10

642 18 0
                                    

suci dan gio pergi ke rumah Siska. mereka sampai di depan rumah Siska. rumah Siska tidak mempunyai pagar. dari kejauhan mereka sudah melihat seseorang duduk di kursi roda menghadap ke kolam ikan.

suci dan gio menghampiri perempuan itu. ternyata itu Siska. kepala Siska memakai Ciput, syal nya terbelit di lehernya. sweater tebal dipakainya, dan rok panjang yang menutupi kaki nya.

badannya yang terlihat tak bertenaga duduk setengah tidur di kursi roda itu. seolah badannya tak mampu duduk tegap seperti gio di kursi roda nya.

"Siska!" -suci

Siska menoleh ke arah gio dan suci. wajah nya terlihat ceria melihat kedatangan mereka. tapi suci dan gio merasa khawatir melihat Siska duduk di kursi roda.

"Cika, kamu kenapa? kok bisa kamu jadi kek gini?" -gio

"aku gapapa kok, aku cuma demam doang"-siska

"demam gimana, kamu sampe duduk di kursi roda gini"-suci

"a aku cuma pusing, jadi aku duduk di kursi roda, sumpah deh aku gapapa" -siska

"kamu beneran gapapa?" tanya gio

"beneran, kalian gausah khawatir."-siska

sebenarnya masih banyak hal ingin mereka tanyakan kepada Siska. tapi papa nya Siska datang mengghampiri mereka.

"kalian pulang yah, Siska harus istirahat"

"tapi om..."-gio

"udah Yo, kita pulang aja"-suci

gio dan suci meninggalkan Siska. suci mengantar gio pulang. setelah gio masuk, suci berniat kembali ke rumah Siska. suci merasa ada yang gak beres. masa demam bisa keliatan separah itu.

suci kembali ke rumah siska. suci melihat dari kejauhan Siska masih di posisi tadi. Siska menangis sesenggukan.

"sis, kamu kenapa? aku yakin kamu bohong tadi."-suci

"kamu bisa liat kan? aku udah ga bisa ngpa ngapain lagi. badan aku udah ga bisa di gerakin."-siska

"kenapa kamu bisa kek gini? terus kenapa kamu tadi bohong di depan gio?"-suci

"aku ga bisaa.... aku ga mau bikin gio khawatir. aku kena kanker otak ci... hidup ku udah ga lama lagi"-siska

mereka berdua menangis. suci mengelus bahu Siska, mencoba membuat siska tenang dan sabar menghadapi penyakitnya.

"tapi gio masih butuh kamu. gio sayang sama kamu." -suci

"ci, aku ga pantes buat gio. rambut aku udah abis, rontok semua. aku udah ga cantik lagi. kata dokter mungkin aku bisa bertahan satu bulan lagi. "-siska

"sis, dokter itu bukan tuhan. dia ga bisa nentuin hidup kamu mau sampai kapan. kamu harus bertahan demi gio. gio masih butuh kamu"-suci

"ci, aku udah ga di butuhin siapapun. gimana caranya aku bisa rawat gio? sedangkan aku juga ga bisa ngerawat diri aku sendiri. gimana aku bisa dorong kursi roda gio sedangkan aku juga ga bisa lepas dari kursi roda ku. gimana aku bisa pakein dia baju, sepatu, dan nyiapin dia makan sedangkan aku ga bisa ngelakuin itu untuk diri aku sendiri. "-siska

"gio ga butuh semua itu, gio cuma butuh kamu ada di samping nya. kamu tau ga berapa besar usaha gio demi memantapkan diri buat jadi pendamping kamu? gio kira kamu nolak dia karena dia ga pantes buat kamu. kamu tau ga betapa keras dia gerakin kursi roda nya sendiri hanya dengan satu tangan sampe dia jatuh berkali kali. kamu tau ga gio berusaha berangkat sekolah sendiri sampe dia cape dan jatuh di tengah jalan. se keras itu usaha gio biar bisa diterima sama kamu. masa kamu ga mau perjuangin diri kamu sendiri. kamu harus lawan kanker itu. "-suci

"ci, aku ga bisaa.... hiks.. hiks..."-siska

"aku yakin kamu bisa, kamu ga sendiri kok, disini ada aku, ada gio yang dampingi kamu"-suci

"ci, aku mohon jangan paksa aku, aku udah pasrah. dan please kamu jangan kasih tau gio. aku mau kalo aku udah ga ada, tolong kamu rawat gio, dampingi gio. cuma kamu yang bisa aku percaya"-siska

"okeh, aku akan nurutin semua kemauan kamu. demi kamu. demi gio"-suci

Lumpuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang