"Jadi, katakan tujuanmu padaku, Duke Deventi."
Menunduk hormat, Elidio memberikan sebuah surat pada pria berjubah biru itu. "Saya belum menjadi seorang penerus. Panggil saya dengan nama saja, Yang Mulia."
Pria itu tertawa. "Aku tahu. Grand Duke Solvegio Deventi memang belum menobatkanmu. Akan tetapi, aku akan tetap memanggilmu Duke Deventi. Kau cepat-cepatlah mengambil posisi itu darinya."
Elidio menggeleng kecil. "Yang Mulia Raja Allen, Anda tahu benar bagaimana ayah saya. Ayah saya bukanlah orang yang mengutamakan keluarga. Ia sama seperti Anda, Yang Mulia. Darahnya mudah mendidih."
Pria itu, Raja Allen Prymz, kembali tertawa untuk kesekian kalinya. Ia meraih surat yang disodorkan Elidio lalu menyobeknya. Sebuah kertas bercap simbol mawar ia keluarkan dari dalam amplop.
"Artair, dia menyuruhku untuk diam saja dan tak berbuat apa-apa lagi?" Raja Allen meringis geram. Ia meremas kertas itu. "Yang benar saja. Aku pasti akan membalas perbuatannya itu!"
"Saya hanya utusan untuk bertemu Master Verile," ujar Elidio tanpa ekspresi. Kali ini ia menatap sang raja dari Ratzell tanpa keraguan. "Roshelle de Rosemarie dari awal tidak berniat buruk. Ratzell yang pertama menyerang dan kalah kala itu. Raja kami sangat mengerti rasa frustrasi Anda, Yang Mulia. Tapi kumohon, jangan melakukan apapun jika tak ingin menerima kekalahan lagi."
"Itu yang Artair katakan padamu?" tanya Raja Allen dingin.
"Tidak. Itu murni perkataan saya seorang." Elidio memasang senyum kemenangan.
"Anak iblis, enyah dari pandanganku." Sang raja mulai mengeluarkan semua rasa kesalnya yang terpendam.
Elidio hanya memiringkan kepala. "Saya memang akan pergi setelah menyampaikan surat itu pada Anda, Yang Mulia."
"Artair tak bodoh dengan mengirimkan dirimu ke kerajaanku untuk tugas bodohnya, apapun itu," desis sang raja. Ia berbalik, hendak kembali membaur dalam kerumuman. "Cepat selesaikan tugasmu dan pergi dari sini sebelum kubunuh wanita yang bersamamu itu sebagai pelampiasan."
Elidio yang semula bersikap setenang air mendadak meninggikan suara. Dia tidak berteriak, dia tidak berseru, dia tidak pula mengamuk. Akan tetapi, suara itu cukup untuk membuat raja kembali menoleh padanya, was-was.
"Jika sehelai rambutnya saja telah tersentuh oleh bayangan Anda, saya pastikan kerajaan ini akan kembali rata dengan tanah, Yang Mulia. Harap Anda mengingat akan hal itu."
Setelah mengatakannya, Elidio menghilang. Ia lebih dulu meninggalkan Raja Allen Prymz yang terdiam dan menggertakkan gigi akibat mendapat ancaman dari seorang keturunan Grand Duke Solvegio Deventi yang bengis.
"Sifatnya yang barusan itu, sangat mirip ayahnya."
Aku penasaran akan seperti apa masa depan membawamu, wahai pecahan cahaya dari keluarga Deventi.
Apa kau bisa mengembalikan kakakmu dari pengasingan dan menurunkan Solvegio?
Atau kau akan diam saja dan membiarkan semua berjalan di luar kuasamu?
***
Keluarga Deventi, garis keturunan yang masih berhubungan erat dengan darah raja-raja Roshelle de Rosemarie. Mereka memiliki kekuasaan yang mampu menyaingi seorang raja. Meskipun begitu, seluruh keturunan Deventi adalah orang-orang yang loyal pada raja dan kerajaan.
Ketika perang empat kerajaan pecah, nama Grand Duke Solvegio Deventi adalah yang paling sering diperdengarkan. Ia mampu membuat musuh gentar hanya dengan mendengarkan namanya disebut.
Grand Duke Solvegio membawa kemenangan peperangan untuk raja dengan cara paling mengerikan sekaligus mengesankan.
Takkan bisa orang membayangkan bagaimana ia melawan segala musuhnya. Perpaduan antara terang dan gelap dalam dirinya adalah hal yang paling tabu untuk dibicarakan. Bagaikan malaikat dan iblis di saat bersamaan. Hanya maut yang akan ada di hadapan siapapun yang menyinggung hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror World
Fantasi[120 tahun sebelum masa The Abandoned kingdom & The Next King] Jangan pernah berharap dirimu terlahir di dunia yang berbeda. Kau tidak akan pernah tahu bahwa apa yang kau harapkan dengan segenap hati dan pikiranmu bisa menjadi malapetaka... atau seb...