Anakmu Ada di Sini

921 163 8
                                    

CKLEK

"Sorry, gue telat!"

Cangkir Abu di siang hari tampak ramai dikunjungi banyak orang kembali. Merupakan waktu yang pas untuk menyelamatkan diri dari rasa gerah dan haus sambil menikmati varian minuman di tempat ini. Mereka yang memenuhi keramaian hari ini sama seperti biasanya, para mahasiswa, para pengejar deadline kantor, para pasangan muda ataupun beberapa anak SMA yang kebelet ingin nongkrong sebelum sempat melepaskan seragam sekolah mereka di tempat ini.

Nana baru tiba di tempat ini pada pukul setengah tiga sore, setelah masuk dari pintu belakang, ia langsung mengambil celemeknya dan perhatiannya mengalih pada seorang asing yang tengah mengurus bagiannya di meja kasir. Nana terpaku.

"Dia karyawan baru di sini."

Lalu Arlen datang menghampirinya dari belakang. Setelah mengurus pembayaran pesanan, barulah Nana sibuk untuk mengambil alih bagian meja kasirnya. Ia mengecek apa saja pesanan yang telah tercatat di sistem komputer. Saat ia berbalik lagi untuk mengecek stok teh yang masuk di saat itulah Arlen datang mendekatinya lagi.

"Oke, karena kita kedatangan orang baru di sini. Jadi mulai hari ini di Cangkir Abu ada penambahan satu anggota." Arlen melirik satu persatu dari Nana hingga ke karyawan baru tadi, "Tesa ini Nana, temen gue. Na, ini Tesa. Dia.. adek tingkat gue di kampus," tambahnya.

Keduanya saling memasang senyum pada perkenalan pertama mereka. Jangan lupakan juga jabatan tangan yang menjadi kewajiban di setiap memulai perkenalan.

"Karena kita berdua pada sibuk kuliah, jadi gue mau nambah satu karyawan lagi di sini."Arlen menepuk pelan pundak Nana sebelum ia sibuk kembali ke belakang.

Nana langsung memulai pekerjaannya segera sambil melihat kertas pesanan yang menempel di dekat mesin penggiling kopi. Ia mengambil sebungkus biji kopi untuk ia masuki ke mesin tersebut dan bertepatan itu juga Tesa sedang mengisi wadahnya. Nana pun beralih lagi mengambil sebungkus bahan teh lain.

BRUUK!!

"Maaf!"

Satu kegaduhan terjadi. Biji kopi yang Tesa bawa itu tak sengaja terjatuh, sontak gadis itu kewalahan menangani banyak biji kopi yang berserakan di lantai bawah. Nana tak sempat menolongnya karena ia harus memindahkan segera ekstrak kopi untuk mengurus pesanan americano milik pelanggan yang sedang menunggu.

Kegaduhan itu sempat teratasi, Nana ikut membantu Tesa mengumpulkan biji kopi tadi. Jika sudah seperti ini, biji kopi itu lebih baik untuk segera dibuang dan Tesa pun berulang kali meminta maaf atas kegaduhan tersebut.

"Maaf! Haduuh...." keluh Tesa.

"Udah, Tes. Nggak papa yang itu langsung buang aja, ganti lagi sama karung yang di belakang." Nana berusaha menenangkan gadis itu untuk tidak panik lagi.

"Baik, Kak." Tesa berlalu sambil membawa biji kopi yang telah kotor untuk ia buang segera.

Bertepatan dengan Tesa yang berpapasan dengannya, Nana terpaku akan satu hal ketika melihatnya. Ia pun melirik ke pintu belakang, tempat dimana Tesa pergi tadi.

Gadis itu mengingatkannya akan seseorang.

"Well, ada masalah?" tanya Arlen yang tiba-tiba muncul di dekatnya.

"Tadi, nggak sengaja biji kopi ketumpah. Tapi dikit kok," jelas Nana.

"Siapa?" Belum sempat Nana menjawab, Arlen telah menebaknya lebih dulu, "Tesa?"

Nana mengangguk perlahan. Pandangan Arlen menjauh darinya, ia sibuk dengan membersihkan meja di sekitar mesin penggiling kopi.

"Gue maklumi karena dia masih baru di sini."

drive safe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang