Enam

311 19 0
                                    


Setelah beberapa hari Lanara merasakan PMS yang sudah membuat orang terdekatnya kewalahan menghadapi sikapnya, yang kadang marah marah kepada Alvin, menangis sendirian di kamar karena kangen Bunda dan Ayahnya. Dan masih banyak lagi kelakuan yang membuat orang tua Alvin heran.

Kini, Nara sedang membereskan pakaian yang selama ini ia pakai ketika dirumah Alvin, karena Ayah dan Bundanya sudah pulang dari luar kota. Itu adalah sebuah hal yang membuat Lanara Feeza senang, sangat senang!

"Ra, Bunda sama Ayah lo udah dateng." ucap Alvin yang tiba tiba masuk ke kamarnya.

"Ih asal masuk aja sih! Kan bisa diketok dulu pintunya!" omel Nara.

Alvin hanya berdecak dan meninggalkan Nara kembali sendiri.

"Yeay udah selesai." kata Nara senang.

"Gak sabar deh mau ketemu Bunda. Turun ah."

Ketika sudah sampai di lantai bawah, Nara melihat Bunda dan Ayahnya sedang berbincang dengan kedua orang tua Alvin. "BUNDAAAA!!" teriak Nara dan berlari menuju sang Bunda tercintanya itu.

Nara langsung memeluk Bundanya.

"Heyy anak Bunda yang manja." ucap Yanti.

"Nara kangen Bunda." kata Nara manja.

"Bunda kok gak kangen kamu ya?" ledek Yanti.

Mendengar ucapan Yanti membuat Nara langsung melepaskan pelukannya. "Ih, Bunda jahat! Masa gak kangen sih sama anak Bunda yang sangat cantik, imut dan lucu ini." cerocos Nara sebal.

"Utututuu, anak Bunda ngambek nih."

"Sini sini nak, Bunda juga kangeeenn banget sama anak bunda yang cantik plus manja ini." ucap Yanti sambil menarik Nara kedalam pelukannya.

"Bunda bohong. Pasti Bunda disana cuma asik pacaran sama Ayah, gak mikirin keadaan Nara disini gimana." ucap Nara yang melengkungkan bibirnya.

"Shut. Gak boleh ngomong gitu. Bunda disana sama Ayah juga mikirin kamu nak, apalagi pas Bunda tau kamu lagi PMS dan bikin satu rumah tante Intan riweuh sama kamu." ujar Yanti sambil mengelus punggung Nara.

"Pokoknya Nara kangen Bunda! Nara sayang banget sama Bunda! Nara gak mau jauh jauh lagi dari Bunda!" Nara semakin mengeratkan pelukannya.

"Iya sayang, Bunda juga kangen sama kamu. Bunda juga sayaangg pake banget sama kamu." Yanti mengecup puncak kepala Nara.

Saking asyiknya berpelukan dan melepaskan rasa rindunya masing masing. Sampai tidak sadar kalau mereka sedang diperhatikan oleh orang yang dihadapannya itu.

"Ekhem." terdengar suara bass dari sang Ayah.

"Jadi kangennya sama Bundanya aja nih?" ledek Rudi.

Lanara yang menyadari pun langsung melepaskan pelukannya.

"Aaaa Ayah." Nara langsung menghamburkan dirinya ke pelukan sang Ayah tercinta.

"Nara kangen Ayah juga." ucap Nara didalam pelukan Rudi.

"Ohh kirain kangennya sama Bunda nya doang." Rudi sengaja meledek Lanara, ia senang membuat Lanara sebal.

"Ih Lanara juga kangen dan sayaang banget sama Ayah!" ucap Nara sebal.

"Iya iya. Ayah juga kangen banget nak sama kamu yang bawelnya gak ketulungan."

Nara hanya cengengesan mendengar ucapan Rudi.

"Udah di rapihin belum nak pakaiannya?" kini yang membuka suara giliran Intan.

"Udah dong ma, pokoknya udah beres!" ucap Nara dengan semangat.

ALVINARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang