Prolog

8K 185 0
                                    

Lembayung senja kota Bandung menemani langkah kecil gadis bertubuh kurus dengan helaian rambutnya yang berjatuhan beranjak keluar dari ikat rambut yang sedang dipakainya.

Ada kekhawatiran di dalam pikiranya. Ada yang menyadarkanya untuk berlari setelah Ia melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 18.55, yang artinya 5 menit lagi serial film kesukaannya akan segera mulai di bioskop.

Langkahnya melambat saat menghampiri layar di belakang wanita yang menunjukan jadwal jadwal film yang sedang diputar. "Pirates of Caribbean?" Tanpa segan Dinar bertanya dengan harapan masih tersisa tiket untuknya meskipun filmnya sudah diputar 7 menit yang lalu.

"Yang jam 20.30 mbak?" Tanya wanita penjaga tiket itu, yang artinya Dinar harus menunggu hingga larut untuk menontonya dan ia tidak mungkin memaksakan itu mengingat bis yang Ia tumpangi sudah tidak ada jika lewat jam 10 malam.

Begitu bodohnya Ia, jauh-jauh berkelana ke daerah bandung tengah hanya untuk mendapatkan harga nonton murah. Padahal kost-an dia berada di Bandung Timur. Dan semua itu sia-sia, kini Ia hanya dapat mengumpat sendiri dalam hatinya karena hal yang Ia lakukan kali ini benar benar bodoh.

Dinar memang gadis yang nekat, tak jarang ia melakukan perjalanan sendirian bila sahabat baiknya, Fero tidak bisa menemaninya. Ia memang suka berpergian sendiri saja, bahkan untuk mendaki dan camp di beberapa gunung pun sudah banyak Ia lakukan sendiri.

***

Kini ia harus berjalan lagi sampai menemukan angkutan umum.

"Sial!!!! Hari yang melelahkan dan aku tidak dapat apa-apa." Kesal Dinar sambil mengitari jalanan Braga ditemani lukisan-lukisan unik.

Tempat ini memang khas dengan tempat para penjual lukisan indah yang menompa kehidupanya disini. Dengan pijakan jalan berupa paving block dan bangunan yang terkesan bernuansa Belanda-kuno, Jalan Braga yang terdapat di tengah Kota Bandung ini banyak dikunjungi terutama pada saat malam Minggu.

"Excusme, wait! Please, help me! " Ucap seorang pria kaukasoid kepada Dinar.

Ia yang heran hanya menengok ke kanan dan ke kiri meyakinkan kepada siapa tepatnya pria ini berkata.

"Me?" Telunjuk Dinar mengarah padanya untuk meyakinkan apakah dia yang dituju.

"Ya!" Seru pria itu bersemangat.

"Can you help me? I was very difficulty in speaking Indonesian and my English is not good." ucap pria itu.

"Baiklah, what can i do for you, if I could only Indonesian and my English is not good anyway?" Ucap Dinar yang mulai bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya dilakukan oleh pria ini dan apa yang akan Ia lakukan selanjutnya.

"I just need your money, no more." ucap pria itu dengan santai. Seolah meminta uang pada orang asing adalah hal yang lumrah.

Dinar terperanjat, sadar dirinya sedang dalam bahaya. Seketika dia berteriak membuat orang yang berlalu-lalang menatap kearah mereka. "No! I know Who you are!"

"What?seriously?"

"Brengsek! Dasar orang jahat! Kau pikir bisa memalak gadis lemah sepertiku hah? Kau pikir aku takut padamu?"

Seketika Dinar memukul orang itu dengan tottebag yang Ia bawa dan lari terbirit-birit. Seolah tidak ingin kehilangan cahaya mataharinya, pria tadi mengejar Dinar dengan terus meneriakinya untuk berhenti.

"Please stop! Hanya kau yang aku punya." Ucap pria itu seolah mengiris hati Dinar ke bagian yang paling dalam, gadis itu kini berdiri memaku di ujung jalan. Menahan banjir yang membendung di ujung matanya.

"Nona?" suara lembut pria itu mengiringi air mata yang tidak bisa melawan gravitasi. Tanpa berpikir panjang Dinar membalikan badanya kehadapan pria itu dan memeluknya.

"Nona? Are you okay?" Ucap pria itu yang terheran melihat wanita yang tadi sangat begitu menakutinya sedang terpuruk di dadanya yang kini sudah terasa basah terkotori air mata Dinar.

"I'm okay, oh sorry about this" ucap Dinar yang sadar dia sedang memeluk erat pria kaukasoid itu dengan air mata membasahi bajunya. Ia langsung mengusap dada bidang pria itu dengan rasa malu dan berasalah.

Astaga hal bodoh apa lagi yang aku lakukan kali ini, kau benar benar bodoh Dinar! Umpatnya.

"Okay okay enough, please stop it" ucap pria itu yang mulai risih karena yang Ia butuhkan hanya uang saat ini, tak lebih dari itu.

"Can you help me now?" Sambungnya setelah Dinar berhenti mengelap baju pria asing itu menggunakan tisu dan meninggalkan sisa sisa tisu di bajunya dan membuat keadaan baju pria itu tidak lebih baik dari sebelumnya.

"But i'm sorry kau tidak bisa meminta uang dengan mudah kepada seorang asing yg baru saja kau temui. Sir i'm sorry i must go" ucap Dinar melihat jam tangannya, sudah jam 8 malam dan ia masih berada di kawasan Braga.

Dengan ketidak peduliannya Dinar meninggalkan pria itu meskipun masih banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan. Dari mana dia berasal? Untuk apa uang itu? Mengapa ia Sendiri di sini? Dimana ia tinggal kini?. Berapa uang yang dia butuhkan?

Tapi baginya sampai di halte bus sebelum jam 10 malam itulah yang terpenting atau Ia tidak bisa pulang.

***************

Desakan orang didalam bus itu membatasi Dinar untuk melihat keluar tempat duduknya itu. Ia yang sudah lelah berlarian dan berjalan kaki itu terlelap tanpa Ia sadari orang yang duduk di sebelahnya pun sudah berganti.

Kelokan jalan Bandung sudah tidak diperdulikanya lagi, Dinar yang duduk di dekat jendela bus itu beberapa kali kepalanya terbentur kaca, hingga akhirnya Ia terlelap di bahu seseorang yang duduk disebelahnya.

"Teh ini udah mau Jatinangor" ucap kenek bus yang sebelumnya diberitahukan Dinar untuk membangunkannya jika sudah masuk Jatinangor.

Dinar meratapi senyum manis di hadapannya dengan bola mata biru indah yang Dinar yakin ini familiar baginya.

Pria itu! Pria yang kutemui di Braga, mengapa dia duduk di sampingku? Apa dia benar benar membutuhkanku? Atau dia orang jahat? Atau hanya kebetulan kita bertemu kembali?

"Sir? Apa yang kau lakukan disini?"

Pria itu hanya tersenyum dengan manis mengabaikan mimik muka terkejut dan ketakutan yang Dinar berika padanya.

***

Ini cerita udah direvisi, semoga suka dan jadi lebih baik dari sebelumnya ya!
Dari jalan ceritanya sendiri gak banyak yang diubah, paling nanti part yang agak bertele-tele bakal di ganti/hapus tapi inti ceritanya tetap sama.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang