Seorang gadis bersurai panjang sedang mengikat tali sepatunya buru-buru.Ini adalah hari pertamanya masuk di sekolah baru namun dia masih di rumah saat jam tangannya menunjukan pukul 7 kurang 10 menit.
"Bundaaa, Karin telat," teriak gadis itu sambil berlari menuruni tangga.
"Makanya jangan drakoran sampai tengah malam, ayo duluan ke mobil nanti Bunda anterin," ujar Bundanya sambil menyiapkan nasi goreng untuk bekal Karina.
Setelah beberapa saat Karina masuk ke dalam mobil, Bundanya menyusul lalu menjalankan mobil keluar dari pekarangan rumah mereka.
"Eh, itu ada yang pake seragam sekolah kayak kamu," ujar Bundanya saat melihat seorang gadis sedang berdiri di depan perumahan sambil sesekali mengecek ponselnya.
"Iya, mungkin anak Tunas Bangsa juga bun," ujar Karina yang kini mengikuti arah pandang Bundanya.
"Kamu tawarin bareng aja rin," ujar Bundanya sambil menghentikan mobilnya tepat di samping gadis itu.
Karina lalu menurunkan kaca mobilnya, "Anak Tunas Bangsa juga ya?"
"Ah, iya," gadis itu sedikit terkejut dan menjawab dengan canggung.
"Bareng aja sini, tante juga mau nganterin anak tante yang baru pindah ke sana."
"Eh, gapapa tan?"
"Iya ngga apa, ayo masuk."
"Kamu tinggal di perumahan sini juga?" Bunda Karina memulai pembicaraan saat gadis itu masuk ke dalam mobil.
"Iya tan."
"Blok mana?"
"Blok F tan, oh ya nama saya Winter."
"Gue Karina," ujar Karina sambil tersenyum dan menoleh ke arah Winter.
"Kelas berapa nter?"
"Kelas sepuluh tan,"
"Oh kalau Karin kelas sebelas, nanti kamu tolong bantu anterin dia ke ruang TU ya. Takutnya nanti malah nyasar disekolah," Bunda Karina terkekeh diakhir kalimatnya.
"Iya tan."
Setelah Bundanya menghentikan mobil di depan gerbang Sma Tunas Bangsa, Karina dan Winter segera turun dan tidak lupa berpamitan.
"Ayo kak, gue anterin ke TU," Karina lalu mengikuti langkah Winter.
"Nah ini ka, mau gue temenin masuk?" Ujar Karina saat mereka tiba di depan ruangan tata usaha.
"Eh, ngga usah gue masuk sendiri aja," Karina tersenyum lalu melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu.
Beberapa saat berada di dalam ruang tata usaha, Karina kembali berjalan keluar setelah mengetahui kelas dan mengkonfirmasi data-datanya.
"Kelas apa kak?" Tanya Winter yang masih berdiri di depan tata usaha. Dia merasa bertanggung jawab apalagi tadi Karina dan Bundanya sudah memberikan dia tumpangan.
"Ipa 1."
"Yaudah ayo gue anter."
Mereka hanya berjalan dalam keheningan, tak jarang ada siswa yang berbisik penasaran siapa yang berjalan di samping Winter.
Karina bisa menyimpulkan kalau Winter termasuk siswi populer di sekolahnya saat beberapa kali Winter menyapa balik teman seangkatan maupun kakak kelasnya.
"Nah itu kak kelasnya, yang ada empat orang di depan" ujar Winter sambil menunjuk empat orang yang sedang duduk dan sesekali tertawa di depan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Fiksi PenggemarKalau kata Shuhua, Jeno itu kayak kulkas berjalan. Tapi gimana kalau kulkas berjalan yang ga pernah peduli sama cewek tiba-tiba jatuh cinta? Ya tentu aja dia ngga sadar!! Pake nanya segala. Ini kisah tentang Jeno si kulkas berjalan yang jatuh cinta...