21 - Penjaga Mercusuar Ratzell, Duke atas Lautan

531 115 21
                                    


Perkiraan Elidio benar. Mereka sampai malam itu juga, yaitu kota terdekat dari pulau.

Menghemat waktu. Makin cepat makin baik. Lagipula butuh sekitar tiga sampai empat hari untuk kembali ke Istana Roshelle de Rosemarie lagi demi menemui Raja Artair Roshelle.

Kereta kuda berhenti mengantarkan mereka ketika sudah sampai di istana kedua milik Raja Allen. Istana kedua itu hanya untuk rumah singgah baginya dan bangunannya memiliki mercusuar pemandu kapal. Saat ini, istana bermercusuar itu dikelola oleh seorang Duke dari Ratzell, orang yang memiliki kekuasaan di kota itu. Elidio tak mengenalnya, tapi dari informasi yang ia dapat, pria itu jauh dari kata "baik". Lebih tepatnya, ia pria yang tak bisa diajak bicara baik-baik, bahkan ketika dibandingkan dengan Raja Allen.

"Kalau kau bisa membujuknya, aku takkan melawan lagi Roshelle de Rosemarie seperti Frautzell."

Itu perkataan Raja Allen melalui sebuah surat yang dititipkan oleh pengawal yang mengawal perjalanan Elidio dan Daia.

Elidio hanya tersenyum pendek, sebelum akhirnya meremas surat itu kuat-kuat. Ia lalu mengubahnya menjadi abu. Perlakuan yang sama ketika Elidio masih di Kota Arrow.

"Menyebalkan," decak Elidio menahan kesal. "Dia selalu memanfaatkan banyak keadaan."

Daia tertawa. "Apa Raja Allen membuatmu kesal lagi?"

"Dia pria tua yang tak pernah bisa berhenti membuatku jengkel, Daia," ujar Elidio menghela napas. "Aku tak bisa satu saja memaklumi tulisan atau ucapannya."

"Ia sangat berbeda dari Raja Artair."

"Aku hanya bisa setuju saja padamu, Eli," Daia tersenyum lalu keluar dari kereta dengan meraih tangan Elidio, "kalau aku sudah bertemu Raja Artair, mungkin aku akan memiliki pendapatku sendiri."

"Kau ingin bertemu dengan Raja Artair?" Kini Elidio justru tertarik.

Jika Daia bertemu Raja Artair, gadis itu akan semakin lama berada di Zelvallace.

Tapi dia akan sulit untuk kembali.

Semua tergantung pada keinginan Daia.

Namun, Elidio berpikir lagi.

Raja membuatku memanggil bantuan peri di hutan, tapi justru Daia yang keluar.

Bukankah itu berarti.. raja mungkin mengetahui cara mengembalikan Daia juga?

"Daia," panggil Elidio hati-hati.

Daia menoleh.

"Jika saja pikiranku ini benar.. sepertinya, kau memang harus bertemu Raja Artair."

"Kenapa?"

"Raja Artair yang memerintahkanku untuk memanggil bantuan makhluk sihir di hutan, tapi.. justru kau yang dari dunia lain yang datang. Aku memikirkannya lagi, Yang Mulia Raja Artair mungkin mengetahui kecacatan sihir pemanggilannya ketika bisa bertemu langsung denganmu dan menemukan jalan keluar."

Daia mengerutkan keningnya, "Lalu? Bukannya aku akan kembali setelah berhasil bertemu Master Verile?"

"Benar," jawab Elidio setuju. "Jika saja, Master Verile tak bisa membantu, maka rrncana berikutnya adalah membawamu ke Roshelle de Rosemarie."

"Tapi Daia, jika rencana kedua yang justru berjalan, itu berarti kau akan tinggal sedikit lebih lama di Zelvallace ini. Menurutmu.. bagaimana?"

Daia mengedikkan bahu. Ia tersenyum cengengesan. "Aku tidak tahu, Eli. Kalau aku akan bertahan lama di sini ya itu berarti nasibku. Asalkan aku bisa kembali, cara apapun tak masalah."

Mirror WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang