8

606 17 0
                                    

gina yang baru pulang kaget melihat kursi roda gio di ruang tamu tapi gio tidak duduk disana. gina berteriak memanggil gio dan mengecek nya di kamar gio 

gina terkejut melihat adiknya pingsan bersama baju dan barang lainnya yang berantakan.

gina mencoba menyadarkan gio tapi gio tak juga bangun. gina mengangkat gio ke atas kasur dan mencoba menyadarkan gio.

gio membuka matanya. terlihat wajah kakaknya yang begitu khawatir. gio membalas kekhawatiran kakak nya dengan wajah muram.

"kenapa?" -gina

"aku tak berguna"-gio

gina menghela nafas panjang.

"aku hanya orang yang tak berguna. untuk bangun saja aku perlu orang lain"-gio

"disini ada kakak. kakak akan selalu jadi kaki tangan kamu. kamu jangan khawatir"-gina

"selalu saja di remehkan"-gio

"bukan begitu Yo. kakak hanya ingin merawat adik kakak tersayang ini"-gina

"keluar"-gio

gina menuruti kata kata gio. gina melangkah pelan ke luar kamar gio. gina tau, gio sedang tidak baik baik saja.

esok harinya ketika gina masuk ke kamar gio, terlihat gio sedang berusaha bangun dari posisi berbaring nya. tapi dia kesusahan karena tak punya keseimbangan. satu tangan saja tak cukup untuk membuat nya duduk. ditambah pinggang nya yang lumpuh tak bisa di ajak berkompromi.

gina buru buru mengangkat punggung gio agar gio bisa duduk. tapi gio hanya diam saja. gio memegang kaki nya dan mencoba menurunkan kaki nya dari ranjang. lagi lagi gina membantunya.

gina menyelipkan kedua tangannya di antara ketiak gio. gina mengangkat badan gio sampai akhirnya gio bisa duduk di kursi roda.

gina seperti biasa memandikan gio, memakaikannya seragam, dan menyuapi gio sarapan. gina seolah tak memberi gio kesempatan untuk berusaha melakukan itu semua. gina terlalu khawatir kepada gio.

ketika gina memakaikan sepatu gio, wajah gio kelihatan semakin sedih. dari tadi tak ada satu kata pun keluar dari mulut mereka. gina mencoba mencairkan suasana.

"kok Siska belum datang yah, biasanya jam segini dia udah kesini" -gina

gio tak menjawab, dia malas membahas Siska.

"yaudah, kamu tungguin Siska disini yah, kakak masih ada kerjaan, mau nyuci baju dulu" -gina

ketika gina pergi, ini kesempatan gio untuk mencoba berangkat sekolah sendiri. saat ini gio lebih berhati hati menggerakan kursi roda nya. tangan kanan nya memutar roda kanan dan bergantian memutar roda kiri. kursi roda gio perlahan maju.

dengan pergerakan itu, mungkin gio akan terlambat, tapi gio tetap mencoba. sudah seperempat perjalanan. itu pun butuh waktu setengah jam. saat nya jalan berbatu, gio menghela nafas panjang dan mengucapkan bismillah. nafas gio yang ngos ngosan masih berusaha menggerakan kursi rodanya di atas jalan berbatu.

roda nya tak mau maju, tertahan oleh batu yang agak besar. gio terus memutar rodanya sampai kursi roda nya terlalu miring dan gio pun terjatuh.

gubrakkk.

gio terkapar di atas jalanan berbatu. kursi roda nya terbalik. dari kejauhan suci melihat gio yang sedang kesulitan untuk bangun.

suci berlari menghampiri gio dan membenarkan kursi rodanya

"aduuuuh, kok kamu bisa jatoh gini sih. Siska mana kok ga sama kamu?" -suci

"aku berangkat sendiri" -gio

gio ingat Siska sedang marahan sama gio.

"kak gina kemana?kok dia ga nganterin kamu?"

"kak gina ga tau kalo aku berangkat sendiri" -gio

suci menghela nafas panjang. memeluk tubuh gio supaya lebih mudah mengangkat badan gio untuk duduk di kursi roda. tapi suci tak berhasil, dia tak bisa mengangkat gio sendirian.

suci meminta bantuan kepada bapak bapak yang kebetulan lewat disana. bapak itu menggendong gio dan mendudukan gio di kursi roda.

suci mengusap ngusap baju gio yang agak kotor dan berdebu. mereka berangkat berdua.

Lumpuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang