1

21 2 0
                                    

Senyuman itu terus saja menghiasi wajah cantiknya yang dibingkai dengan hijab cokelat. Tak luntur dan terus merekah.

Embun Airena, nama gadis itu. Hari ini adalah hari yang sangat ia tunggu-tunggu. Hari dimana Bagaskara -kekasihnya yang sudah bekerja diluar kota, akan menemuinya di taman tempat pertama kali mereka bertemu.

"Huh huh huh sabar Embun, sabar ini masih pagi. Masih sekitar sembilan jam lagi kamu ketemu sama dia. Ngga usah lebay napa sih."Embun bermonolog didepan cermin riasnya.

Sesekali ia memperbaiki letak hasduknya yang agak miring. Ya, hari ini adalah hari Jumat dimana semua siswa memakai seragam Pramuka.

Setelah penampilannya dirasa sudah cukup, Embun segera bergabung bersama keluarganya untuk sarapan.

"Duh, anak bunda pagi-pagi udah senyum-senyum sendiri. Ada apa sih, bahagia banget kayaknya?" Tanya bunda yang melihat keanehan pada putri tercintanya.

"Itu lho Bun, si matahari mau balik katanya."Seru bang Arga -kakak Embun.

"Matahari? Maksudnya apa sih bang? Kamu ini aneh-aneh aja deh." Ayah yang menimpali.

Akhirnya dengan semburat merah di pipinya Embun menjawab rasa penasaran ayah dan bundanya itu disertai cengiran khasnya, "Emmm, hari ini Kak Bagas pulang Bun, hehe."

" Ooh, ceritanya mau kangen-kangenan setelah LDR nih?" Goda sang bunda.

"Udah dong Bun, malu iiiii." Rengek Embun dengan pipi semerah stroberi.

Dan pembicaraan di meja makan itu berakhir dengan gelak tawa seluruh keluarga dan dilanjutkan dengan kegiatan sarapan pagi mereka.

☆✯✯☆

"Dorr"

Lamunan Embun buyar seketika ketika Ajeng, teman sebangkunya itu tiba-tiba saja mengejutkannya. Ia memang tidak sadar akan kehadiran sahabatnya itu karena terlalu fokus dengan lamunannya. Lamunannya tentang seseorang yang sudah enam bulan ini ia rindukan kahadirannya. Seseorang yang selama enam bulan ini selalu ada di tempat teristimewa di hatinya. Siapa lagi kalau bukan seorang Bagaskara.

"Pagi-pagi dah senyam-senyum aja neng, mana dari tadi sendirian lagi, kek orang gila tau nggak sih lu? Apa jangan-jangan lo kesurupan ya?" Ejek Ajeng yang dihadiahi tatapan malas dari Embun.

"Yee, si curut. Ngga tau apa sahabatnya lagi bahagia malah dikatain kesurupan lagi."

"Emang bahagia kenapa sih Lo? Sampe-sampe ada orang segede ini duduk di sebelah Lo aja nggak keliatan
?"

"Jadiiiii, hari ini tuh Kak Bagas pulang kerja Jeng. Gimana gue nggak seneng coba." Jawab Embun dengan wajah yang berbinar-binar.

"Cieee, yang mau ketemu sama namja chingu nya mah beda yah. Lebih sumringah gitu. Aku mah kaum jomblo bisa apa atuh." Ucap Ajeng dengan nada sedih yang dibuat-buat.

"Bisa ae lu, jengkol."

"Hilih." Cibir Ajeng dengan bibir yang dibuat-buat.


"Emang jam berapa sih, lo mau ketemuan sama si matahari matahari itu?" Tanya Ajeng lagi.

"Sepulang sekolah, gue langsung otw ke tempat kita ketemuan sih. Tapi kok gue jadi deg-degan yah, ngga sabar pengen cepet-cepet pulang."

"ya elah,pake deg-degan segala lagi kek baru pertama ketemu aja lo."

"Ih, Ajeng mah gitu. Lo mah ngga ngerasain apa yang gue rasain sih. Pas lagi sayang-sayangnya sama pacar eh doinya lulus duluan, dan yang lebih parahnya gue harus LDRan karena dianya kerja. Gimana gue ngga deg-degan, setelah enam bulan gue nunggu akhirnya dia bisa cuti juga."Ucap embun dengan menggebu-gebu.

"Iya, Embunku sayang. Gue ngerti apa yang lo rasain kok. Dan gue juga ikut seneng kalau dengan kedatangan seorang Bagaskara bisa ngebuat lo bahagia."

Tentu Ajeng tahu -sangat tahu apa yang sedang dirasakan Embun saat ini. Walau sekocak apapun sifatnya, sejahil, serese apapun seorang Ajeng Pratista, dialah yang paling mengerti soal perasaan Embun dibandingkan dengan kedua sahabatnya yang lain.

"Shhsst udahan dulu nglamunin Bagasnya. Tuh Pak Bambang udah dateng. Bisa-bisa melayang dah tuh penggaris legend kalo Lo ketahuan nglamun." Ucap ajeng yang diakhiri dengan cekikikan keduanya.

✯✯✯✯✯



Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum

Makasih ya yang udah mau mampir ke story aku.
Jangan lupa komen dan vote ya.... Jika suka boleh lanjutkan kalau nggak suka boleh ditinggalkan okey....

Wassalamu'alaikum

Hujan Oktober AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang