VIII

25 5 0
                                    

Leon become sadboy :, (

Yang masih berputar di pikirannya adalah rasa kalut mengenai kejadian semalam. Berbagai cara untuk menghilangkan rasa stress itu tak kunjung berhasil. Siang ini dipenuhi oleh helaan napas laki-laki malang itu. Sedari tadi, Ia memperhatikan benda pipih yang berada di kasurnya, tidak ada panggilan masuk dari perempuan yang dini hari menelponnya

"Mungkin lupa," gumamnya. Ia menghela napas lagi.

"Bernapaslah dengan normal, kalau menghela terus ... umurmu akan pendek." Mbahnya berkata di sela pintu kamar yang sedikit terbuka.

Leon mengangguk, "nggeh, Mbah." Ia malah menghela napas lagi. Sang Nenek sudah pergi dari tempat semula.

Ia keluar kamar, mencari suatu barang di dekat radio dan memasukkan kaset berwarna putih-hitam ke dalam radio ruang tamu, kemudian menyalakannya.

Senyuman terpahat pada wajahnya itu, Ia beranjak menuju sofa untuk menyantaikan pikirannya. Lirik yang disuarakan Pria dari radio itu menbuatnya sedikit tenang.

Mbah Asri menghampirinya, "Pangkur, pupuh empat? Tumben sekali."

"Liriknya bagus, Mbah," balas Leon.

"Berteman, bersaudara, cinta dan selektif." Mbahnya tersenyum, "kamu memiliki kedua hal pertama, tapi yang terakhir belum."

"Maksudnya apa, Mbah?"

"Selektif dulu dalam memilih strategi untuk mencintainya. Terlebih lagi dalam memilih perempuannya. Kamu tahu? Perempuan memikirkan hubungannya dengan perasaan mereka, sedangkan kamu pasti menggunakan logika."

Leon mengangguk.

"Artinya, kalau Kinari menggunakan logika, mungkin dia mencintaimu meski kamu dilarang cinta monyet. Ada kalanya logika berpihak kepada kita dan ada kalanya juga dia berpaling kepada pihak lawanmu. Jadi selektiflah dalam apapun." Ia menatap cucunya dalam-dalam, lalu pergi menuju kamarnya.

Sebenarnya, Leon mau saja memulai obrolan kembali bersama Kina. Namun Ia masih belum tau aksara apa yang bisa digunakan untuk menyapanya. Sudah masuk minggu kedua tanpa berbincang dengan Kina. Biasanya Kina meminta Leon untuk menjelaskan tugas yang tidak Ia mengerti, namun kali ini perempuan itu tidak berbuat apapun padanya.

Sampai akhirnya Ia mendapat kalimat yang pas untuk memulai perbincangan. Ia juga berencana untuk bertemu malam ini.

"Kalimat yang bagus... ah otak gua kenapa?!" Ia mendengus.

"Gini aja, hey. Dah lah!"

Sweet Creature
Online

Hey
18.40

?
18.47

Ketemuan yuk?
18.49

Nggak bisa, lagi pergi sama papah.
18.52
Aku kabari kalau pulang, kayanya jam 7.
18.52

Oke, aku jemput yaa
18.53

Iya mas cuek.
18.53

"Mana ada aku cuek." Leon mendengus kesal.

"Haduh pakai baju apa ya?" Yang ada di lemarinya adalah gantungan berbagai hoodie berwarna hitam, hijau tua, atau putih.

"Hoodie, penyelamat orang nggak bisa gaya." Ia mengambil hoodie hitamnya. Kemudian memakainya.

Dilihatnya pantulan raga itu dari cermin, "Lee Min Ho aja kalah."

Ia menyisir rambutnya dan mengenakan sedikit parfum ke bagian lengan dan dadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NAMPOLEON [CHOI SOOBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang