Sepuluh : Bertemu

9 3 3
                                    

Ohayou minna? Apa kabar ?
Ada yang kangen nggak sama aku ;)
Huhuhu nggak ada ya ? Btw maap ya jarang up :( lagi sibuk di dunia nyata ;)

Okey tanpa lama lama . Selamat membaca ;)

The Guardians #10

"Rain..."
"Rainaa...,"
"Raina, aku disini , Kamu nggak kangen sama aku ? Padahal aku selalu kangen sama kamu,"

Suara bariton itu menyapa telinga reina dengan lembut . Reina sangat mengenali suara itu . Suara yang sudah lama dia rindukan . Reina berputar ke segala arah mencari seseorang yang memanggilanya .

"Kak aksa ? Kamu dimana kak ?" rancau gadis itu .

"Dihatimu ," jawab pemuda itu sambil terkekeh.

Gadis itu tidak berhenti mencari sumber suara. Tak perduli dengan suara ombak yang berdebur. Yang ia dengar adalah suara bariton seseorang yang memanggilnya . Hingga Reina melihat siluet seorang pemuda di pohon bakau.

Tanpa berfikir panjang gadis itu berlari menuju satu satunya pohon bakau yang ada di depan sana. Pasir putih itu mengacaukan langkah reina . Menengelamkan kaki mungilnya dengan mudah . Namun gadis itu sama sekali tidak perduli dengan kakinya . Dia berusaha sekeras mungkin untuk sampai di pohon itu . Berharap bertemu dengan sosok yang sangat dia rindukan .

"Jangan keras kepala . Nikmati saja prosesnya ." jawab aksa kembali terkekeh. Pemuda itu menyilangkan tangan kekarnya di dada . Memejamkan mata dan sedikit berguman .

Seketika pasir putih itu menarik kaki Reina lebih dalam lagi . "Arghhh ," runtuk Reina untuk pertama kalinya . Kakinya tidak bisa di gerakan . Semakin dia bergerak pasir itu semakin menarik tubuhnya ke dalam . Dia melihat ke arah Aksa . Seorang pemuda dengan pakaian serba putih itu bersandar di dahan pohon sambil menyilangkan tangannya .

"Kakkk . Tolong " ucap Reina memohon agar dia dilepaskan dari kubangan pasir sialan itu .

Melihat Reina seperti itu , Aksa malah terkekeh dengan riangnya . "Itu hukuman karena kamu tidak menepati janjimu ," jawabnya dengan nada serius.

Reina diam terpaku . Ia sangat mengerti apa yang di maksud Aksa . "Bukannya mereka baik baik saja ?" bantah Reina . "Aku juga baru kemarin bertemu dengan adikmu . Dan dia terlihat sehat . Lalu apa masalahnya ?" tanya reina .

"Biarkan aom yang mengatakannya ." ucap Aksa dengan geram . Namun sorot matanya menatap Reina dengan sendu . Seketika itu disekitar kubangan pasir itu muncul seranggga berkaki enam . Reina hanya melihatnya sekilas . Tak ada ketakutan sama sekali terhadap laba laba sebesar kepal tangan itu .

"Aerosplashh" teriak Reina memejamkan mata . Satu detik , dua detik , hingga tiga detik Reina tidak merasakan apapun . Yang ia rasakan adalah kaki laba laba yang mengerumuninya . Aksa terkekeh melihat itu . Dengan perlahan reina membuka matanya .

Dilihatnya gigi gigi tajam bayi laba laba raksaksa itu . Namun reina tak bergeming . Tatapannya beralih ke arah aksa . Menuntut jawaban atas apa yang terjadi .

"Kemampuanmu tidak bisa di gunakan disini sayang . Disini adalah alamku berada . Bukan alammu . Kecuali kau mau menemaniku di alam ini ." jelas Aksa seolah mengerti apa yang Reina fikirkan .

Reina hanya mampu memandanginya dengan tajam . Dirasakannya kaki kaki aom semakin menggerayangi tubuh Reina . Membuat tubuh mungil itu hampir seluruhnya tertutup oleh serangga peliharaan Aksa itu .

Reina sudah pasrah dengan apa yang terjadi . Ditatapnya Aksa dengan sendu.

" Aksa, jika memang ini bisa menghapus kesalahanku kepadamu . Aku dengan senang hati dimakan oleh peliharaanmu . Tapi kau harus tau beberapa hal . Aku selalu melakukan janjiku kepadamu walau dengan caraku sendiri . Aku juga tidak tahu kenapa kau marah padaku . Tapi sudahlahh . Mungkin memang sudah jalanku . Satu lagi. Aku masih mencintaimu Bramana Aksana Mars ." ucap Reina menutup matanya sebelum para aom itu menutup mukanya secara keseluruhan .

Mendengar itu Aksa mengepalkan tangannya . Dan dihantamkanya pada pohon bakau di belakangnya .
"Lepas!" teriak Aksa menghantam bohon bakau sekuat tenaga .

Aom yang berada di tubuh Reina menyingkir dengan sendirinya . Tubuh Reina melayang ke arah Aksa . Namun mata gadis itu masih terpejam . Bibir yang semula berwarna merah muda berubah menjadi biru legam .

"Lo nggak bisa mati disini Reina ." ucap Aksa mengelus lembut bibir Reina . Seketika bibir Reina kembali seperti semula . Namun sayangnya gadis itu masih terpejam .

"Andai gue boleh cium lo sekarang . Lo pasti udah bisa sadar ," ucap Aksa terkekeh pelan . Disandarkannya tubuh Reina di panggkuannya . Dan ditatapnya gadis yang selalu mengisi hatinya .

"Gue kangen lo Putri Affranda ." air mata Aksa mengalir dan jatuh di pipi Reina . Seketika di usapnya pipi gadis yang sangat dicintainya .

"And I Love you to ,"

.
.
.


Btw, Terimakasih sudah mampir ;).
Terimakasih juga buat vote dan commentnya ;). Love you all .

.
.
.
The Guardians Cast :
Reina Maharani
Samudra Pandu Pramana
Ocean Kartika Prastiwi
Gemintang Putra Bumi
Anggita Sekar Wulandari
Adzwan Angkasa Nusantara
Bima Arjuna Saka

See you next part.

Dinda Sulistyowati

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The GuardiansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang