CHAPTER 14

59 8 0
                                    

Ayra melempar ponselnya saat membaca pesan aneh itu. Ivonne mengambil ponsel itu dan membaca pesannya. Dia dengan cepat menerjemahkan isi pesan itu.

"Ulang tahun kembar Pranada 22-12, oke aku dapat." Ivonne berbicara sendiri.

Anggota yang lain tidak mengerti apa yang Ivonne bicarakan karena mereka belum melihat pesan di ponsel Ayra. Ivonne yang mengerti dengan suasana itu segera mengirim pesan balasan untuk orang tidak di kenal itu dan menunjukkan pada saudra saudaranya.

 Ivonne yang mengerti dengan suasana itu segera mengirim pesan balasan untuk orang tidak di kenal itu dan menunjukkan pada saudra saudaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka mulai menutup matanya lelah. Yenza yang baru saja tiba di rumah bingung. Dia kemudian duduk dan melihat ponsel Ayra di atas meja. Setelah membacanya, barulah dia sadar bahwa teror kembali datang.

Erland yang khawatir pada adik adiknya menyuruh mereka untuk segera istirahat. Mereka menuruti perintah Erland dan kembali ke kamarnya masing masing, terlelap bersama teror itu.

Keesokan harinya mereka tetap harus bersekolah seperti biasa, tidak ada yang berubah. Kecuali sesuatu di balik seragam mereka. Entah perasaan apa yang menyerang mereka sehingga mereka membawa pistol di balik seragam mereka.

Kini mereka sudah sampai di sekolah, saling menatap dan tersenyum misterius. Entah kenapa, hari itu Nitisara tidak bersama mereka. Di sengaja atau tidak, tidak ada yang tahu.

Kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar tanpa masalah apapun. Sekolah sudah usai, murid murid sudah berhamburan keluar untuk pulang.

Langkah mereka semua terhenti saat gerbang utama sekolah mereka di rantai dan di gembok. Early yang melihat itu segera berlari ke gerbang utama, mereka menenangkan seluruh murid dan meminta mereka kembali ke kelas masing masing.

Tepat saat itu, seseorang berpakaian serba hitam melemparkan sebuah surat ke arah Dee. Dee mengambil surat itu dan menyerahkannya pada Erland. Erland membuka surat itu dan membacanya.

Bersyukurlah bahwa mereka tidak gegabah. Mereka tidak menggerakkan kakinya sama sekali. Mereka berpikir maksud dari kupu kupu itu.

"Kalau tidak salah, pagi tadi Kak Tisa pakai pita kupu kupu warna merah." Ternyata itu yang Kimi berusaha ingat.

"Lalu dimana Tisa sekarang, kenapa aku baru sadar dia tidak bersama kita." Sebastian mencari tunangannya.

"Di kelas mungkin, kita ke kelasnya aja sekarang sambil coba telpon." Nalrya memberi ide kepada saudara saudaranya.

Mereka menyetujui itu dan berlari ke kelas Tisa. Mereka tidak menemukan Tisa disana. Veena yang merasa aneh segera berlari ke loker milik Tisa. Pita itu tertempel di pintu loker itu dengan beberapa helai rambut. Veran yang melihat itu mengepalkan tangannya geram. Mereka sadar bahwa pita itu di tarik paksa dari rambut Tisa.

"Mencari gadis cupu itu ya??" Stacie muncul dengan senyum meledek.

"Kasian banget ya, rambutnya rontok." Rachell juga ikut berbicara.

Alicia yang melihat itu hanya diam. Kelakuan mereka membuat kecurigaan Early semakin kuat.

Karena waktu yang terus berjalan, Yukio dan Adriel mendobrak pintu loker Tisa, mereka mengambil kunci itu disana. Sakya berlari ke ruang informasi dan memerintahkan seluruh warga sekolah bergegas pergi ke gerbang. Gerbang sudah di buka, semua warga sekolah selamat termasuk Early.

Cindy dan Livia yang melihat Lanh Grup, segera menghentikan mereka. Mereka menjambak rambut Stacie dan Rachell, Alicia yang melihat itu otomatis berhenti berlari dan mendekat ke Cindy. Ellena dan Yenza yang melihat itu segera mengikat tangan kedua gadis itu menggunakan dasi milik Khafi dan Kalvin yang mereka tarik paksa.

Tiga puluh lima menit berlalu, terdengar bunyi ledakan tepat di lapangan sekolah. Beruntungnya bom itu tidak menghancurkan apapun.

Early kembali fokus kepada Lanh Grup, mereka mengintrogasi mereka, dimana Nitisara dan siapa peneror mereka selama ini. Lanh Grup bungkam dan menggeleng. Early geram, mereka membawa ketiga gadis itu ke rumah, mereka menyekap mereka sampai mereka buka suara.

Sebastian berlari ke dalam rumah membawa jaket milik Nitisara, di jaket itu tertempel sebuah surat. Mereka membuka surat itu.

Nitisara dalam bahaya, waktu mereka hanya sampai besok siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nitisara dalam bahaya, waktu mereka hanya sampai besok siang. Bagaimana nasib Nitisara selanjutnya?

Tell Us, What HappenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang