HMH || Part 01

2.9K 158 2
                                    


Hari ini, merupakan hari terburuk bagi Adara Indraswari. Wanita yang menyandang status jomblo kemarin, Diputuskan oleh pria yang selama ini ia berharap akan membangun rumah tangga dengannya, namun naas harapan tersebut hancur ketika pria itu memutuskan dirinya, bahkan ia ditinggal nikah oleh kekasihnya. Ah ralat! Mantan kekasihnya itu.

Sial dia ketinggalan satu langkah olehnya!

Dan tadi bagi ia diberi tahu oleh Tari– teman kantornya dia mengatakan bahwa perusahaan yang selama tiga tahun ini ia berkerja disana mengalami masalah besar. Bahkan perusahaan tersebut tengah di ujung tanduk, dan dikabarkan akan tutup.

Sebenarnya Dara sudah tahu mengenai masalah ini dari beberapa bulan yang lalu. Perusahaan di bidang properti itu mengalami kerugian dalam kurun dua tahun. Alhamdulillah nya setelah beberapa bulan sahamnya kembali naik sedikit demi sedikit, tidak banyak, namun semua karyawan berusaha agar perusahaan tersebut tidak mengalami kehancuran.

Namun takdir berkata lain, perusahaan tersebut bangkrut dan semua karyawan terkena PHK, termasuk Dara dan Tari juga sama terkena PHK. PT Sumber Makmur mengalami kerugian terus menerus selama dua tahun, dibuktikan dengan adanya laporan atau audit akuntan publik. Jika perusahaan mengalami kerugian atau force majeure, maka karyawan yang mengalami PHK berhak mendapatkan 1 kali uang pesangon, 1 kali upah penghargaan masa kerja, dan uang penggantian.

Dara bersyukur dengan adanya uang pesangon ia masih punya uang untuk biaya sehari-harinya, setidaknya Dara punya pegangan untuk dua bulan kedepan.

••••

"Lo kenapa, Dar? Dari tadi gue liat ngelamun mulu," ucap Ranti memecah keheningan diantara keduanya. Kini mereka tengah berada di salah satu cafe yang sedang trend di kawasan kota Bandung, memiliki ciri khas dan daya tarik sendiri sehingga para pengunjung betah, tempat ini sangat cocok dijadikan tongkrongan anak muda.

Dara sedikit tersentak, menghela nafasnya kasar kemudian menatap Ranti. "Gak tau kenapa, akhir-akhir ini ngerasa berat banget," sebelum melanjutkan ucapannya Dara memijit kedua pelipis matanya, "Masalah yang satu belum selesai, eh, ini malah nambah lagi." sambung Dara.

Dahi Ranti mengerut setelah mendengar perkataan sahabatnya. Pantas saja dari tadi sikapnya seperti tengah memikirkan sesuatu. Ranti sedikit meringis ketika melihat wajah Dara, terdapat lingkaran hitam dimatanya mungkin dia tidak tidur semalam, apalagi dia melihat mata Dara membengkak. Entah apa yang sedang terjadi pada sahabatnya ini, dia harap Dara menceritakan semuanya kepada dirinya.

"Lo lagi ada masalah, ya? Coba cerita ke gue, siapa tahu gue bisa bantu lo,"

Dara menghembus nafasnya pelan sebelum bersuara ia mengacak rambutnya frustasi. Ranti melihat nya pun menggelengkan kepala. Rambut Dara kini sedikit berantakan karena ulahnya sendiri.

"Astaga, Dara! lo ngapain sih ngacak-ngacak rambut segala, nanti orang lain liat lo dikira orang gila,"

Mata Dara melotot. "Sembarangan!"

Ranti tertawa.

"Gue di PHK, Ran. Tadi sebelum kesini gue habis dari kantor ngambil uang pesangon. Gue bener-bener gak tau harus kerja apalagi sekarang. Padahal gue udah betah kerja disana." jelas Dara.

Ranti yang tadinya tertawa kemudian terhenti setelah mendengar penjelasan dari Dara yang sukses membuat dirinya terkejut. "Yaallah, Dar, yang sabar ya. Gue berusaha bantu untuk nyari pekerjaan buat lo. Lo tenang aja, oke?"

Dara mengangguk pelan. Ia terharu melihat ketulusan dari Ranti. Dara sangat bersyukur mempunyi sahabat seperti dia. Dari jaman SMA sampai sekarang persahabatan mereka langgeng. Bahkan kini usia keduanya menginjak 25 tahun hubungan pertemanan masih tetap sama seperti dulu. Apalagi Ranti sekarang dia sudah menikah dan mempunyai anak yang cantik berumur dua tahun.

Dara tersenyum. "Makasih lo udah mau bantuin gue." Dara menghapus sudut matanya yang sedikit berair. Dara beranjak dari kursi niat hati ingin memeluk sahabatnya tapi ia urungkan melihat wajah Ranti yang menatapnya galak seolah tidak mau ia peluk. Dara terkekeh melihatnya, dari dulu memang Ranti ini sangat tidak suka jika ada yang meluk dirinya, bahkan Orang tuanya pun ia tolak, katanya geli kalau ada yang meluk dia.

"Gak usah peluk-peluk lah, geli gue." Ranti bergidik ngeri.

Dara memutar bola matanya. "Alah! Giliran sama suami aja mau. Dasar bucin." cetus Dara.

Ranti nyengir lebar. "Itu pengecualian hanya suami dan anak gue yang boleh meluk," balas Ranti membuat Dara mendelik menatapnya.

"Bucin sama suami sendiri emang salah? Lo ngiri ya? Udah sana minta nikahin sama si Arya, biar ada yang meluk lo."

Dara menghela nafas panjang, tubuhnya mendadak lemas mendengar nama mantannya itu. Jujur di dalam lubuk hati Dara masih tersimpan nama itu. Sangat sulit untuk melupakan, banyak kenangan indah bersamanya yang mungkin untuk saat ini Dara belum bisa melupakannya. Dara masih berharap hubungan antara dirinya dan Arya masih bisa dipertahankan, tapi sayangnya itu tidak mungkin terjadi mengingat sebentar lagi Arya akan menikah.

Dara menundukkan kepalanya, ia tidak mau Ranti melihat Dara yang sedang menangis. "Gue sama Arya udah nggak ada hubungan apa-apa lagi. Kemarin gue diputusin sama dia." air mata Dara luruh kembali mengingat kejadian kemarin.

Ranti menutup mulutnya kaget mendengar ucapan Dara. Ranti benar-benar kasihan kepada sahabatnya dia jadi tak tega melihat Dara menangisi pria itu.

"Lo serius, Dar? Gak tipu-tipu kan?"

"Mana mungkin gue bohong, dia sendiri yang ngomong ke gue langsung, sekalian ngasih surat undangan," Dara menatap Ranti sendu. Raut wajahnya menyiratkan kesedihan yang tak bisa disembunyikan.

"Gila! si Arya mau nikah? Bener-bener, ya, tu cowo brengsek banget. Liat aja kalau gue ketemu bakal gue hajar habis-habisan!" Ranti teriak, rasa kesal dan ketidak sukaan kepada pria itu kian terlihat di raut wajahnya.

Dara membelalakkan matanya. "Jangan! Udahlah ngapain kayak gitu? Buang-buang waktu aja."

Ranti mengangkat satu alisnya. "Ngapain lo ngebela dia?"

••••

TBC

Note:

Sebelumnya mohon maaf kalau ada informasi atau penjelasan yang salah mengenai masalah kebangkrutan di perusahaan/ kantor yang sudah aku bahas di atas.

Belum ngerti dalam dunia perkantoran jadi maaf ya kalau gak sesuai, soalnya aku cuma patokan dari Google:)

Janlup buat vote dan coment!

Seeuu!

Hi, My Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang