II

42 15 16
                                    

Ikan hiu makan manusia,
cuma mau bilang "selamat membaca".
. f

Hari minggu yang Leon tunggu telah tiba. Tanpa mengabari Kina, Ia melajukan motornya menuju rumah dara muda itu untuk menjemputnya. Sampainya di sana, Ia menelpon Kina.

"Kina!" serunya.

"Apa Leon?"

"Keluar, gue udah di depan rumah lo," ucap Leon.

"Ngapain?"

"Sekarang hari minggu...."

"Astagfirullah Ya Allah, lupa! Baru bangun hehe. Duluan aja."

Leon mendengus, "ah ya buruan mandi, gue tunggu."

"Iya iya.... Tunggu di ruang tamu dulu."

"Oke, permasuri." Leon mematikan sambungan telepon.

Lelaki itu memarkirkan motornya di halaman rumah sang dosen, kemudian Ia mengunci motornya dan menghampiri Kina di pintu masuk rumah.

"Permisi," ucap mereka berdua, kemudian masuk ke dalam rumah.

Di dalam sana, terlihat Pak Jaenal, Dino anaknya, serta dua lelaki yang belum diketahui namanya. Tak disangka, Kina menjadi satu-satunya mahasiswi yang berada di area itu. Hal ini membuatnya kecewa.

"Lho. Kenapa kamu bawa perempuan?" tanya Pak Jaenal kepada Leon.

Leon menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Kina mau ikut, Pak."

"Oh, ya sudah. Padahal proyek ini khusus mahasiswa saja. Kalian berdua silahkan duduk."

Baik, Pak." Leon duduk di depan Dino, diikuti dengan Kina yang duduk di samping Leon.

Dalam diamnya, Kina mengutuk nama Leon, Ia merasa ditipu oleh lelaki itu.

"Nah, di projek tahun ini. Bapak sudah menyiapkan salinan pidato proyek MPH tahun kemarin. Tugas kalian ialah membuat rancangan pidato yang lebih baik dari tahun kemarin. Kina akan menjadi ketua proyek MPH tahun ini," jelas Pak Jaenal.

"Mohon maaf, Pak. Kenapa harus saya?" tanya Kina.

"Kamu tahu rumus kubus?"

"S pangkat tiga, s kali s kali s."

"Sudah tau singkatannya apa?"

"Sisi," jawab Kina

"Bukan."

"Um, lantas?"

"Suka-Suka Saya."

Kina tersenyum dan mengangguk, Ia lelah menanggapi Pak Jaenal yang begitu cerewet.

"Ada yang ditanyakan?" Pak Jaenal merapikan berkas di hadapannya dan memberikannya kepada Kina.

"Proyeknya dimulai kapan, Pak?" Tanya seorang mahasiswa yang mengenakan kaus putih.

Pak Jaenal menghadap ke lelaki itu, "awal semester empat, Rian." Usai menjawab, Rian mengangguk.

"Kina, Dino, Leon dan Irham, ada yang ingin ditanyakan?" lanjutnya. Ketiganya menggeleng.

"Sejauh ini sudah mengerti," ucap Dino.

"Baik, Bapak beri waktu satu bulan untuk merangkai pidato itu. Bapak tidak mau tahu, pokoknya pidato tahun ini harus lebih sempurna dibanding tahun kemarin. Kina, saya sarankan untuk membuat grup Whatsapp agar mempermudah komunikasi."

NAMPOLEON [CHOI SOOBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang