Hanya banyangmu (Part 2 END)

1.5K 95 7
                                    

Minho menatap pintu berwarna putih yang di dalamnya berada sang pujaan hati yang tengah berjuang antara hidup dan mati.

"Hiks.. Ya tuhann selamatkan jisung hiks" Minho menyatukan kedua tangannya sembari berdoa. Air mata terus mengalir membasahi pipinya.

---------
---------

Minho mengintip dari balik dinding, saat melihat kedua orang tua jisung yang menangis sembari menunggu dokter keluar.

Tuk

Minho terperanjat saat bahunya di tepuk.

"Lo minho kan? Anak kelas sebelah?"

Minho menelan ludahnya kasar, gugup ingin menjawab pertanyaan Felix.

"i-iya"

"lo ngapain disini? Pake ngintip segala, mau jenguk jisung, ayok bareng sama gue"

Felix menarik tangan Minho menghampiri kedua orang tua Jisung.

"om, tantee gimna jisung?"

"Felix" Mama jisung langsung saja memeluk Felix menangis sejadi jadinya di pelukan pemuda itu. Felix membalas pelukan mama jisung dan mengelus punggungnya mencoba menenangkan.

Minho hanya menunduk sembari membenarkan posisi kaca matanya yang melorot.

Ceklek.

Pintu di buka menampilkan seorang dokter. Membuat Minho ,felix dan kedua orang tua jisung menatap dokter itu dengan penuh harap.

"gimna dokter keadaan anak saya?" tanya mama jisung

"Anak anda kini sedang mengalami koma, kalian harap bersabar"

Minho menegang.

Kedua orangtua jisung sudah menangis begitupun Felix.

Minho mundur beberapa langkah hingga sekarang ia berlari ke arah toilet.

-------
-------

"Jisung... Hiks...semua salah gue..semua gara gara gue..."

Minho memukuli tembok karena emosi.

Minho menyesal, jika saja waktu bisa di putar kembali. Mungkin Minho lebih baik mati kebosanan di kamarnya saat itu. Ia menyesal kanapa malam itu ia harus keluar hotel.

Jika ia tidak melakukan itu semuanya tidak akan pernah terjadi, jisungnya tidak akan koma seperti saat ini.

"Aarghhh"

--------
--------

Sudah dua bulan, dan jisung masih belum sadar dari komanya.

Yeji sudah sering datang menjenguk jisung tapi 3 minggu terakhir ini Yeji tak lagi menampakan batang hidungnya.

Jadi hanya Felix dan Minho yang setiap hari akan menjaga Jisung. Mengingat kedua orang tua jisung yang sibuk oleh pekerjaan.

"Ji ,kapan lo bangun, gue udah bosen.. Ga ada yang bisa gue kampret kampretin lagi ji, selain lo"

Minho duduk di sofa memperhatikan Felix yang tengah memegang tangan jisung.

Ia juga ingin mengenggam tangan itu ,tapi ia takut, bahkan ia merasa bahwa dirinya tak berhak menyentuh jisung.

Ige urii tang tang tang~~

Suara ponsel Felix berbunyi, menandakan ada telfon masuk.

-----
-----

"Ho, gue harus pulang, ada keperluan, lu jaga jisung lagi ya ,sorry gue sering ninggalin lo sendiri, malah lo ngurus jisung sendirian"

Minsung | One/Twoshoot  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang