Prolog

482 39 3
                                    

"You only know the name, not the person

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"You only know the name, not the person."

****

Asap rokok mengepul di mana-mana. Seorang cewek dengan rambut yang dicat biru di bagian poninya itu berjongkok di dekat drum bekas minyak tanah. Jam masih menunjukkan pukul 9 malam, masih ada waktu 1 jam lagi untuk pulang ke rumah. Suara jangkrik malam itu menjadi teman dalam kesunyiannya.

Ponsel cewek itu tiba-tiba berbunyi. Mulutnya berdecak, kaki kanannya dia luruskan guna mengambil ponsel yang ada di saku celananya.

Mami : Pulang, Meza.

Meza mendengkus, dia hanya membaca pesan dari ibunya lewat pop-up. Tanpa berniat membalas, cewek itu kembali mengunci layar ponselnya. Untuk saat ini Meza tidak ingin diganggu oleh siapa pun, dia ingin menenangkan pikirannya yang mumet seharian ini.

Dua batang rokok sudah habis dia isap. Di dua isapan terakhir dia batuk. Cewek itu meludahkan darah yang pasti keluar saat dia batuk. Sial, kenapa hal itu selalu terjadi ketika dirinya sedang ingin merokok?!

Tidak mau membuat dadanya lebih sakit lagi, cewek itu melemparkan rokoknya asal dan menginjaknya. Dia harus pergi ke suatu tempat untuk mengganti pakaiannya yang bau asap rokok ini sebelum pulang ke rumah.

Krek!

Meza menoleh, dia menunggu beberapa saat, berharap ada orang yang muncul atau hewan apa pun yang mungkin menginjak sesuatu. Cewek itu lantas mengangkat kedua bahunya acuh saat tidak ada apa-apa di menit berikutnya.

Saat kaki jenjang cewek tinggi itu melangkah jauh, seseorang dengan jaket kulit berwarna biru tua memegang dadanya sendiri dan mengembuskan napas panjang. Hampir saja dia ketahuan.

Seseorang itu lantas keluar dari persembunyiannya, dia melihat tempat yang biasa Meza gunakan untuk merokok setiap ada masalah yang dia sebabkan.

"Lagi?" cetusnya saat melihat darah di tanah. Kedua matanya juga melihat dua batang rokok yang tergeletak di tanah. "Lo kapan mau berhentinya sih, Za?"

****

A/N : Halo, Sobat Jarcil! Mungkin bagi kalian pembaca lama masih bingung sama cerita ini. So, aku bakalan jelasin hal-hal kenapa cerita ini diubah.

1. Alur sebelumnya membuatku merasa kurang puas—bahkan tidak puas. Awalnya aku berpikir bahwa cerita ini akan baik-baik saja, tetapi setalah aku revisi & cek nyatanya banyak plot yang nggak penting dan cukup banyak.

2. Dari segi alur, watak karakter 50% berbeda dengan sebelumnya. Beberapa cast ada, serta yang aku rasa "tidak penting" aku buang demi kenyamanan bersama.

3. Beberapa alur juga masih sama, kok. Istilahnya cerita yang awalnya berjudul "MEZA" ini dan diganti oleh "Rationem" hanya aku padatkan ceritanya dan ditambah hal-hal baru serta aku rapikan tulisannya.

Aku harap dengan keputusan ku, tidak ada pihak mana pun yang kecewa.

Aku hanya ingin melakukan yang terbaik untuk ceritaku, terima kasih.

Salam,

Jaracilia.

RationemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang