3

3 1 0
                                    

Tak terasa, ternyata setelah beberapa menit berjalan kaki, akhirnya Embun sampai di tempat tujuan. Tanpa pikir panjang lagi ia segera menuju tempat yang sudah ditentukan oleh Bagas. Sebuah bangku panjang dengan cat putih dan berlatarkan segerombolan bunga yang ditata dengan rapi, dan terdapat air mancur ditengahnya.

Bukan tanpa alasan mereka memilih tempat ini. Selain karena taman ini adalah tempat pertama kali mereka bertemu, di taman ini pula tempat dimana Bagaskara menyatakan perasaannya pada Embun Airena.

Kosong. Itulah pemandangan pertama kali yang Embun lihat di bangku putih itu. Bagaskara ternyata belum sampai. Ah, mungkin saja ia terkena macet di perjalanan, pikirnya.

Embun memutuskan untuk duduk di bangku putih itu. Ia  memanfaatkan waktunya untuk melihat-lihat sekelilingnya. Tempat ini masih sama persis seperti satu tahun lalu, tak berubah sedikitpun.

Masih menunggu, lama-lama ia merasa bosan. Ia mencoba menghilangkan rasa bosannya dengan melihat galeri foto di hpnya yang sebagian besar berisi foto-fotonya bersama keluarga, sahabatnya, dan juga Bagas. Fotonya bersama Bagas adalah yang paling banyak.

Dilihatnya satu foto yang menunjukkan muka Bagas yang
sedang memasang wajah julidnya. Senyumnya kembali merekah bahkan diiringi tawa karena tak kuat melihat muka sang pacar yang menurutnya sangat lucu. Persetan dengan orang-orang disekitar yang mungkin menganggapnya aneh.

Sekitar tiga puluh menit menunggu, Bagas belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Kok lama banget ya? Apa aku telpon aja kali."Gumamnya pada diri sendiri.

"Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi."

Bukannya suara Bagas yang Embun dengar, ia malah mendapatkan jawaban dari operator. Mencoba berpikir positif, ia memilih untuk membeli air mineral yang dijual di kedai karena merasa sedikit haus. Mungkin saja keadaan lalu lintas sangat buruk, pikirnya.

✯✯✯✯✯






Sampai waktu menunjukkan pukul empat sore, laki-laki itu masih belum juga datang. Lagi-lagi Embun masih berpikir positif. Ia memilih untuk salat asar terlebih dahulu.

✯✯✯✯✯


Ia sudah kembali dari musolah. Namun Bagas masih belum juga datang. Embun mulai resah. Ia kembali menelpon Bagas. Namun hasilnya nihil.

Tak seperti biasanya seorang Bagaskara seperti ini. Ia tidak akan pernah mengingkari janjinya untuk bertemu dengan Embun. Apakah terjadi sesuatu pada Bagas? Pikiran-pikiran negatif mulai memenuhi kepalanya.

Ia mencoba menelpon lagi, namun hasilnya tetap sama. Tak kehabisan akal, kini ia mencoba menghubungi Bagas lewat semua akun media sosialnya. Namun, tidak ada balasan apapun. Media sosialnya pun tidak ada yang aktif.

Ia sangat bingung harus berbuat apalagi. Mau menghubungi orang tua Bagas pun tak bisa. Keberuntungan mungkin sedang tidak berpihak padanya. Sebab baterai  ponselnya sudah sekarat. Oh tidak, dalam keadaan seperti ini bisa-bisanya ia lupa membawa powerbank.

Pikirannya kacau. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Bagas. Ia mulai menangis. Khawatir, takut, cemas, dan semua pikiran negatif yang ada di pikirannya membuatnya pusing. Tak berapa lama hujan turun mengiringi tangisnya.

Namun rasa sayang dan khawatirnya kepada Bagas membuatnya bersikeras tetap menunggu di bangku itu. Tak peduli dengan seragamnya yang sudah basah kuyup dan badannya yang menggigil karena kedinginan.

Embun masih tetap setia menunggu di bangku putih itu. Membiarkan dirinya tersirami oleh dinginnya hujan. Membiarkan teriakan orang yang lalu lalang dan menyuruhnya untuk berteduh.

Sampai hari gelap pun sosok Bagas belum juga muncul.

Frustasi. Ia akhirnya memilih untuk pulang. Dengan segala kekecewaan yang melanda. Dengan segala kekhawatiran yang menguasai pikirannya. Menyisakan sebuah pertanyaan di benaknya.

"Bagas kamu ada dimana sekarang?"









Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Selamat malam guys... Makasih banget yang udah mau mampir...
Part 3 nih... Semoga ngga ngebosenin ya... yang mau ngasih Kritik dan sarannya monggo...
Kalau merasa nggak suka boleh tinggalkan cerita ini okey...
Kalau suka, pantengin terus ya😃

C U

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Hujan Oktober AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang