Besoknya, kembali ke hari-hari yang biasanya.
Hanya saja, ada sedikit yang berbeda.
Aku masuk ke kelas, kulihat Eddy ada di mejanya.
Sebelumnya dia selalu menyapaku, meski sambil malu-malu.
Tapi sekarang, dia hanya mengangguk saat aku menyapanya.Mungkin setelah kejadian kemarin, hubunganku dengan Eddy gak akan sama seperti dulu.
"Hoi! Masih pagi jangan halu," cowok pujaanku memecah lamunanku. Rey!
"Siapa yang halu? Tumben sapa aku duluan," balasku.
"Aku mau tagih hutang."
"Hutang? Aku aja gak pernah pinjam ke kamu."
"Hutang kemarin. Aku sudah bantu kamu kan?"
"Pelit! Sesama teman kok gak mau saling bantu?"
"Gimana kalau bayarannya..kencan sehari?"Aku gak salah denger kan? Aku memastikan pada diriku sendiri.
Mukaku jadi panas, aku mulai kege-eran sendiri.
Masa..Rey tiba-tiba ada perasaan sama aku??"Hmm..pasti sekarang lagi halu gak jelas. Denger dulu sampai selesai," kata-kata Rey menghancurkan semua anganku.
Yah...sedetik sebelum Rey bilang begitu, aku sudah mulai mengkhayal tentang kencan indah kami.. mungkin."Jadi maksudnya kita pergi berdua bareng, makan bareng, nonton bareng. Tapi..kamu yang traktir aku, kamu yang bayarin semuanya," lanjut Rey.
"Hah?! Kok aku yang bayar semua?!" protes ku.
"Gini deh. Kamu suka sama aku..jadi demi pergi kencan bareng aku, kamu harus bayar. Ya bayarannya kamu harus traktir aku," Rey menjelaskan panjang lebar, "gimana? Sama-sama untung kan? Kamu bisa kencan sama aku, aku juga gak rugi. Simbiosis mutualisme, saling menguntungkan!"Selesai bicara panjang lebar, Rey langsung kembali ke mejanya.
Jadi aku gak sempat protes sama keputusan yang dia buat secara sepihak. Curang!
Sekarang, Rey di mataku gak cuma pangeran es, tapi juga rentenir! Tagih hutang dengan bunga berlipat-lipat."Kringg!!" bel istirahat berbunyi, setelah jam pelajaran.
Kami, Aku dan Jenna. Kami lagi menikmati makanan kami di kantin.
Hari ini aku mau makan nasi goreng ayam, sedangkan Jenna mie ayam.Jenna memulai pembicaraan, "Em..Liv, nanti kamu mau kencan bareng Rey ya?" tanyanya.
"Uhuk! Uhukk!" aku tersedak, buru-buru aku meneguk jus jeruk.
"Jangan-jangan tadi kamu nguping ya?"
"Nggak. Cuma gak sengaja dengar."
"Bukan kencan! Tapi kejahatan! Masa aku disuruh bayar semua biaya kencannya?? Bayangin aja!"
"Nggak kebayang tuh. Kan yang akan pergi bareng Rey itu kamu."
"Terserah deh..kamu memang gak ngerti perasaanku."Aku cemberut. Jenna mencubit pipiku gemas. "Yah..tapi kamu cukup menikmatinya kan? Bisa pergi bareng Rey??" godanya.
Hmm.. memang sih. Meski aku ngomel-ngomel dan protes, tapi dalam hati aku sangat senang. Setidaknya, bisa pergi kencan dengan Rey.Bel masuk. Pelajaran pun dimulai.
Jam pelajaran terakhir.
"Yak! Sekian materi untuk hari ini. Jangan lupa kalian belajar karena sebentar lagi ujian kenaikan kelas," kata Pak Brotu, "sebelum itu, bapak akan berikan proyek akhir tahun.""Yahh..udah ujian, tambah tugas lagi..," seisi kelas mulai riuh, protes atas tugas yang diberikan.
"Jangan berisik! Tugas ini berkelompok, kelompoknya berurutan sesuai nomor absen. Misalnya, nomor absen 1 sekelompok dengan absen 11, 21, dan 31, dst."Hmm..kalau begitu nomor absenku 3..aku sekelompok sama absen 13, 23, sama 33. Aku mulai mengecek anggota kelompok ku.
Lho..nomor absen 23..itu Rey!
"Yes!" kataku girang.Pulang sekolah.
"Oi! Livia!"
Aku menoleh, "kenapa Dit?..oh! Kamu absen 33 kan? Kita sekolompok!"
"Yoi. Eh! Rey jangan pulang dulu..," kata Radit sambil menarik tas Rey, menahannya yang mau pulang.
"Mau apa sih? Kalau tugas kelompok dikumpul minggu depan kan? Sabtu aja!" kata Rey. Setelah itu dia langsung pergi.Baru saja kakinya melangkah, Radit langsung menarik tasnya lagi.
"Tunggu.. tunggu. Kita sebagai anak rajin, harus mengerjakan tugas hari ini!" Radit berbicara dengan bangganya.
"Sok kamu! Biasanya juga kamu yang langganan kumpul tugas terlambat," Jenna tiba-tiba menimpali.
Radit cuma garuk-garuk kepala.
"Jen! Kamu absen 13, kita sekelompok!" kataku sambil memeluk Jenna."Ya udahlah. Kita kerjain tugasnya hari ini. Mau di mana?" tanya Rey.
"Di rumah kamu aja. Paling deket dari sekolah. Langsung aja kita pergi, yok!" Radit merangkul Rey, Rey tampak ogah. Apalagi dengan usul Radit mengerjakan tugas di rumahnya.Aku agak deg-degan. Ini pertama kalinya aku ke rumah Rey!
"Gugup ya? Pertama kalinya ke rumah calon pacar?" bisik Jenna.
"Sstt!"Cukup 10 menit dengan jalan kaki, kami sampai di rumah Rey.
~bersambung~
![](https://img.wattpad.com/cover/246649358-288-k461733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran dalam Angan
Romance"Apa tipe laki-laki idaman kamu?" Itulah pertanyaan yang paling disukai Livia. Laki-laki tampan, selalu perhatian, dan setia. Sosok laki-laki yang sempurna bagai pangeran. Laki-laki yang selalu muncul dalam angan Livia. Sampai tiba-tiba, sosok pange...