Hukuman Bersama

35 10 6
                                    

Pernah tidak kalian merasakan kejadian dari kalimat ini, kalau sekali bertemu itu hanya kesialan kalau ke dua kalinya itu hanya kebetulan ketiga kalinya itu adalah takdir. Kalau kalian belum pernah merasakan maka saya juga bhaksssss.

Pagi ini matahari bersinar cerah sangat cerah bahkan senyumnya sangat menyilaukan. Hari ini adalah hari senin yang dimana sangat tidak disukai siswa siswi karna satu mereka harus datang lebih awal, dua mereka harus memakai atribut lengkap, tiga hal yang paling membuat mereka malas adalah upacara. Sungguh tidak baik untuk di contoh, semalas apapun kalian jangan pernah lupa akan perjuangan pahlawan ya, cara mudahnya ya dengan mengikuti upacara setiap hari senin dan di hari-hari nasional, tidak susah bukan.

Seseorang baru saja bergabung ke dalam barisan dengan menyelinap sana sini akhirnya dia bisa berada di posisi yang aman, apakah aman menurutnya akan aman tentu saja tidak, apalagi saat mata guru BK yang seperti CCTV mengawasi setiap gerak-gerik muridnya bahkan lalat lewat pun tak luput dari pengelihatannya.

"Gar lindungi gue dong" ujar Ona kepada Gara sambil menggeser tubuhnya agar terlindungi.

Karena merasa risih bajunya ditarik tarik Gara mulai bereaksi "Lo bisa diem gak na, udah lo diem aja dibelakang gue gk bakalan ketauan sama Bu Aya"

"Ck, enak lo ya ngomong, liat noh mukanya beuhhh udah kayak intelijen nyari targetnya" sambil melihat kearah Bu aya sesekali bersembunyi.

"Jadi alasan lo kali ini apa lagi, telat nggak, dasi pake, topi pake, name tag ada, rambut lo hemmm rambut lo panjang sih emang perlu juga ya di potong cepak?"

"Sembarangan lo ya kalo ngomong, kalo gue botak gk cantik lagi lah gue"

"Liat sepatu gue, hari ini gue lupa kalo hari senin, ahhh pinter kan gue" lanjutnya

Gara melihat kebawah dan benar saja sepatu yang di gunakan Ona adalah warna putih dengan list hitam, peraturan di sekolah ini ketika hari senin harus memakai sepatu hitam tanpa alasan apapun, kalau sampai ketauan memakai warna lain akan terjadi bencana sama seperti sekarang.

"LEONA! Sini kamu maju ke depan" ya suara Bu aya telah berkumandang dengan merdunya.

Seketika Leona dan Gara  yang sedang menunduk melihat sepatu Ona terkaget kaget copot jantung eneng bang.  Dengan muka memohon minta bantuan kepada Gara yang Gara sendiri hanya memasang wajah Kasian deh lo. Sial, batin Ona.

Pasrah itulah yang ada dipikiran Leona saat ini, apapun masalahnya yang penting teh botol eitsss no endors. Saat sampai didepan, okay posisinya saat ini beneran didepan yang dilihati oleh seluruh warga Pandawa dari kakak kelas maupun adik kelas, bayangkan betapa malunya hal tersebut sungguh rasanya Leona ingin menenggelamkan diri dalam rawa-rawa.

"Kamu tau kan apa kesalahan mu Leona" suara Bu Aya berbunyi nyaring

"Hemm iya bu saya tau, sepatu saya kan bu" jawabnya sambil menunduk, baru kali ini  Leona berada pada posisi yang ahhh sangat susah dijelaskan.

"Bagus kalo kamu tau, kamu didepan sini sampai upacara selesai, setelah itu baru kita bahas untuk hukumanmu, paham!?"

"Iya bu" cicit Leona. Entahlah Bu Aya dengar apa tidak yang penting udah dijawab.

Saat petugas upacara bersiap memulai, tiba-tiba suara motor memasuki halamam sekolah dengan tidak pedulinya, suara nya yang mengelegar sangat menggagu konsentrasi petugas dan peserta upacara, alhasil mereka semua melihat siapa orang yang baru saja...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat petugas upacara bersiap memulai, tiba-tiba suara motor memasuki halamam sekolah dengan tidak pedulinya, suara nya yang mengelegar sangat menggagu konsentrasi petugas dan peserta upacara, alhasil mereka semua melihat siapa orang yang baru saja masuk dijam segini padahal dia tau kalo hari senin adalah hari nerakanya Pandwa.

Bagaimana tidak, saat terlambat kendaraan dilarang masuk area sekolah kecualin upacara telah usai, yang terlambat pun tidak boleh masuk gerbang utama mereka hanya boleh sampai gerbang depan saja setelah itu hukuman menanti, karena area parkir dekat dengan lapangan outdor peraturan seperti itu lah diterapkan ketikanhari senin agar tidak menggangu.

Tanpa tau diri dan tanpa berdosanya, orang tersebut melepas helm dengan santainya, merapikan eh bukan mengacak acak rambutnya, setelah itu baru melangkah ke dalam area sokalah, ya area sokalah buka area lapangan 😂

Selamat datang di neraka pandawa seperti itulah isi hati para peserta upacara sambil menahan tertawa.

"DEVIAN ARGAVAN XI IPS I SILAHKAN KE LAPANGAN SEKARANG JUGA" suara Buaya mengunakan mic memanggil Devian

" SEKALI LAGI UNTUK DEVIAN ARG___" suara Buaya tertahan karena Devian sudah berada di lapangan dan langsung berada pada barisan depan bersama orang-orang yang bernasib sial.

"Apaan sih bu?Ga usah manggil-manggil terus deh, saya tau kalau saya itu ganteng" Ujar Devi dengan sombongnya.

"KAMU ITU! KAMU TAU GAK SALAH KAMU APA?!" kesal Buaya

"Ya nggak tau, saya kan baru datang terus dipanggil ibu, kenapa? Ibu mau minta tanda tangan saya?" Jawab Devi

"Hehh! Emang lo seganteng apa si? Lo jelek gitu ngaku-ngaku ganteng. Dasar ga punya malu" suara siswi yang berada tidak jauh dari tempat devi

"Heh! Gua ga bicara sama lo! Diam aja deh, orang kaya lo tuh ga usah sok-sokan gitu!" Kesal Devi

"HEH! KENAPA KALIAN BERDUA JADI DEBAT?! KALIAN BERDUA SAYA HUKUM!" Ucap Buaya

"Berdua? Ck cewek itu aja deh bu! Saya gak salah, orang ibu yang manggil saya duluan ya saya kesini kenapa malah dihukum?"Ucapan Devi membuat semua peserta upacara terkejut, bagaimana bisa sudah tau telat tapi bilang tidak salah?

"KAMU ITU TERLAMBAT, KAMU TAU TIDAK! UDAH SUARA MOTOR KAMU MENGGANGGU!" Buaya sudah kesal sama Devi.

"Ya terus salahnya dimana?Cuman terlambat doang kok dipermasalahkan.Udahlah bu saya mau ke kelas panas disini, nanti wajah tampan saya bisa gosong disini."Ucap Devi dengan seenak jidat.

Buaya yang sudah diambang batas pun langsung menarik Devi ketempat para siswa lain dihukum.

"Bu, apaan si__"

"Mampus lo! Makanya jangan songong jadi orang" ucap Leona yang berada disamping Devi

"Heh! Gua belom selesai ngomong udah main dipotong aja! Kesal Devi

"Dipotong?Mana yang dipotong? Rambut lo apa kepala lo?" Jawab Leona

"Lo emang bego ya!" Ucap Devi

"Bego itu apaan si?Kok gua gak tau?Lo bisa jelasin gak?" Tanya Leona

"LO ITU! AW___"

"SUDAH KALIAN BERDUA DIAM! SAMA-SAMA TIDAK TAU MALU, UDAH SALAH MALAH BERDEBAT! KALIAN BERDUA IBU HUKUM, BERSIHIN LAPANGAN SEKOLAH DARI SAMPAH SAMPAI BERSIH NGGAK ADA SAMPAH LAGI!" Tegas Buaya

"LOH?!Jangab dong bu, dia aja yang dihukum. Saya kan ga buat salah" nego Devi

"Enak aja!Orang lo juga salah lo harus dihukum juga!" Ucap Leo

"KALIAN BERDUA MAU SAYA TAMBAH HUKUMANNYA?" tanya Buaya

"Ck, yaudah iya" ucap keduanya.

Hallo epribdehhh!! Aku balik lagi sama Who L nih!!!! Aku mau ngomong lagi jangan bosan-bosan sama cerita aku yaaa, dengan suport kalian semua semoga aku dan temanku bisa tamatin cerita ini nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo epribdehhh!! Aku balik lagi sama Who L nih!!!! Aku mau ngomong lagi jangan bosan-bosan sama cerita aku yaaa, dengan suport kalian semua semoga aku dan temanku bisa tamatin cerita ini nantinya.
Terimakasih sudah mampir:)




WHO L?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang