CHAPTER O5

124 11 2
                                    

L, entah dimana dia berada

Begitulah isi selembar kertas menyebalkan itu. Isinya lebih tidak jelas daripada motifnya menculik kak Nitisara untuk di pulangkan.

"L apa sih L??" Sakya bertanya tanya.

"Lanh Group bukan sih??" Nizar menyahut.

"Lo gue end kali jawabannya."

Khafi di hadiahi satu jeweran dari Dee karena jawabannya yang tidak masuk akal.

"Loteng." Kak Yuriko dengan yakin menjawab.

"Lakasut itu, filling gud lakasut."

Kali ini Nizar yang mendapat jeweran dari Erland.

"Bukannya itu Lava dan Kusha ya??"

Sungguh semua mata memandang Cindy dengan tatapan bersedih.

"Apa yang salah??" Tanya Cindy saat melihat saudara saudaranya.

"Kayaknya kak Cindy udah mulai gila karena surat berkode." Adriel geleng geleng kepala

"Korban film di tipi nih kakak." Tisa menambahi.

Tiba tiba Ellena mengungkapkan ide yang dia miliki.

"Aku kepikiran sesuatu nih, coba cek id card kita, ada kodenya, jangan jangan itu."

Tanpa pikir panjang, semua anggota Early melihat id card mereka.

"Yang ada huruf L banyak, gimana coba?" Dahi Ivonne berkerut melihat id card.

"Heh, jangan sesat ya kalian, kode di id card kita itu logo keluarga masing masing." Yukio berusaha meluruskan kesalahan mereka.

"Logo apaan kak, kok kita gak pernah tau ya??"

Yang lain mengangguk angguk mendengar kata kata Livia.

"Adriel jelaskan, kamu yang bikin kan??" Yukio menunjuk Adriel.

Adriel yang kaget langsung menjawab, "Lho itu kan kembang kembang."

"Kembang, maksudmu kita harus buka toko kembang??" Tanya Ayra.

"Bukan toko kembang, itu logo keluarga kita yang terdiri dari macam macam bunga, bukan kode rahasia juga." Yuriko yang paling waras saat itu menjawab.

Setelah lama berpikir, mereka terlihat lelah. Jadi mereka memutuskan untuk turun dan makan siang.

Bukannya makanan yang mereka temukan. Sebuah kue bertuliskan Happy Birthday dengan sebuah surat di atasnya.

"Jangan di buka dulu suratnya, makan dulu kita."

Erland menyingkirkan kue itu dan meminta bibi untuk menyiapkan makanan.

"Kenapa gak boleh di buka dulu kak?" Kali ini Yenza yang bertanya.

"Kenyangin perut dulu daripada ntar suratnya yang kalian makan." Erland tersenyum miris.

"Masuk akal, perut kenyang, hati senang, nanti kita berenang." Dengan sumringah Yaka tertawa.

"GAK NYAMBUNG BOSS."

Teriakan seluruh anggota Early terdengar ke seluruh penjuru ruang makan. Untung saja bibi segera menghidangkan makanan jadi semua mulai fokus ke piring masing masing.

Setelah makan, mereka tidak sabar membuka surat rahasia itu lagi. Kalvin mengambil surat itu dan membacanya, belum sampai yang lain bertanya. Kalvin melemparkan surat itu ke Ivon.

"Bukan lelaki pengkode maap." Ucap Kalvin.

Ivon membuka surat itu dan lagi lagi tersenyum. Dia menyuruh Ellena untuk mengambil pulpen dan kertas baru. Dia juga meminta Sakya untuk membuat tabel.

Semua mata terpokus pada ketiga bersaudara ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua mata terpokus pada ketiga bersaudara ini. Seperti sedang bermain ular tangga pikir mereka.

Huruf apa lagi yang muncul ya??

Tell Us, What HappenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang