Sudah sebulan lebih Karina pindah ke rumah dan sekolah baru.Seperti biasa, saat hari minggu gadis itu masih berbaring diatas tempat tidur. Meskipun matahari sudah menampakan diri tapi gadis itu terlalu malas untuk membuka mata.
"KARIN!!" Taeyong berteriak sambil mengetuk pintu kamar adiknya.
Tidak ada sahutan.
"KARINAAAA!! KARINN!!" Lagi-lagi tidak ada sahutan.
"Karin kalau kamu bangun pagi hari ini, kakak beliin tiga novel."
Oke, sepertinya hari ini Karina harus merelakan waktu istirahatnya demi membeli novel yang sudah ada di listnya.
"Iya Karin bangun," gadis itu bangkit dari tempat tidurnya dan membuka pintu.
Tumben sekali hari ini Taeyong membangunkannya.
"Kenapa sih? Tumben banget bangunin gue," tanya Karina saat membuka pintu.
"Siap-siap, temenin kakak main basket di taman perumahan. Sekalian kamu olahraga jangan rebahan mulu," Karina mengangguk paham.
Tentu saja dengan setengah hati, kalau bukan karena novel mana mau Karina bangun pagi-pagi begini di hari minggu.
Sesampainya di taman perumahan, seperti biasa sudah banyak orang yang berkumpul disana.
Mulai dari ibu-ibu yang menemani anak-anaknya bermain atau ibu-ibu yang datang untuk sekedar bergosip sampai para pemuda yang sibuk bermain basket dan lainnya.
"Mau ikut ke sana atau?"
"Ikut lah, kan Karin kesini nemenin kakak main basket."
"Yaudah ayo," Taeyong merangkul adik perempuan kesayangannya dan berjalan ke lapangan basket.
Setelah sebulan lebih tinggal disini, Taeyong dan Karina pun mulai akrab dengan anak-anak di perumahan yang terbilang sangat ramah.
Bahkan Taeyong selalu ikut nongkrong di depan ind*mar*t kalau sedang tidak sibuk kuliah.
"Pagi bro," ujar Taeyong sambil bertos ala laki-laki dengan beberapa temannya yang sudah ada disana.
"Pagi yong, wih Karin tumben ikut."
"Disogok pake novel dulu nih anak baru mau ikut," ujar Taeyong, Karina hanya menatap kakaknya kesal.
Sedangkan Doyoung tertawa mendengar jawaban Taeyong.
"Kak Karin, sini gabung," teriak Winter yang sedang duduk bersama Jeno dan teman-temannya.
Karina segera berpamitan pada kakaknya dan berjalan ke arah Winter.
"Tumben kak," ujar Winter, pasalnya tiap kali Winter mengajak Karina untuk olahraga pagi saat weekend Karina selalu menolak.
"Semua orang bilang tumben waktu lihat gue," ujar Karina sambil duduk di samping Winter.
"Makanya jangan ngurung diri di rumah kayak tuan putri," ujar Haechan.
Karina hanya menatap pemuda itu kesal.
"Rin, nanti lo jadinya ke Bali bareng Jeno," ujar Renjun yang membuat semua orang menoleh kepadanya.
"Apa nih kok gue ngga tau?" Tanya Yangyang mewakili yang lain.
"Kalian kan tau tiap tahun kelas sebelas bakal ikut tour sekolah, perwakilan sekelasnya dua orang satu cowok satu cewek. Awalnya gue sama Karin tapi karena bertepatan sama lomba olim yang diadain Sma Pancasila jadinya gue batal," Renjun menjelaskan panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
FanfictionKalau kata Shuhua, Jeno itu kayak kulkas berjalan. Tapi gimana kalau kulkas berjalan yang ga pernah peduli sama cewek tiba-tiba jatuh cinta? Ya tentu aja dia ngga sadar!! Pake nanya segala. Ini kisah tentang Jeno si kulkas berjalan yang jatuh cinta...