28. Konflik

5.3K 837 330
                                    

Raya sekarang berada di jok depan mobil Ale, duduk menghadap luar dengan pintu mobil yang terbuka. Di depannya ada beberapa orang yang berusaha menenangkannya.

"Ya, gue udah denger soal kejadian tadi. Maaf ya, karna gue juga ga serahin data mahasiswa baru, lo jadi kena amuk sama Haidan.." ujar Keiji sambil berlulut di depan cewek yang masih sesenggukan itu.

"Bukan salah lo.. Emang si Haidan nya aja yang sensitif banget hari ini.." jelas Jeno membela Keiji. "Ntar gua coba negur dia.."

"Gausah.." ujar Raya lirih. "Bener kata Haidan. Gue yang ga becus.."

"Ya! Lo kok kaya gini sih? Biasanya lo tuh marah bukan nangis! Ayo dong jangan gini. Gue ga bisa liat lo begini.." ujar Keiji yang ga ngerti kalo Raya sampe nangis di depan banyak orang gini ya karna kekecewaan hatinya udah terlalu dalam.

"Eh ngapain rame-rame?" Naresh yang yang baru dateng dan kebetulan sedang memarkirkan motornya di sebelah mobil Ale. Di belakangnya terlihat Lia yang sedang memeluk box besar yang isinya mungkin keperluan untuk sesi games nanti.

"Loh Raya kok nangis?" Tanya Naresh ketika menyadari Raya yang menjadi pusat kerumunan kecil itu.

"Hah? Raya nangis?" Ujar Lia heboh sambil mendorong Naresh menyingkir dari depannya.

"Siapa yang bikin?!"

Semua yang ada disitu liat-liatan. Seakan saling menunjuk satu sama lain untuk menjelaskan kejadian yang dilewatkan dua sejoli ini karna sibuk menjemput perlengkapan ospek kesana-kemari.

"Ga ada yang mau jelasin nih?" Tanya Naresh yang keliatan mulai kesal.

"Apa perlu gua teriakin siapa yang bikin Raya nangis sekarang?" Ancamnya.

Jeno kaget, "Jangan anjing!"

"Ya kalo gitu jelasin bangsat!"

"Temen lu! Bentak Raya di depan banyak orang tadi."

"Temen gua siapa?"

"Haidan."

"Wah anjing.." ujar Naresh lalu hendak meninggalkan tempat itu sebelum tangannya ditahan sama Jeno.

"Mau kemana lo?"

"Mau nonjok si Haidan lah! Biar dia sadar! Gila dia lama-lama deket-deket sama cewek propokatif itu!"

Naresh keliatan emosi banget.

"Udah woy! Berisik banget sih!" Raya ngamuk.

Tanpa sadar mereka yang ngerubungin Raya merasa lega karna cewek itu udah bisa ngamuk lagi.

"Sekarang gimana, Ya? Mau pulang aja apa gimana?" tanya Ale.

"Jupi mana?" tanya Raya.

"Tadi ikut nganter anak-anak yang pada tepar ke poliklinik.." ujar Keiji.

"Gue mau ke Jupi.." ujar Raya.

"Yaudah sama gua.." ujar Ale lalu bergegas memasuki mobilnya.

"Kalo butuh apa-apa chat kita aja ya, Ya?" Ujar Keiji sebelum memperbaiki posisi duduk Raya dan menutup pintu mobil buat cewek itu.

"Raya jangan nangis lagi! Kalo nangis  fix gue sama Naresh ngelabrak Haidan saat itu juga!" Ujar Lia dengan wajah galaknya.

Raya ngangguk-ngangguk doang dari jendela mobil yang sengaja dia turunin.

"Ce, titip tim medis ya.." ujar Raya kepada Cece yang daritadi diem aja memperhatikan mereka.

"Iya. Lo hati-hati ya.."

PANGLIMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang