2

5 2 0
                                    

Embun Airena, gadis itu sedang berjalan menuju taman kota. Tempat yang menjadi saksi pertemuannya dengan seorang Bagaskara. Dan sekarang akan menjadi saksi bagaimana kedua anak manusia ini dipertemukan kembali.

Terputar dengan jelas dibenaknya momen ketika pertama kali mereka bertemu di taman itu. Di hari yang panas itu, Embun tengah mengantri di sebuah food truck yang menjajakan berbagai macam es krim.

"Ini pesanannya mas, es krim rasa stroberinya." Kata si penjual es krim.

"Maaf mba saya nggak mesen rasa stroberi." Ucap seorang anak laki-laki tinggi berbaju hitam itu.

"Oh, bukannya mas ya yang tadi pesen rasa stroberi." Ucap pelayan itu lagi, memastikan.

"Tapi bukan saya mba. Saya malah nggak suka rasa stroberi, saya tadi pesennya rasa greentea."

Mendengar sedikit kegaduhan di belakangnya Embun yang sedang duduk menunggu pesanannya di meja itupun, bangkit dan menghampiri food truck itu.

"Ada apa ya mba? Tadi saya denger ada sedikit perdebatan."Ucap Embun pada sang pelayan es krim.

"Ini mba, masnya tadi pesen es krim rasa stroberi, tapi dia bilang nggak pesen yang rasa stroberi tapi rasa greentea." Tutur si pelayan.

"Oh, rasa stroberi ya mba. Maaf mba tadi saya yang pesen rasa stroberi tapi saya tinggal duduk sebentar tadi."

"Oh, iya mbak ngga papa. Maaf yah mas saya salah orang." Sesal  si pelayan kepada anak laki-laki tinggi tersebut karena telah salah melayani pesanan.

"Iya mba ngga papa."

"Sekali lagi saya minta maaf ya mba, masnya juga saya minta maaf ya." Ucap embun sambil menggaruk tengkuknya.

"Iya mba, santai aja kali."

"Ini mas, pesanannya. Rasa greentea ya." Seru si pelayan sambil menyodorkan es krim rasa greentea pada anak laki-laki itu.

Setelah membayar es krimnya,  Embun memilih untuk duduk di kursi yang telah di sediakan di depan food truck. Tanpa ia duga, ternyata anak laki-laki tadi ikut duduk di bangku yang sama dengannya.

"Sendirian mba, boleh gabung ngga? Tempat yang lain udah pada penuh nih" Tanyanya pada Embun.

"Oh, boleh mas silahkan." Embun menanggapi dengan ramah.

"Oh ya, kenalin saya Bagaskara." Ucap Bagas sambil menyodorkan tangannya.

Terkejut. Itulah yang Embun rasakan setelah mendapatkan perlakuan tersebut dari anak laki-laki didepannya. Sebab selama 16 tahun masa hidupnya, ia tidak pernah menemui laki-laki yang mengajaknya berkenalan secara langsung.

"Oh, Embun Airena." Jawab Embun singkat.

"Kamu anak SMA Bakti Negeri kan?"

"Eh, kok mas tahu sih?" Tanya Embun penasaran.

"Tau lah. Kan gue juga sekolah disana. Btw jangan mas kali manggilnya, kek tukang parkir tau ngga. Kakak kek atau oppa kek biar kerenan dikit." Ucap Bagas yang SKSD sekali, dengan mengubah gaya bicaranya menjadi Lo-gue. Yang akhirnya diikuti juga oleh Embun.

"Kok, gue nggak tahu yah?" Ucap Embun tampak berpikir.

"Oh ya FYI nih, gue ini kelas XII, kakak kelas Lo, anak IPS. Berarti main Lo kurang jauh Bun." Terang Bagas, yang hanya dibalas cengiran oleh Embun. Pasalnya ia bingung harus bersikap seperti apa di depan orang yang mengaku kakak kelasnya itu. Embun memang salah satu tipe orang yang agak canggung dengan orang yang baru ia kenal. Apalagi dengan seorang laki-laki.

Embun tersadarkan kembali dari flashback nya. Ia juga tidak menyangka bahwa orang yang saat itu sangat asing baginya, sekarang menjadi orang yang selalu mengisi hatinya, orang yang selalu menerbitkan senyuman di bibirnya, dan orang yang namanya selalu ia selipkan  di dalam doa-doanya.











Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Part 2 nih guys.... Semoga suka yah... Jangan lupa vote and comment ya...

C U

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Hujan Oktober AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang