Part 18 : Hari Itu Tiba

84 2 0
                                        

Semua persiapan pernikahan telah siap, Nayyara memandang dirinya yang sudah cantik. Air mata nya terus luruh, padahal hari ini adalah hari yang seharusnya bahagia.

Rayyan pun telah bersiap dimeja untuk melaksanakan ijab kabul, dari jauh ia melihat Nayyara yang sedang berjalan ke arahnya. Setelah khutbah nikah, tiba saatnya Rayyan mengucapkan kalimat sakral itu.

“ Bismillahirrahmanirrahim, saudara Rayyan Nabhan Alhusayn bin Muhammad Syafei saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Nayyara Kayla Sammira binti Almarhum Feri Wijaya dengan maskawin perhiasan senilai 50 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai “ Ujar wali hakim. Rayyan nampak mmenarik nafas dalam-dalam “ Saya Terima nikah dan kawinnya Nayyara Kayla Sammira binti Almarhum Feri Wijaya dengan maskawin tersebut dibayar tunai “ Jawab Rayyan dengan lantang.

Azka menatap sang bunda seolah berkata tugasnya telah selesai. Bunda Fina menganggukan kepalanya mengiyakan tatapan Azka.

🍁🍁🍁

Diruangan serba putih berukuran 5 x 5 meter tersebut telah berkumpul banyak orang. Tante Jihan, oma Leli, Najwa, Syifa, Sandi, Rayyan dan juga Nayyara. Mereka semua menjenguk Azka yang terbaring lemah diranjang pesakitan. Perlahan Azka membuka matanya, dilihatnya satu persatu wajah yang menatapnya sendu. Setelah hari pernikahan Rayyan dan Nayyara, keadaan Azka semakin memburuk.

“ Hei, aku baik-baik saja “ Lirih Azka saat melihat orang-orang menatapnya dengan sendu.

“ Kami permisi dulu Azka, selamat beristirahat “ Ucap tante Jihan. Satu persatu mereka keluar dan menyisakan Nayyara dan Rayyan diruangan itu.

“ Nayyara, Rayyan aku slalu berdoa agar kalian bahagia selalu. “ Azka tersenyum dengan tulus memandang pasangan suami istri itu.

“ Aamiin, “

“ Nayyara, kamu terlihat cantik setelah memakai hijab kembali “ lirih Azka. Nayyara tersenyum “ Aku mengabulkan permintaan mu kan? “
Azka mengangguk mengiyakan.

“ Rayyan, bisa tolong bantu aku. Aku ingin berwudhu “

Rayyan pun membantu Azka untuk bangun dan menuntunnya ke toilet. Azka tetap keukeuh ingin berwudhu di toilet padahal ia sudah menyarankan untuk ber tayamum saja.

“ Kami tinggal dulu ya Azka, “ Pamit Rayyan dan Nayyara. Sejak tadi Nayyara tak henti-hentinya mengeluarkan air mata, dia tak sanggup melihat Azka seperti itu. Rambut Azka yang tadinya berwarna hitam dan lebat kini sudah tidak ada, kulitnya yang putih pun semakin memucat.

Setelah kembali sendiri diruangan rumah sakit, Azka pun melaksanakan shalat sunnah taubat dengan khusyuk. Namun saat rakaat kedua sujud terakhir, Azka berdoa memohon ampunan pada Allah SWT atas dosa-dosa ya g ia perbuat selama hidup. Cukup lama Azka bersujud membuat Nayyara yang mengintip dari balik jendela kebingungan mengapa Azka tak kunjung bangun.
“ Azka “ Panggil bunda Fina saat sudah didalam ruangan. Ia pun menggoyangkan tubuh Azka, bunda Fina panik saat mata Azka sudah terpejam. Azka tak merespon sentuhannya.

“ Dokter dokter “ Pekik bunda Fina. Dokter pun berhamburan masuk ke dalam dan memeriksa keadaan Azka. Terdengar helaan nafas berat dari sang dokter. Dia lalu menatap bunda Fina.

“ Kami mohon maaf, Azka sudah tidak ada “ Ucapan dokter membuat semua orang yang mengenal Azka menangis. Terlebih bunda Fina dan Nayyara, sejak tadi mereka tak henti-hentinya menangis.

“ Innalillahi wa inna ilaihi raji’un “ Lirih nya.

Cinta dan Takdir ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang