Prolog

17.4K 906 6
                                    

Lyra tau ia sedang tidak sadar. Lebih tepatnya, tertidur. Ia merasa tubuhnya sedang rebahan di suatu tempat dengan nyaman. Ada aroma lavender yang ia ingat. Sayup-sayup ia mendengar suara ombak yang menyenangkan.

Lyra ingin membuka mata, ingin tau tempatnya berada yang terasa menyenangkan.

Tapi ia tidak bisa melakukannya.

Seingin apapun ia membuka mata, ia malah terpaku pada kelebat memori yang bergerak cepat dalam benaknya.

Oh, Lyra sedang bermimpi.

Mimpi yang kacau, dan sangat abstrak.

Sekelebat ada cahaya menyilaukan, sekelebat ada aroma yang sangat menyengat, sekelebat lagi seperti ada suara denting garpu. Atau pisau, dengan piring kah? Entahlah, tidak jelas. Lalu ada cairan menetes. Eh? Apakah ia sedang minum?

Dalam mimpi itu, Lyra lantas berjalan entah kemana.

Ia menoleh ke kanan, ada sebuah meja  putih dengan laci berpahat dengan ujung kakinya yang melengkung, dipahat dengan cermat. Di atas meja, ada sebuah vas bunga antik dengan ukiran-ukiran khas dari jaman Dinasti Ching, tampak mahal.

Tunggu, Lyra juga tidak sadar darimana ia tau itu vas antik bernilai tinggi itu. Mungkin ia melihatnya di film-film?

Di vas bunga itu, ada seikat bunga Marigold berwarna oranye yang ditata sedemikian rupa dan terlihat cantik.

Di atas bunga itu, tergantung di dinding berwarna putih, ada sebuah cermin berbingkai bulat dari silver berpahat. Pahatannya membuat cermin itu terlihat seperti gambar matahari.

Dan di cermin itu, ada seorang wanita yang rambutnya disanggul, membalas tatapannya. Sebuah mahkota tersemat di puncak kepalanya. Wajah wanita itu tampak tenang. Kelopak matanya dipoles berwarna cerah. Pipinya diberi perona yang samar. Dan bibirnya ranum sewarna buah peach.

Lyra mengerjap. Eoh? Itu dirinya! Dalam riasan pengantin, ia tampak cantik! Lyra tidak ingat kapan ia secantik itu. Biasanya ia terlihat lusuh dengan celana jins dan kaos longgar. Tapi kali itu ia cantik sekali. Wah, Lyra jadi terpesona dengan dirinya sendiri.

Ia menunduk. Benar saja, tubuhnya terbalut sebuah gaun pengantin berwarna merah cerah dengan motif sulur berwarna emas.

Lyra tersenyum, kembali menatap cermin, ia pasti bisa melihat dirinya semakin cantik.

Tapi pantulannya di cermin tidak tersenyum, padahal pipi Lyra semakin pegal karena tersenyum lebar. Pantulannya di cermin malah tampak sedih, binar matanya kosong.

Oke, ini mulai menakutkan. Lyra sampai merinding. Jadi ia segera berlari. Gaun pengantinnya yang berbahan sutra sangat ringan, membuatnya berlari dengan leluasa.

Lyra terus berlari, sampai menyadari hari sudah malam. Gelap. Lyra tidak tau ia berada dimana sekarang. Tapi ia berlari lagi.

Di kejauhan, ia melihat seekor bayi panda sedang duduk memakan bambu muda. Astaga, lucu sekali!

Bayi panda itu tampak sendirian dan rapuh, jadi Lyra berlari kesana. Siapa tau ia bisa mengantongi bayi panda itu dan membawanya pulang.

Tapi semakin ia berlari, Lyra semakin menyadari bahwa itu bukan bayi panda, tapi induknya. Dan besar sekali!

Ketika Lyra menyadari bahwa ia seharusnya berhenti, segalanya sudah terlambat. Ia berlari di jalanan menurun dan susah untuk berhenti.

Panda yang tingginya lebih dari Lyra itu berbalik, dan Lyra hanya bisa memejamkan mata pasrah saat ia menabrak si Panda tepat di perut gempalnya. Seketika, ia mental ke atas, seperti dalam adegan film Kungfu Panda yang dilihatnya.

Setelah mental jauh ke atas, Lyra pikir ia akan jatuh ke tanah dan membuatnya berlubang seperti jatuhan meteor.

Tapi ia mendarat di atas awan, dan melihat peri-peri kecil berlarian. Salah satu peri kecil itu berlari ke arah Lyra sambil mengatakan, atau meneriakkan sesuatu, sebelum menubruk Lyra dengan kekuatan luar biasa.

Lyra mengingat peri kecil itu berteriak, "Mama!" sebelum mereka jatuh.

Ketika ia membuka mata lagi, Lyra terbangun.

Dan suara ombak itu menjadi sangat nyata sekarang.

--

[]

The Happening - 🌐SHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang