Part 1

6.7K 496 2
                                    

Kedua mata Jaehyun mengedar ke sekeliling elevator itu, melihat adanya lima orang pria bersetelan jas hitam selain dirinya di sana. Angka penunjuk lantai berkedip di atas pintu metal berwarna perak tersebut, berkilat merah terang ketika semakin mendekati lantai di mana mereka semua akan bertemu Kingpin atau pemimpin dari organisasi ini.

Ia berpikir sejenak, membayangkan jika Kingpin adalah seorang pria tua beruban yang sedang berjuang di antara hidup dan mati sehingga ia butuh anggota-anggota baru, untuk menjaga keamanan jangka panjang organisasi ini. Wajar, pikirnya. Dalam dunia mafia, seseorang harus berjuang mati-matian untuk bertahan hidup dan mengamankan posisinya di puncak rantai organisasi.

Jaehyun diam-diam mencuri pandang pada lelaki di sekitarnya. Semua yang ada di dalam elevator itu sebentar lagi akan diangkat secara resmi sebagai anggota baru Red Phoenix, dengan label Gold. Di organisasi ini, anggota dikategorikan dalam level yang berbeda tergantung keahlian masing-masing. Mereka pastilah sangat mengagumkan saat eksibisi dilangsungkan sehingga dapat melompat tiga level sekaligus dari level terendah. Diamond adalah level tertinggi, dan hanya terdiri dari beberapa orang terpilih.

Memikirkan tentang dirinya yang berhasil dipilih masuk kategori Gold membuat Jaehyun merasa sangat bangga dan puas. Ia sudah bekerja sangat keras untuk pencapaian ini. Dengan pengalaman sebelumnya bekerja di subgrup Red Phoenix bernama Invictus sebagai penembak di bawah pimpinan ayahnya, ia awalnya dilabeli sebagai seseorang yang mendapatkan posisinya melalui koneksi dan statusnya sebagai anak pimpinan, yang mana sangat nonsens karena satu, ayahnya sangat menentang keputusannya bergabung dan membahayakan nyawanya, dan dua, ia memiliki jiwa independen yang sangat kuat. Bergantung pada orang lain tidak ada di dalam kamusnya. Jika Jaehyun hidup, ia hidup bukan dari bantuan orang lain.

Dan ia ada di Red Phoenix karena ia sudah membuktikan bahwa dirinya pantas; melampaui ekspektasi.

Elevator itu berdenting dan mereka berjalan beriringan menuju kantor yang terletak di ujung koridor lantai tersebut. Penjaga bersetelan jas serupa menekan sebuah tombol pada earpiece Bluetoothnya untuk menginformasikan kedatangan para anggota baru sebelum meminta mereka untuk meletakkan telapak tangan pada alat pemindai di sebelah pintu. Setelah identitas mereka diterima, tanpa buang waktu mereka masuk ke dalam ruangan dan masing-masing duduk mengitari meja bundar.

Desain interior dari gedung Markas Besar tidak terlihat jauh berbeda dari milik Invictus. Sebuah layar yang mengisi penuh dinding ruangan berkedip dan menampilkan seorang pria yang terlihat mahal, tak tersentuh, dan muda meski tampak kerutan di kedua sudut matanya. Rambutnya hitam legam, disisir rapi ke belakang untuk mengekspos dahinya. Beliau terlihat seperti berusia 50 tahunan. Jika jam tangan bertabur berliannya merupakan sebuah pernyataan akan kekayaan pria tersebut, Jaehyun akan bertaruh bahwa pria di layar adalah Kingpin mereka, dan ia salah akan satu hal; Kingpin tidak sekarat dan ia hanya ingin memperkuat organisasi, untuk menegaskan dominansi.

"Kurasa kalian para pemegang kartu Gold sudah tahu tentangku. Aku minta maaf sebelumnya karena tidak memperbolehkan foto diriku diperlihatkan ke publik, aku percaya kalian sudah hafal betul akan protokol yang ada dan menghormatinya, bukan?" Lee Namgyu tersenyum seakan tidak ingin menakuti para anggota baru. Jaehyun mendengus dalam hati. Mereka tidak akan membiarkan seseorang — bahkan orang paling berkuasa di organisasi ini sekalipun memperlakukan mereka seperti bocah taman kanak-kanak. Namun ia mengagumi aura kebapakan yang terpancar dari sang Kingpin dan sangat menjalar bahkan menembus layar. Ia yakin anggota yang lain pun dapat merasakannya.

"Luar biasa." Ia melontarkan pujian meskipun tidak ada respon yang keluar dari mereka. Ruangan yang sunyi memekakkan telinga tersebut diisi oleh nada suara tegas nan menenangkan milik sang Kingpin. "Baiklah, mari langsung saja ke pokok permasalahan, Tuan-tuan. Seperti yang sudah diketahui, Dragonaire adalah ancaman bagi pasar kita. Berani sekali mereka berasumsi kita akan membiarkannya begitu saja masuk ke dunia ini, untuk melakukan panen besar-besaran benih yang sudah kita tanam bertahun-tahun. Judi, penyelundupan, perdagangan manusia, itu semua milik kita. Red Phoenix telah menghasilkan jutaan dari bisnis macam ini. Ini milik kita. Kita tidak akan membiarkan mafia kelas tiga merusak pagar kita, bukan?"

"Jika Dragonaire selemah yang Anda katakan, kenapa Red Phoenix harus mencari anggota baru? Apakah anggota yang sudah ada tidak cukup? Atau semua ini hanya karena jumlah yang dimiliki Dragonaire?" Jaehyun mengetukkan jarinya pada meja dalam irama konstan, menambah ketegangan pada pria-pria lain di ruangan itu. "Apa mungkin mereka tidak terlalu membahayakan seperti yang kita kira?"

Hening beberapa detik sebelum Namgyu menyeringai setuju, menunjuk ke arah Jaehyun seakan ia tahu ia telah memilih orang yang tepat. Dan Jaehyun akan membuktikan hal itu. "Sempurna. Aku tidak mau kalian diam saja dan berpuas diri. Dragonaire mungkin hanyalah bisnis kecil bila dibandingkan dengan milik kita, tapi mereka banyak merekrut orang-orang tak dikenal. Mereka sangat bernafsu mengalahkan jumlah kita ketika bertarung. Kita punya Bronze, Silver, Gold, Diamond tapi tidak semuanya cocok untuk bertarung di lapangan. Sebagian dari kami, seperti yang sudah kalian pahami, ditugaskan di bagian paramedis, beberapa untuk intelijen, dan beberapa lainnya untuk bertarung ketika dibutuhkan. Sedangkan Dragonaire tidak peduli hal-hal macam itu. Jadi mereka akan datang mencari kita — mencarimu dengan apa adanya. Bukankah itu lucu?" Namgyu bersandar pada kursi kulitnya dengan sedikit mengangkat bahu. "Setengah dari organisasi-organisasi di luar sana tidak akan ada di tempatnya jika bukan karena kita. Jadi aku butuh kalian. Red Phoenix butuh kalian untuk memperingatkan mereka, agar mereka tetap tahu diri. Mengerti?"

Mereka menjawab serempak, meyakinkan Kingpin akan dedikasi dan loyalitas terhadap kelompok ini. Namgyu melambaikan tangan sebagai isyarat pembubaran. "Baiklah. Kalian sudah cukup diarahkan mengenai hal ini. Aku yakin kalian sudah kenal baik satu sama lain. Jika aku ingin mengadakan pertemuan, akan diberitahu melalui asistenku, Moon Taeil. Silakan meninggalkan ruangan."

Don't forget to leave vote & comment to appreciate the original author :)

[1] What Lies Ahead: Outset (JaeYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang