Selamat membaca, Peeps 🙂✨
- fTas berwarna peach polos miliknya terisi tissue basah, hand sanitizer, buku catatan dan juga dompet. Tangan kanannya memegang erat sebuah paper bag berisi dua buah buku catatan, dan juga sebuah cokelat kacang untuk seseorang. Segeralah Ia berangkat menuju kampus dengan mobil yang dikendarai sang Papah.
Sampainya di sana, perempuan itu melihat suasana kampus lumayan sepi. Ia tersenyum di balik masker putih polos yang menutupi hidung sampai dagunya. "Aku pulang sama teman."
"Ya, hati-hati," ucap Papah. Kina bersalaman dengannya, keluar dari mobil, lalu menutup pintu dan berjalan memasuki kampus.
"Woi jelek!" sapa seorang lelaki. Ia berlari kecil menuju tempat Kina berdiri dan mengangkat alisnya. "Butuh bantuan?" Ia menarik kasar paper bag yang dibawa Kina.
"Shtttt! Leon!" Kina menarik kembali barang berwarna putih itu, "aku tidak membutuhkan bantuan dari dirimu, karena bantuan yang sesungguhnya berasal dari Hyang Agung."
Lelaki itu menarik Kina ke sudut ruangan, "sesungguhnya saya datang diutus Hyang Agung." Ia melirik isi paper bag yang dibawa Kina, "kaya buku gue deh."
"Hihi emang." Ia memberi barang itu kembali. "Btw, sakit ditarik gitu."
"Maaf, mbak. Ayo jalan," kekeh Leon.
"Jalan? Kamu- eh, lo itu kenapa? Janjiannya kan cuma kasih ini aja."
"Ya wes, nambah. Main ke rumah yok," ajaknya.
Kina mengernyit, "maaf, mau ngapain, ya?"
"Tebak."
"Oh ... hayu, tapi temenin gue cari kak Setya dulu. Kata Atikah, dia ngeliat malaikat itu di kampus."
Leon membuka maskernya, menarik napas yang begitu banyak, kemudian memakai maskernya kembali. "Jan lama-lama."
"Eh gak jadi, mau pulang aja." Perempuan itu menggeleng tipis.
"Lah ngape sira?"
"Komplek rumah lo dekat kostan cowok yang julid banget mulutnya. Terus, gue gak enakan ama Mbah lo, jadi minder mau maen ke rumah sana," jelas Kina.
"Ayo dong, jangan gak enakan ama Mbah. Cowok kostan kan lagi ... ah intinya lo ke rumah deh, please...." Leon memelas.
"Iya deh." Kina menghela napas.
"Tapi lo mau ngapain gue, sih? Sampe maksa kaya gini. Gak biasanya gue ngeliat lo maksa." Perempuan itu menatap curiga lelaki di hadapannya.
"OH JANGAN-JANGAN ... LO MAU NGERUS—"
Lelaki itu menekan kedua sisi pipi Kina yang tertutup masker dengan tangan kanannya, "santai, lo aman kok..." Perempuan itu membulatkan kedua matanya.
"... gue ga mau ngerusak lo sebelum tanggal 23," bisik Leon. Lalu Ia melepaskan kedua tangannya.
"Desember?"
"Bukan."
"Kapan?"
"Lah kok nanya?" Leon tertawa, kemudian berbisik, "mau dimajuin jadi tanggal 23 desember? Nggak, kan?" Perempuan itu terdiam, Ia canggung dengan perkataannya tadi.
"Na? Yuk, jangan melamun, nanti setan kampus dateng." Ia menggandeng telapak tangan perempuan itu.
✰
Rumah itu menjadi satu-satunya tempat beraksen Jawa klasik di kompleknya. Harum bunga melati yang tertanam rapi di halaman rumah membuat suasana menjadi asri ketika pagi hingga sore hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAMPOLEON [CHOI SOOBIN]
RomanceA: "Digantung berapa lama? Dua tahun?! Ah lu mah mending ... gue digantung hampir sepuluh tahun, bro." B: "Lah, kok adu nasib?!" Begitulah curahan hati seorang Lelaki di ruang kerja pribadi ketika teman lamanya berkunjung. · · • ────────────────────...