tidak lagi bersemangat setelah tahu bahwa Kyung-soo, kepala staf kerajaan yaitu istri tercintanya pergi selamanya. Meninggalkan dia dengan balita kecil mereka.

Chanyeol mengangguk pada semua yang memberi hormat. Meminta untuk segera berjalan dan melaju menuju pemakaman.

Chanyeol masuk ke dalam mobil dimana Jongin masih tetap profesional atas tugasnya. Membawa sang raja dengan selamat. Sementara Sehun, berada di mobil belakang. Dengan melamun dan masih amat terpukul atas kepergian Junmyeon yang tidak terduga.

Sehun, kau tahu kan bahwa nyawaku bukan hanya milikku. Apapun yang terjadi nanti jangan marahi aku. Kau itu selalu begitu. Biar aku menunjukkan tugas ku sebagai putri kerajaan.

Oh Min-Jun, kau harus jadi perdana menteri seperti papa ya ? Jadi orang yang tegas, berani dan jujur. Cintai perempuan seperti papamu mencintai mama. Okay ? Pintar sekali anak mama.

Semua potongan-potongan memori dan perkataan Junmyeon masih melintas di kepalanya. Seakan tidak berhenti menyiksa Sehun. Hatinya teremas dan otaknya seakan ingin pecah.

Suara deruan mobil dan sirene ambulans memasuki wilayah pemakaman khusus anggota kerajaan dan para jejeran pengabdi setia. Pertama sekali mereka pergi ke lahan khusus untuk anggota inti untuk memakamkan Junmyeon.

Chanyeol menatap nanar saat peti berwarna cokelat berisikan adiknya masuk dalam lubang tempat peristirahatan terakhir. Ditimbun oleh tanah dan dikelilingi karangan bunga mewah. Bersama pemimpin agama yang memimpin upacara penguburan dengan hikmat.

"Kepada putri kerajaan Abok generasi keenam. Kepada adik dari yang mulia raja Abok Park Chanyeol, istri dari perdana menteri Oh Sehun dan ibu dari Oh Min-Jun. Kepada penyelemat kerajaan, tuan putri Park Junmyeon, tuan putri Clara Park. Beri penghormatan terakhir." Ucap pemimpin upacara.

Semuanya membungkuk memberikan penghormatan terakhir pada Junmyeon. Dengan perasaan yang gundah dan berkabut. Terutama Chanyeol dan Sehun yang seakan tidak bisa mengangkat kepala lagi.

 The Strongest Kingdom (Mini Fanfic) (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang