40. Tragedi 69

7.8K 844 125
                                    

Semester ini jadwal mata kuliah Raya padet banget. Apalagi ditambah kesibukan barunya di KPU yang resmi dilantik beberapa hari lalu.

Ya, siasat Haidan untuk menyisipkan orang-orang kepercayaannya ke KPU ternyata berhasil 100%. Angga jadi Ketua, Raya jadi Sekretaris, Lia jadi bendahara, dan beberapa yang lainnya menduduki jabatan ketua divisi, contohnya Sandri dan Shilla.

Iya Shilla. Cewek itu udah balik lagi. Dan keselnya Raya, Haidan ga bilang-bilang bakal masukin cewek itu ke kepengurusan KPU tahun ini.

Oke lupakan perihal Shilla dan urusan KPU sejenak.

Hari ini, Raya udah janjian sama Sisi untuk mengajarinya bawa motor. Memang telat banget sih. Tapi keperluan yang buat Raya harus bolak balik kesana-kemari membuat cewek itu memutuskan untuk belajar naik motor. Daripada duit bulanannya tipis perkara naik gojek terus.

Jangan tanya kenapa ga Haidan aja yang anter jemput. Karna setelah mulainya ajang Pemilihan Raya tingkat Fakultas, Haidan jadi sibuk banget kesana kemari memperkenalnya sang teman seperjuangan yang bakal mencalon tahun ini.

Boro-boro mau direpotin, bales pesan aja 3 jam sekali.

"Siap cuy?" tanya Sisi setelah menjelaskan dengan singkat dasar-dasar cara mengendarai motor ke Raya.

"Siap!" ujar Raya.

Dia udah siap di jok kemudi. Sementara Sisi ikut duduk di belakangnya.

"Oke, starter." suruh Sisi.

Raya berhasil.

"Pinter, sekarang gas. Pelan-pelan aja. Kalo udah stabil baru naikin kecepatannya.."

Raya nurut. Pelan-pelan ditariknya gas motor matic itu dan berhasil! Mereka melaju dengan kecepatan yang konstan.

"Berhasil! Yey!" sahut Raya girang.

"Bagus! Sekarang, belok!" suruh Sisi.

"Hah?" Ujar Raya. Tiba-tiba dia jadi gamang.

"Lo belum ngajarin cara belok, Si!"

"Ya ampun! Ya tinggal belok, Raya!"

Raya yang panik mulai tidak bisa mengontrol tarikan gasnya.

"Yaudah berenti dulu! Berenti!" Ujar Sisi yang ikutan panik.

Niat hati ingin menurunkan kecepatan, Raya malah menarik gasnya membuat motor yang dia kendarai melompat.

"Rem, Ya! Rem!" Ujar Sisi sambil menepuk-nepuk pundak Raya.

Raya ga mikir panjang langsung menarik rem tanpa melepaskan gas ditangannya, menyebabkan motor yang dia bawa jadi tergelincir dan akhirnya jatuh terseret di tanah.

Raya ga bergerak setelah terbanting menyentuh tanah. Sedangkan Sisi yang terpelanting ke depan untungnya masih sanggup merogoh tas selempangnya dan menelpon Jeno.

"By! Aku sama Raya kecelakaan di Lapangan 69!"

.
.
.

Raya tadi ga pingsan. Cuma shock aja. Ga lama setelah Sisi bantuin Raya duduk, Jeno dateng pake motornya terus mesen go-car buat bawa dua cewek itu ke rumah sakit. Karna kalo nelpon ambulan bakal taun depan sampenya.

Setelah menelpon salah satu temennya buat amanin motor Sisi, Jeno langsung ngebut nyusul Sisi dan Raya ke rumah sakit.

"Haidan ga sama kamu?" tanya Sisi ketika Jeno dateng nyamperin dia di ruang UGD.

"Tadi pisah. Trus ga bisa dihubungi lagi sekarang.." ujar cowok itu sambil menatap khawatir ke ceweknya.

"Kamu gapapa kan?" tanya Jeno sambil mengecek badan Sisi.

PANGLIMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang