Selain di KuBis, aku juga mengajar di sebuah Taman Kanak-Kanak yang ada di daerah Fatmawati. Bekerja sejak lulus kuliah, aku sangat menikmati peran sebagai pengajar di sini. Berbaur bersama anak-anak dengan berbagai karakter itu selalu menyenangkan. Lucu dan tak pernah membosankan.
Lokasi TK ini tak jauh dari rumah orang tuaku. Hanya sekitar dua ratus meter saja. Jadi, aku bisa saja mampir pulang ke rumah sebelum ganti mengajar di KuBis.
“Maaf, ya, Bunda Hilsa. Saya telat jemput Rozan,” ucap seorang ibu berhijab lebar yang baru saja sampai.
“Nggak apa-apa, Ummi. Rozan mah anteng anaknya. Dari tadi, duduk manis nemenin saya koreksi tugas teman-temannya,” jawabku sambil tersenyum.
Selain mengajar, setiap guru memang memiliki tanggung jawab lain, yaitu harus memastikan anak-anak pulang dengan selamat. Termasuk dijemput oleh siapa. Sebagai bentuk antisipasi tindak kejahatan terhadap anak. Apalagi dengan maraknya kasus penculikan anak akhir-akhir ini. Sekolah jadi makin ketat dengan aturan demi keselamatan anak-anak.
Rozan adalah murid di kelasku yang sering dijemput agak terlambat. Wajar, sih. Rumahnya jauh. Dekat RS Pusat Pertamina sana. Sekarang, semua anak murid di kelasku sudah pulang. Pekerjaan mengoreksi hasil belajar siswa juga sudah rampung. Berarti, aku sudah bisa pulang sekarang.
“Naik motor atau dijemput, Sa?” tanya Mbak Reisa, rekan kerja yang paling dekat denganku.
“Naik motor, Mbak. Ribet kalau pakai acara antar jemput segala.”
Tadi pagi, Mas Haikal memang sempat menawarkan untuk mengantar dan menjemputku. Namun, aku menolaknya. Tidak mau ribet.
Ngomong-ngomong, Mas Haikal ternyata juga tahu kalau aku cemburu pada Vita sehingga berani melakukan aksi cium pipi di depan wanita itu. Makanya, dia tadinya ingin mengajakku untuk ikut mengantar Lala ke sekolah. Takut aku berpikiran macam-macam.
Namun, aku menolak usul itu. Memang sih jam masuk di TK itu pukul delapan, tetapi aku tak sekurang kerjaan itu sampai bersedia mengintil suamiku ke mana-mana. Rumah Vita ada di Pondok Indah, sedangkan sekolah Lala ada di daerah Bulungan, Kebayoran Baru. Bayangkan saja! Dari Cipete, terus ke Pondok Indah, lanjut ke Kebayoran Baru, dan putar balik ke Fatmawati. Itu sih sama saja, aku mengelilingi Jakarta Selatan. Bisa tua di jalan nanti.
Lagi pula, aku memilih untuk berdamai dengan keadaan. Tak mau meracuni pikiran dengan segala prasangka buruk. Kalau pikiranku sehat, pasti hal itu juga berdampak baik untuk fisikku. Sebaliknya, pikiran yang kurang sehat bisa membuat fisik melemah. Nanti, aku jadi cepat tua. Iyuuh, keenakan Vita nanti. Kans yang dimilikinya bisa semakin besar untuk merebut Mas Haikal.
Eh, sebenarnya aku juga kurang tahu apa Vita memang berniat balikan dengan Mas Haikal atau tidak. Aku juga sadar kalau tak boleh menuduh sembarangan. Bisa jadi, dia memang hanya menganggap Mas Haikal sebagai teman, sekaligus ayah dari anaknya saja. Semoga saja memang begitu.
Ah, udah deh. Malas mikirin wanita itu. Seperti orang kurang kerjaan saja.
Intinya, aku lebih memilih pasrah saja. Toh, sudah ada dua pengawas profesional yang akan mengikuti ke mana pun Mas Haikal pergi. Who are they? Mereka adalah malaikat Raqib dan Atid. Pencatat amal perbuatan manusia yang tak akan bisa dikelabui. Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh ke tanah pada akhirnya. Sama halnya dengan manusia. Sepandai-pandainya menyimpan aib, pasti akan terbuka juga bila Allah sudah menghendakinya.
Duh, memang tak sia-sia, aku sering menemani Ibu nonton acara pengajian Mamah Dedeh di TV. Alhasil, aku menjadi sebijak ini sekarang. Terima kasih, ya, Mah!
“Mbak Reisa mau pulang naik apa? Mau bareng sama aku?” Aku menawarkan tumpangan.
Mbak Reisa ini rumahnya tak jauh dari rumah Ibu. Dulu, kami sering berangkat bersama. Mbak Reisa adalah single parent yang mempunyai dua anak berusia tujuh dan empat tahun. Suaminya sudah meninggal sejak dia hamil anak kedua. Sekarang, Mbak Reisa mengasuh dua anaknya sendirian, dibantu oleh adiknya yang seumuran dengan Nara, adikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Mantan Istrimu
General FictionMenikah dengan duda? Kenapa, nggak? -Hilsa Halwatuzahra Work ini hanya lapak promosi saja. Versi lengkap bisa dibaca di KBM Aplikasi. Terima kasih.