Part 10.

225 20 4
                                    

( short chap )

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Dowoon mengamati Jaehyun dan Taehyun yang sedang bermain di halaman belakang rumah dari balik pintu kaca rumah mereka. Halaman yang dulu gersang kini berisi berbagai mainan untuk anak-anak. Tentu itu adalah hasil karya dari tuan dan nyonya Yoon untuk cucu-cucunya. Kedua orang tua itu terlalu memanjakan cucu-cucunya. Dan Dowoon maupun Younhyun tidak bisa mencegahnya. Tangan Dowoon kini sibuk menata piring dan peralatan makan lainnya diatas meja sambil sesekali tetap melirik ke arah anak-anaknya bermain. Matahari sudah berada di posisi tertingginya, dan itu menandakan sudah saatnya makan siang. Kegiatan Dowoon terhenti sesaat saat ia merasakan sebuah tangan sudah mendarat dengan sempurna di pinggulnya.

" apakah pekerjaanmu sudah selesai hyung?" tanya Dowoon tanpa membalikkan badannya.

" yups... beberapa berkas sudah kuperiksa dan tadi sempat meeting sebentar. Apakah ini terong? Enak sekali Dowoon-ah" Younghyun sudah memasukkan beberapa potong terong goreng yang dibuat oleh Dowoon dengan tangannya yang langsung dihadiahi pukulan lembut dari Dowoon.

" tanganmu kotor hyung" yang hanya ditanggapi senyum lebar dari Younghyun.

" jam berapa eomma dan appa akan sampai Dowoon-ah?" Younghyun kini sudah duduk dengan manis di salah satu kursi. Matanya menatap lapar semua makanan yang sudah tersaji didepannya. Terong goreng, telur dadar, dan baechu kuk. Perut Younghyun tiba-tiba berbunyi dengan keras.

" sebentar lagi sepertinya mereka sampai" dan benar, tak berselang lama terdengar suara pintu depan terbuka dan suara langkah kaki yang mendekat.

" Jaehyun... Taehyun.. halmoni datangggg" teriak wanita yang berusia 50 tahunan itu. Dibelakangnya tuan Yoon mengikuti dengan kedua tangan yang sibuk memegang tas yang entah berisi apa.

" selamat datang appa.. eomma.." sambut Younghyun yang langsung menghampiri mertuanya itu. Ia segera mengambil alih tas yang dibawa oleh tuan Yoon dan meletakkannya di kitchen bar.

" ne... itu isinya Kimchi dan ayam goreng..." ucap tuan Yoon sambil melepaskan mantelnya dan meletakkannya di lemari yang khusus untuk menyimpan jaket dan sepatu. Younghyun mengangguk paham dan kini mulai membuka tas itu. Mengeluarkan isinya dan menatanya. Sedangkan Dowoon sibuk menyiapkan minuman untuk orang tuanya yang datang.

" appa dan eomma sudah makan siang?" tanyanya sambil membawa minuman itu kemeja ruang keluarga, dimana sang appa sudah duduk. Eommanya sudah sibuk berkejaran dengan anak-anaknya di halaman rumah.

" belum... kami memang berniat untuk makan siang bersama kalian. Setelah itu kalian jadi pergi?" tuan Yoon memperhatikan istri dan cucu-cucunya bermain. Tangan kanannya mengambil cangkir berisi teh yang sudah disediakan Dowoon tadi.

" ne appa.. nanti aku dan Younghyun jadi pergi. Apakah benar tak apa menitipkan Jaehyun dan Taehyun pada kalian selama beberapa hari? Aku takut anak-anak merepotkan kalian appa" Dowoon berucap sambil kini menata mangkuk berisi nasi diatas meja. Bisa didengar tawa tuan Yoon sebagai jawaban dari pertanyaan Dowoon itu.

" aigoo Dowoon-ah, kau tenang saja. Taehyun dan Jaehyun itu cucu kami, tentu kami akan sangat senang menghabiskan waktu dengan mereka. Selama ini kami hanya mempunyai waktu beberapa jam atau hari untuk bertemu dan bermain dengan mereka, jadi kesempatan seperti ini tentu sangat berharga bagi kami. Itu tidak merepotkan Dowoon-ah... malah ini membuat eomma dan appa senang" jelas tuan Yoon panjang lebar. Dowoon menghembuskan nafas lega mendengarnya. Jaehyun dan Taehyun sedang memasuki masa dimana mereka sedang sangat aktif dan penasaran akan banyak hal baru. Serta usia orang tuanya yang tak lagi muda, membuatnya takut untuk meninggalkan dua anak kelewat aktif itu. Ia takut membuat ornag tuanya kelelahan.

"terimakasih appa..." ucap Dowoon tulus sambil tersenyum pada sang ayah. Tuan Yoon ikut tersenyum padanya sebelum kembali berkata.

" Tapi apa benar kau tak apa untuk melakukan perjalanan ini? Melakukan pekerjaan ini? Aku dengar dari Younghyun kau sempat mengalami hal itu lagi. Apakah kau baik-baik saja Dowoon-ah?" Dowoon terdiam sejenak mendengar pertanyaan itu. Tangannya yang sedari tadi sibuk diatas meja makan mendadak terhenti membeku. Younghyun yang melihat itu hanya menghela nafas sejenak sebelum menghampirinya dan merangkul perut kecil Dowoon. Gerakan intim itu membuat Dowoon kembali kekesadarannya.

" tidak apa appa.. aku bisa mengatasinya kok. Mungkin kemarin hanya sedikit lelah saja jadi aku kembali mengalaminya" jawab Dowoon setelah melepas pelukan Younghyun dan menepuknya pelan untuk meyakinkannya jika ia baik-baik saja.

" Kau sudah menemui dokter Im?" tuan Yoon bertanya lagi sambil berjalan kearahnya. Dowoon menggelengkan kepalanya cepat sambil tetap tersenyum walau agak sendu. Melihat hal itu tuan Yoon hanya menghela nafasnya pelan.

" Jika kau tidak sanggup, jangan paksakan nak. Kau sudah berjuang selama ini dan kau berhasil bertahan. Lakukan apa yang membuatmu bahagia Dowoon-ah.. jangan siksa dirimu sendiri. Ingatlah, kami ada disampingmu. Kami akan selalu mendukungmu sampai kapanpun Dowoon-ah"

Dowoon menatap pria yang sudah tidak muda itu dengan pandangan berterimakasih. Dilebarkannya senyum yang ada diwajahnya.

" Ne appa.. aku bahagia melakukan semua ini. Aku yakin aku bisa mengatasinya dengan baik. Tenanglah " ucap Dowoon mantap. Tuan Yoon tersenyum mendengarnya. Younghyun yang sedari tadi ada disitu ikut tersenyum melihat interaksi ayah dan anak itu. Kemudian ia berdeham untuk menarik perhatian keduanya.

" Ja... sekarang mari kita makan siang dulu Dowoonie.. appa... Aku akan memanggil eomma dan anak-anak untuk makan siang juga ne" Younghyun segera keluar dan memanggil anak-anak serta mertuanya. Tuan Yoon yang sudah berdiri disamping putranya meletakkan tangannya di pundak Dowoon. Kini Dowoon dan tuan Yoon saling berhadapan. Wajah tuan Yoon sangat berwibawa dan itu juga yang membuat Dowoon sangat menghormati ayahnya itu.

" appa senang kau bahagia nak" ucap tuan Yoon sambil menepuk-nepuk bahu Dowoon. Dowoon tersenyum mendengar hal itu.

" ne appa... dan semua ini adalah karena eomma dan appa juga... terimakasih slalu membuat Dowoon bahagia" Dowoon berujar sambil menatap mata sang ayah. Keduanya saling tersenyum. Kemudian mereka duduk di kursi masing-masing sambil menunggu orang tersayang mereka duduk bersama mereka.

.

Our (new) PageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang