"Heejin bangun!!!"
Sebuah suara mengitrupsi, menganggu pelabuhan dara cantik itu di pulau kapuknya. Dengan sedikit memaksa, matanya perlahan terbuka. Meski enggan, sang Surya ikut berkunjung tatkala tirai kamarnya disibak oleh seseorang.
Heejin bangkit dari kasurnya, mendudukkan diri dengan mengucek kedua matanya.
"Dimana aku?" tanyanya
Bugh..
Benda empuk menghantam wajah cantik itu,
"Yakkk,, sadarlah Jeon Heejin! kapan kau beranjak dari kasurmu itu?!" teriak seorang gadis
"Eh, Nakyung?!!!" matanya melotot kaget, "Sejak kapan kau di sini?" sambungnya
"Ckckck" gadis itu berdecak " Sejak kapan katamu! harusnya aku yang bertanya sejak kapan kau jadi pelupa!" balas Nakyung merajuk.
Sepupu Heejin itu menghentak-hentakkan kakinya kemudian mendudukkan diri di tepi kasur.
Gadis itu terlihat kesal, bagaimana tidak, Heejin yang notabene sepupunya sendiri lupa menyambut kedatangannya pagi ini.
Semenjak kakinya berpijak didepan apartement, gadis perajuk itu telah lama berdiri mengetuk pintu bahkan membunyikan bel beberapakali namun tak ada jawaban. Beruntung, password apartement Heejin si gadis pelupa dapat dengan mudah tertebak jikalau bukan tanggal kelahirannya sudah pasti tanggal kelahiran sang ibunda. Gadis gemini itu memang tak kehabisan akal.
"Kyung-ah... Maafkan aku, aku ketiduran. Sepertinya aku terlalu lelah"
"Hmm,..." gadis pemilik hidung runcing itu berdeham, ia melipat kedua tangannya sembari melirik sedikit sinis ke arah Heejin
"Mianhae,.. majyeo-majyeo" maaf Heejin meniru aegyeo yang biasa sepupunya itu lakukan.
Sang lawan menahan tawanya, ingin sekali berbalas aegyeo. Tapi ditahan, ia hampir lupa bila sedang merajuk, membalas sama artinya kalah, itu prinsip barunya pagi ini.
Melihat Nakyung tak bergeming, air muka Heejin berubah, ia takut Nakyung benar-benar marah, mau tak mau ia mengeluarkan jurus terakhir. Diperlihatkannya muka menyesal lengkap dengan puppy eyes-nya itu.
Gotcha!!
Nakyung terjebak, ia emang selalu lemah dengan jurus pamungkas Heejin. Si boneka hidup itu benar-benar berhasil mencuri hati setiap orang.
"Aaaaa...arraseo (baiklah)! Kalau begitu cepat tunjukan kamarku dimana!" Balas Nakyung sambil mempoutkan mulutnya lucu.
Ada-ada saja drama dua saudari itu.
Heejin hanya terkekeh, ia gemas dengan respon sepupunya itu. Walaupun terlihat kesal, dia tak benar-benar marah. Nakyung memanglah anak yang periang bahkan handal menjadi moodbosster. Tapi bila sudah bertemu lelaki tampan, sifat genitnya tak bisa terkontrol. Banyak korban yang ia buat jatuh dan jerat, namun hanya dianggap angin lalu tatkala merasa bosan. Beda lagi kalau yang ia dekati lelaki dingin dan cuek, ia akan semakin tertantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma: The Vampire
FantasyBagaimana karma berjalan? Salah apa Jaemin dan Renjun hingga harus menanggung karma pendahulunya?