Part 1 : Bad Day ( 1 )

180 7 0
                                    

Assalamu'alaikum, sebelum membaca baca dulu basmallah yuk 🙃

Ramaikan juga kolom komentar dibawah ini 👇 Vote juga ceritanya, tapi author gak maksa kok. Author mau readers yg bener-bener bisa menghargai dan mengapresiasi karya author aja ☺😍

Happy Reading guys 😍






Namaku Nayyara Kayla Sammira, namun akrab dipanggil dengan tiga huruf nama depanku, Nay. Aku anak sulung dari pasangan bernama Jihan Makaila dan Feri Wijaya. Aku mempunyai dua adik, mereka bernama Syifa dan Sandi. Syifa sebenarnya bukan adik kandungku, mama mengadopsi dia saat masih bayi . Syifa anak yatim piatu, kata mama orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Aku tinggal bersama mama, kedua adikku dan omaku yang bernama Leli. Papa telah lama meninggalkan kami untuk selamanya, dan sejak itu pula aku berubah menjadi wanita yang dingin. Bahkan aku tidak pernah menginginkan pernikahan dalam kamus hidupku meskipun usiaku kini telah menginjak 25 tahun. Aku tak percaya dengan cinta, itu sebabnya aku tak ingin menikah. Cinta hanya membuat hatiku sakit, aku tak ingin seperti mama yang disakiti hatinya oleh papa. 8 tahun silam, papa dengan tega menduakan cinta tulusnya mama dengan wanita lain dan aku tak bisa menerimanya. Tentu saja aku juga ikut merasakan sakit yang mama rasakan dan setelah papa sadar akan kesalahannya dia malah frustasi dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri karena menyesal telah menduakan mama.

“ Mama, aku pulang “ Kataku saat sampai dirumah bercat putih milik Almarhum papa.

“ Nay, darimana saja kamu seharian ini? “ Tanya mama sembari membersihkan halaman rumah.

“ Biasa, Nayyara habis dari taman mah. Cari angin “

“ Angin kok dicariin sih Nay “ Sahut mama dan aku malah terkekeh.

“ Nayyara, coba lihat ini. Ganteng kan? “ Tanya oma yang tiba-tiba datang memberikan selembar foto laki-laki.

“ Berapa kali aku bilang sih oma, Nay gak mau nikah titik. Jadi please oma berhenti jodoh-jodohin aku kaya gini. “ Sulut ku. Sungguh kesabaran ku sudah habis rasanya menghadapi omaku yang satu ini, bagaimana tidak beliau selalu berusaha untuk menjodohkan aku dengan beberapa laki-laki pilihan nya.

“ Mau berapa kali lagi kamu nolak pilihan oma Nayyara? Kamu itu harus segera nikah, lihat teman-teman seusia kamu, mereka sudah menikah dan bahkan mempunyai anak. Sedangkan kamu? “ Sulut oma yang mulai kesal.

“ Sudah cukup bu, jangan memaksakan Nayyara lagi. Dia anakku, aku sendiri saja membebaskan dirinya sendiri mengapa ibu selalu memaksanya? “ Sarkas mama yang geram dengan tingkah oma. Hariku selalu saja tidak menyenangkan seperti ini, yang seharusnya keluarga ini saling menguatkan malah berujung pertengkaran. Semenjak papa meninggal setiap hari yang aku lewati tak pernah lepas dari pertengkaran mama dan oma.

“ Kamu bilang apa Jihan? Cukup? Anakmu itu udah berumur, gimana nanti kata orang? “ Selalu saja itu yang dibicarakan oleh oma. Sungguh aku sangat muak mendengar nya.

“ Stopp, oma mama stopp. Kenapa sih tiap hari ribut aja kaya gini? Apa kalian gak cape? Dan oma, Nay cape denger oma selalu bilang gimana nanti kata orang. Oma egois, selalu mikirin diri sendiri dan gak pernah mikirin gimana perasaan Nay. “ Ujarku seraya melangkah menuju kamar. Aku ingin sejenak lupa dengan semua kejadian dalam hidup ini. Ingin rasanya aku kembali menjadi seorang balita yang tak mengerti apa-apa. Sebegini kah menjadi orang dewasa?

Cinta dan Takdir ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang