Part 28|| Askripsi💫

2.8K 735 68
                                    


"Terbuat dari pencipta yang sama, tapi dengan kemampuan yang berbeda. Kamu hanya perlu belajar untuk mengasahnya."

Einstein

"Lucas, tunggu!"

Alas kakinya menginjak rerumputan hijau di belakang sekolah, di sana terdapat sebuah padang Savana yang biasa di jadikan sebagai tempat latihan golf.

"Lucas!"

Sekali lagi laki-laki itu tidak menggubris teriakan Shanz, yang sedang berusaha mengejarnya. Lucas memang menyebalkan, aneh dan susah di tebak. Shanz mendecak kesal, apakah Lucas tuli? Ia sudah berteriak memanggilnya untuk ke sekian kali. Tapi tak sedikitpun mendapatkan respon.

Shanz mendaratkan bokongnya karena kelelahan. Ia mengusap keringatnya sambil menatap Lucas yang berdiri tidak jauh darinya, entah apa yang sedang di lakukan anak laki-laki itu. Yang jelas dia hanya mengitari sekitarnya sambil membawa sebuah bola planet Mars.

Beberapa lama kemudian, Lucas mulai menghampiri Shanz dan duduk tidak jauh darinya. Shanz mencabut rerumputan dan melemparkannya pada laki-laki bermata biru laut itu, benar-benar mempesona. Namun tingkah menyebalkan nya lebih mendominasi daripada pesonanya. Tapi ada yang aneh, Lucas mengenakan kacamata bulat kali ini. Tidak seperti biasanya.

Ok. Lupakan perihal itu, Shanz membenarkan posisi duduknya dan mulai mengintrogasi Lucas.

"Dengarkan aku baik-baik, dan jawab semua pertanyaan yang ada dalam kepalaku."

Lucas membenarkan sedikit kaca matanya dan tetap bersikap santai ketika di tatap tajam oleh Shanz.

"Apa? tanyakan saja."

"Rahasia besar EHS yang kau maksud semalam itu apa?" tanya Shanz.

"Dirimu."

Shanz mengernyitkan dahi nya, ia tidak mengerti jawaban Lucas yang terlalu singkat itu. Apa katanya? dirinya?

"Katakan dengan jelas," Shanz menggertak kan gigi nya menahan kesal.

"Rahasia besarnya tentangku, tentangmu, dan tentang Quinne."

"Hah?"

Benar-benar tak habis pikir, kenapa setiap kali berbicara dengan Lucas ini selalu membuat otaknya berpikir keras. Mencerna ucapan nya saja bahkan lebih rumit daripada soal Fisika dan Astronomi. Arghhhh!

"Lucas, ngomong yang jelas. Gue gak paham maksud Lo!"

"Oh ya, jangan lupakan Julius L.V! Gue pergi dulu." Bukanya menjawab, justru Lucas memberikan teka-teki baru yang semakin membuat otak Shanz hampir pecah. Apalagi ini? Apa hubungannya dengan Julius.

***

Bell istirahat berdering memenuhi gedung Einstein High School. Ribuan murid ber'hilir mudik di sepanjang koridor, Shanz masih berdiri mengamati keramaian itu di depan kelas nya. Ia sama sekali tidak berniat pergi ke kantin untuk makan siang, ataupun hanya membeli sebotol minuman. Perutnya sama sekali tidak lapar, yang ia pikirkan saat ini adalah, perbincangan nya dengan Lucas dua jam yang lalu.

Entah kenapa, rasa ingin tahu nya semakin memuncak ketika ia tak sengaja melihat Quinne, beriringan bersama para Einstein lainya di kantin elite khusus Mercury Class.

Rahasia besarnya, tentangku, tentangmu, dan tentang Quinne.

Ucapan Lucas terngiang di telinganya. Shanz melangkahkan kaki nya tak tentu arah, di perjalanan ia sempat bertemu dengan Evelin dan tiga teman lainya. Namun Shanz menolak ajakan nya untuk ke kantin.

Einstein Student (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang