18. You mad

29 4 0
                                    

Sepekan berlalu. Dan kerjaan Jeon di rumah melulu. Ia serahkan tugasnya sebagai penanggung jawab penangkaran kelinci kepada tangan kanannya. Dan sungguh, Jeon tidak pergi ke mana-mana. Oh ralat. Jeon pergi. Tapi hanya jika harus berbelanja kebutuhan hidup untuknya dan untuk dua orang di rumahnya. Tipikal pemuda penurut rupanya. Juga tipikal pemuda dingin, tapi sebenarnya peduli.

Sebenarnya Jeon memang pemuda penurut. Juga dingin, tetapi peduli. Tapi sumpah demi apa pun, Jeon nyaris gila karena terus berada di rumahnya. Jeon nyaris kehilangan jati dirinya sebagai pemuda yang punya visi hidup 'muda dan liar'. Asal tahu saja, Sojin menyuruhnya agar tetap tinggal di rumah sampai Nara merasa baik-baik saja. Dan Jeon menurutinya. Benar-benar pemuda yang penurut.

Kesehariannya selama sepekan hanya berkutat pada menjenguk kakaknya di pagi hari, bergantian membujuki Nara untuk makan kalau perempuan itu sedang tak ingin mendengar titah suaminya, berdiri di beranda manakala Sojin dan Nara berada di halaman rumah, menjadi orang ketiga saat sepasang itu sedang menonton televisi di ruang keluarga, dan banyak lagi hal lain yang sebenarnya membuat Jeon ingin pergi, tapi Sojin melarangnya lagi dan lagi.

Dan tepat di hari kedelapan, penderitaannya berakhir.

Nara sudah baik-baik saja. Pun perempuan itu sembuh dengan cepat. Barangkali Sojin benar, perhatian keluarga adalah obat terbaik tak peduli seburuk apa sakit dan luka.

"Pergilah kalau ingin pergi. Kakakmu sudah baik-baik saja." Sojin yang berdiri di ambang pintu yang bilang begitu. Mengejutkan Jeon yang sedang main video game di atas ranjangnya.

Sedetik saja Jeon menilik Sojin di depan sana, kemudian kembali tidak acuh, lantas kembali menekani ponselnya setelah ia bergumam "Hmm."

Sojin menghela sejenak. Sikap Jeon mengingatkan Sojin pada diri sendiri saat ia masih seusia sama; dingin, tapi kalau sudah bersama orang yang disuka, ia bisa berlaku lembut bukan main. Tapi tak masalah. Sojin tahu kalau sedikit banyak Jeon jengah sebab terlalu lama berada di dalam rumah. Kemudian Sojin pergi, kembali meninggalkan Jeon seorang diri.

Sojin pikir Jeon tidak tertarik. Sojin kira ucapannya tak dianggap iya. Tapi ketika Sojin sedang bersama Nara di halaman rumahnya; Nara duduk di kursi taman, sedangkan Sojin sibuk memberi makan sepasang kelinci yang baru seminggu yang lalu Jeon ambil dari penangkaran kelincinya –sengaja Jeon ambil agar bisa ikut menghibur Nara— Jeon sudah keluar dengan tubuhnya sudah kenakan coat warna coklat tua. Jeon siap pergi.

"Jeon, mau ke mana?" Nara yang bertanya. Penasaran. Jeon baru saja muncul di beranda rumahnya. Nara sampai meluruskan sepasang kaki untuk berdiri.

"Mau pergi sebentar. Ada yang harus kulakukan." Jeon menuruni tiga bidak tangga. Berjalan menghindari Nara yang memberinya tatap heran. Oh, tolong, jangan lagi. Jangan lagi seseorang mencegahnya pergi. Jeon benar-benar bisa gila kalau langkahnya kali ini dihentikan lagi. Jeon rindu. Sungguh. Jeon harus segera bertemu Fey sore ini. Kalau tidak segera bertemu, Jeon mungkin bisa membenturkan kepala di dinding rumah saking rindunya.

"Pergi ke mana?" Nara memiliki serak basah di suaranya. Terlalu banyak menangis membuat sakit tenggorokannya. Tapi kini Nara tak lagi menangis. Sedihnya hilang dengan cepat. Semua orang di rumah ini mencintainya. Pun keluarganya yang berada di Busan, setiap hari menghubunginya demi sampaikan cinta.

"Ke rumah teman." Jeon menjawab cepat.

Nara masih berdiri di depan bangku taman, dan Jeon berdiri di samping beranda untuk bersiap melepaskan mobil dari kekang. Dan Sojin, pria itu sudah berhenti dari aktivitasnya memberi makan kelinci. Sojin ikut berdiri. Pandangi Jeon dan Nara yang kini saling bicara.

"Noona ikut." Nara bilang cepat. Sore ini Nara ingin menyegarkan diri. Dengan berkeliling saja tidak apa-apa. Permintaan yang sama yang telah ia sampaikan pada Sojin sejak dua hari lalu sama sekali tak memperoleh setuju. Sojin bilang Nara belum boleh bepergian jauh. Alasannya hanya karena udara di pulau ini terlalu dingin.

OFFERSEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang