(Jadi ini nyata?)
Butiran bening itu lolos seketika dari mata Prilly yang menatap Maya dengan bingung kepala nya masih terus menggeleng menandakan ini tidak benar benar terjadi.
"Ini nggak bener kan may?"Tanya Prilly bergetar
"Ali udah nggak ada Prill"
Maya berhambur ke dalam pelukan Prilly menangis tak kala histerisnya dengan Prilly.
"Lo cuman bercanda kan May? nggak lucu may sumpah"
"Nggak Prill gue nggak bercanda ini beneran ini nyata"
Prilly masih menatap gundukan tanah yang berada di depan nya setelah Maya mengajak nya ke makam ia masih belum percaya bahwa Ali sudah tiada. Air mata masih membasahi pipi nya tak pernah ia sangka bahwa sahabat nya dari kecil kini meninggalkan nya untuk selama nya.
"Li lo ngapain disana Li, ayo bangun Li. Mana janji lo Li mana janji lo kalau kita bakalan selamanya sama sama? mana janji lo kalau lo akan selalu huat gue tersenyum? mana Li mana? lo boong semua janji yang lo ucapkan busuk! busuk Li" Teriak Prilly
Maya mengelus pundak Prilly yang masih menangis. Maya tak kala sedih nya menatap Ali yang kini sudah berada di bawah gundukan tanah.
"Ikhlas Prill, Ali bakal seneng kalau lo ikhlas ini udah takdir"
"Sebener nya Ali kenapa May?"Tanya Prilly
Maya diam tak bergeming ia menatap Prilly sendu apa yang harus ia katakan saat ini? apa lebih baik ia memberitahu pada Prilly tentang penyakit Ali?
"May jawab gue dong!"
"Lo tau kan dulu Bunda lo kena tembakan Ali? waktu itu Ali donorin satu ginjal nya buat bunda lo Prill tapi usaha nya sia sia yang ada bunda lo nggak bisa hidup lagi dan Ali? pola hidup nya nggak teratur Prill"
"Ja-jadi?!"
"Lo yang sabar yah Prill ikhlas Ali usah tenang di sana"
Prilly menatap kosong ke depan. Bisa ia lihat bayangan Ali masih ada tepat di samping nya masih bisa ia rasakan Ali menatap dan tersenyum pada dirinya.
"Prill udah dong ikhlas Prill"
"Gimana gue bisa tenang Jes kalau Ali udah ninggalin gue"Jawab Prilly
"Ini tadi Maya ngasih flashdisk sama gue katanya titipan terakhir Ali buat lo, gue tinggal dulu yah. Jangan nangis lagi"
Prilly menatap flashdisk yang berada di genggamannya. Mata Prilly beralih menatap pintu kamar nya Jesica sudah tidak ada lagi disana dengan cepat Prilly memasang flashdisk itu dan menatap layar komputer nya disana terpampang jelas Ali nya. Sahabat kecil nya yang sedang tersenyum manis padanya dengan gitar yang berada di pangkuannya.
"Hai Prill gimana hari hari lo sekarang? Pliss jangan nangis gue nggak suka lo nangis gue tau lo nggak bisa nerima ini tapi Pliss lo jangan nangis ikhlas Prill ikhlas"
Sudah lah air mata Prilly jatuh lagi pertahanan Prilly runtuh hanya dengan beberapa kata yang di lontarkan oleh Ali.
Tampak Ali yang mulai memetik senar gitar nya. Ali menutup matanya tak sanggup air matanya keluar begitu saja.
Seusai itu senja jadi sendu awan pun mengabu
Kepergianmu menyisakan duka dalam hidupku
'Ku memintal rindu menyesali waktu mengapa dahulu
Tak kuucapkan aku mencintaimu sejuta kali sehariWalau masih bisa senyum
Namun tak selepas dulu
Kini aku kesepianKamu dan segala kenangan
Menyatu dalam waktu yang berjalan
Dan aku kini sendirian
Menatap dirimu hanya bayanganTak ada yang lebih pedih
Daripada kehilangan dirimu
Cintaku tak mungkin beralih
Sampai mati hanya cinta padamu (padamu)Ho-o-o-o-oh ...
Walau masih bisa senyum
Namun tak selepas dulu
Kini aku kesepianKamu dan segala kenangan (kenangan)
Menyatu dalam waktu yang berjalan (berjalan)
Dan aku kini sendirian
Menatap dirimu hanya bayangan hanya bayangan
O-o-oh ...Daripada kehilangan dirimu
Cintaku tak mungkin beralih
Sampai mati hanya cinta padamuTak ada yang lebih pedih
Daripada kehilangan dirimu
Cintaku tak mungkin beralih
Sampai mati hanya cinta padamu'Ku mencintamu (mencintamu)
Kamu (kamu) dan kenanganAli mengakhiri lagu nya dengan gitar yang masih ia pangku.
"Gue rindu Ali"
Prilly hanya bisa menatap Ali di layar kaca andai saja waktu bisa di ulangi ia pasti bakal maksa Maya untuk memberitahu tentang penyakit Ali mungkin saja saat ini Ali masih bisa bertahan hidup tapi sudah lah tidak ada gunanya menyesal sekarang.
"Maaf Prill Gue banyak salah sama lo gue bodoh gue bodoh ngingkarin janji gue dulu. gue janji bakal buat lo selalu tersenyum. Tapi apa? gue malah buat lo nangis"
"Maaf mulai saat ini gue nggak bisa jaga lo lagi tapi inget satu hal Prill gue pasti bakal jaga lo dari atas. Teruskan kebahagiaan lo walau gue nggak di samping lo yah Prill gue sayang sama lo gue cinta sama lo tapi gue belum bisa ngungkapin itu kemaren. I LOVE YOU PRILLYANA GRACIA HANA gue tunggu lo di keabadian nanti"
Prilly kembali menangis histeris. Tolong kembalikan Ali lagi padanya tolong kembalikan cinta nya lagi tolong kembalikan semua nya pada Prilly. Ia tidak sanggup menahan semua ini lagi tolong kembalikan Ali.
Prilly menatap seisi kamar nya pandangannya tertuju pada foto dirinya dengan Ali yang terpampang jelas di dinding kamar nya. sejak kapan foto itu ada? Prilly mendekat dan perlahan membaca tulisan yang ada disana.
"Bagian terberat dari sebuah perjalanan adalah perpisahan. Kesediaan meninggalkan masa lalu yang tiada di masa depan. Belajarlah dari semua yang telah terjadi dan mengertilah. Bahwa jawaban adalah tak akan selalu dengan terus bertahan, melainkan dengan melepaskan genggaman untuk sebuah kesempatan baru di masa depan."
Jadi yang buat ini semua Ali? ah rasanya Prilly ingin sekali memeluk Ali saat ini.
"Gue tetep cinta sama lo Li"
........................................................................
BERSAMBUNGJANGAN LUPA TEKAN BINTANG GUYS❤
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want Your Love(On Going)
Teen Fiction~Gue tau lo udah punya pacar tapi gue suka sama lo~ •Prillyana Gracia Hana• ~Tapi gue cuman anggep lo sahabat~ •Aliand Lionel• Sepasang sahabat yang terpisah karena cinta Apakah mereka bisa bersama sama lagi? Baca kuy...