6

5 1 0
                                    

"Emmm, sebenernya.....
Bagas kemarin ngga, dateng."

"Hah, gimana ceritanya ngga dateng." Ucap Hera terkejut.

"Hiks hiks hiks." Embun mulai terisak.

Seketika ketiga sahabatnya itu mendekat dan memeluknya.
"Yaaah, Embun kok malah nangis sih. Ada apa sih, cerita dong sama kita, kita kan sahabat Lo."Ucap Wulan mencoba menenangkan.

"Hiks hiks, jadi kemaren tuh gue udah nungguin Bagas dari pas habis pulang sekolah. Gue nunggu di taman. Gue tungguin sampe sejam ngga dateng-dateng.  Gue nggak nyerah, gue coba telponin dia kali aja dia kena macet, tapi hpnya ngga aktif. Gue cek juga medsosnya, juga sama. Tapi tetep gue tungguin Her, gue tunggu sampe hujan-hujanan disitu, nangis disitu."

"Shhtt, udah Mbun ,udah."—Wulan mencoba menenangkan.

"Hiks hiks hiks.... Disitu gue bingung banget Lan, gue bingung sebenernya hiks hiks Bagas kenapa, dia sebenarnya kemana, dia nggak ngasih kabar apa-apa. Gue tuh takutnya terjadi sesuatu sama dia." Jelas Embun masih dengan tangisnya.

"Shhhuut, Udah Mbun, jangan nangis lagi. Entar abang Lo curiga gimana? Bisa-bisa Lo disuruh mutusin si Bagas. Lo nggak mau kan?" Hibur Ajeng.

"Tapi sekarang gue harus gimana Jeng, gue bingung. Mau ngomong sama mamahnya Bagas juga gue nggak enak. Dia punya penyakit jantung, nanti malah bikin dia shock. Hiks hiks."

"Lo nggak usah khawatir Mbun, mungkin aja Bagas ada urusan mendadak atau apa, dan dia lupa bawa hp, atau mungkin hpnya mati mungkin." Ajeng menenangkan.

Wulan yang bernasib sama dengan Embun, yaitu menjalani hubungan jarak jauh dengan pacarnya, memberi nasihat.

"Iya Mbun Ari juga kadang kek gitu. Kadang-kadang dia ada urusan atau pekerjaan mendadak. Kadang dia juga disuruh sama bosnya diluar jam kerja, dan nanti kaya semacem dapet uang tambahan gitu dari bosnya."

"Oh, gitu ya? Hiks hiks"

"Iya Embunku sayang, udahlah jelek tau Lo nangis kaya gini. Udah mukanya pucet, matanya sembab gitu lagi." Ucap Wulan sembari mengusap air mata sahabatnya itu.

"Ajeng, Hera, Wulan, makasih ya. Kalian selalu ada buat gue." Embun terharu dengan ketulusan ketiga sahabatnya. Ia merasa bersyukur memiliki sahabat seperti mereka bertiga.

"Aah Embun... Kok jadi mewek  mewekan gini sih." Ucap Hera sambil memeluk ketiga sahabatnya.

"Hehehe, sekali lagi makasih ya guys. Gue nggak tahu kalo nggak ada kalian gue bakal nyeritain ini sama siapa. Sama bang Arga ngga mungkin, apalagi sama ayah bunda."

"Kan memang begitu gunanya sahabat Embun." Seru Hera, lalu mereka kembali berpelukan. Menghilangkan sedikit demi sedikit rasa khawatir yang ada di hati Embun.

Tok tok tok

Suara pintu diketuk dari luar, dan muncullah sosok bunda sambil membawa beberapa camilan kering dan minuman untuk teman-teman putrinya.

"Loh, kok kalian nangis-nangis gini. Kalian lagi ada masalah apa gimana?" Tanya bunda Embun yang melihat keempat remaja SMA itu yang sesenggukan seperti habis menangis.

"Eh, ngga kok Bun. Tadi kita habis nonton drakor yang sad ending, jadi kita nangis deh, hehe." Jawab Wulan berbohong.

"Oh, gitu. Kirain kenapa. Ya udah nih dimakan snacknya."

"Iya Bun." Jawab mereka berempat.

"Oh iya, bunda kok nggak bilang bilang Embun sih kalo mau nginep di rumah Tante. Padahal kan kemarin Embun sakit bun, kalo diurusin sama bang Arga ngga enak nggak sama kaya Bunda" Embun membuka suara yang membuat teman-temannya senyum-senyum sendiri melihat kelakuan manja Embun pada bundanya.

"Ya kan Bunda udah bilang sama bang Arga, Airena ku sayang. Kan kamu juga kemarin cuma demam kan. Bang Arga juga udah hapal kalo ngurusin orang demam begitu mah."

"Ya tapi kan tetep aja Bun, ngga enak." Ucap Embun sambil cemberut.

"Ya udah. Bunda minta maaf deh. Sebagai ucapan permintaan maaf bunda, gimana kalau besok kita bikin es krim bareng-bareng. Nanti Hera, Ajeng, sama Wulan ikut juga yah. Nanti kita bikin es krim yang banyak."

"Asiik. Boleh Bun , boleh." Seru Hera antusias begitu pula Ajeng dan Wulan.

Sekarang setidaknya Embun merasa sedikit lebih tenang. Ia mencoba berpikir positif dan mengingat  apa yang dikatakan sahabat-sahabatnya tadi. Mungkin memang Bagas sedang ada urusan mendadak.

"Semoga aja ngga akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ya, semoga."












Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Udah up nih.... Semoga ngga ngebosenin ya.. jangan lupa voment ya... Semoga kalian suka 😃😃😃

C U

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Hujan Oktober AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang