Ending scene

1.4K 120 20
                                    

Terinspirasi dari
ending scene - iu
Focus on Soobin

***

Hubungan yang nampak baik-baik saja, bahkan sangat membahagiakan, belum tentu akan bertahan untuk selamanya bukan?

Akhir mereka mungkin tak akan seberuntung itu, bisa saja menjadi plot twist yang benar-benar mengejutkan.

"Ayo berpisah, Soobin."

Netra coklat tua itu seketika berair; siap meneteskan air mata untuk kesekian kalinya.

"Tolong jangan katakan itu. Kamu tahu itu menyakitkan." Soobin menunduk, ribuan panah serasa menghujam jantungnya ketika sang kekasih mengucapkan hal itu dari kedua belah bibirnya.

Yang lebih tua menoleh, menepuk pundak sang kekasih. "Kita sudah tidak bisa bersama lagi."

Soobin menggelengkan kepalanya, katakan ini mimpi, akhirnya tidak seperti ini bukan?

"Kenapa kamu begitu jahat denganku? Yeonjun?" Ia menundukkan tubuhnya kepada sang kekasih sembari menangis.

Yeonjun tertawa kecil. "Aku memang jahat. Oleh karena itu, ayo berpisah."

Sekali lagi Soobin menolak, mereka sudah sejauh ini, mengapa dengan mudahnya Yeonjun mengatakan itu?

"Tidak— hiks, aku tidak mau!" Soobin menolak sembari mengeratkan pelukannya.

Yeonjun melepaskan pelukan itu, dan menangkup pipi kekasihnya. "Bukan tanpa alasan aku mengatakan ini. Kamu tahu? Aku akan pergi ke suatu tempat, dimana aku tidak akan bisa menjagamu."

"A-aku bisa menunggu!" Soobin tetap kukuh untuk menolak ajakan Yeonjun untuk berpisah.

"Tidak bisa, Soobin." Ia menghapus jejak air mata itu dengan ibu jarinya. "Tolong jangan egois ya? Setelah ini akan baik-baik saja, okay?"

Soobin menatap sendu. "Tidak ada kalimat baik-baik saja disaat perpisahan."

"Aku disini pun bisa saja membuatmu makin menderita." Yeonjun menatap tumpukan buku di ruang tamu itu.

"Perpisahan ini jalan yang terbaik. Aku tidak bisa membuatmu menunggu seperti itu, cari lah orang yang mencintaimu dan memprioritaskan dirimu," ucapnya.

"Mengganti maksudmu? Kau tidak tahu bagaimana perasaan yang hanya akan ku tunjukan padamu!" ujar Soobin.

"Aku orang yang buruk. Kamu pantas bahagia, tapi tidak dengan orang yang seperti diriku." Yeonjun memeluknya; anggap saja itu pelukan terakhir. "Tapi aku tetap mencintaimu..."

"Lalu kenapa kamu pergi?" tanya Soobin.

"Ada seseorang yang menungguku," jawab Yeonjun.

"Jahat, kamu bilang kamu akan mencintaiku!" Soobin memukul-mukul punggung Yeonjun.

"Bodoh, sialan! Bagaimana bisa aku dengan bodohnya mencintaimu sampai begini?!" Berbagai macam umpatan terlontar, emosi menggebu-gebu sedang menguasai dirinya.

"Seseorang datang untuk pergi, Soobin. Saatnya berpisah, ini akan baik-baik saja, saatnya menemukan kebahagiaan yang baru." Yeonjun melepaskan pelukan itu dan beranjak dari duduknya; dia akan merindukan sofa ini.

Tangisan Soobin pecah saat Yeonjun mulai berjalan meninggalkannya.

"Kau memiliki cinta yang besar, Yeonjun..." Soobin mengusak surainya. "Tapi itu bukan untukku..."

Seoul, 15/09/20XX

Daun-daun mulai berguguran, suhu udara menurun drastis ketika sore hari tiba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Récit ㄴYeonbinㄱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang