Spring [Bom] vs Utopia

4.4K 102 0
                                    

No matter what happens

Even when the sky is falling down

I'll promise you

That i'll never let you go

- You And I by Park Bom 2NE1

Leon POV

Apa yang paling menyedihkan di dunia ini?.

Dira pernah menanyakan itu di dunia ini. Perpisahan? Kematian? Jawabku saat itu. Namun Dira menggeleng. Pertanyaan itu bukan langsung dari Dira. Dira mengatakan pertanyaan itu ia temukan di film korea yang. Ya... menonton film korea sudah menjadi setengah jiwa bagi gadis itu. Film itu berkisah tentang kisah cinta seorang laki-laki yang tidak tampan dengan seorang perempuan cantik namun mengidap kanker darah, sepertiku. Dira tak pernah menunjukkan film itu padaku. karena aku akan menangis, aku tak mau kau melihatku menangis katanya saat itu, memberikan alasan saat aku merengek ingin menonton film itu. Aku hanya tersenyum, seperti yang dikatakan Dira, aku tak ingin melihat Dira menangis, karena senyuman Dira adalah satu-satunya kekuatanku. Andai senyum itu hilang, maka kekuatanku hilang. Berlebihan memang, tapi sudahlah...

"Hal yang paling membahagiakan dan hal yang paling menyedihkan, kedua hal itu saling bertolakan tapi ada satu yang persamaan yang mengikat kedua hal yang bertolakan itu" kata Dira saat kami menikmati senja di bukit favorit kami. Aku hanya mengenyitkan dahi, menatap Dira bingung.

"Kebahagiaan dan kesedihan, mereka berbeda tapi satu persamaannya adalah hanya diri sendiri yang bisa menentukannya" Dira menoleh padaku. Kini aku semakin mengerutkan dahiku. Dira meraih tangan ku, membuatku sedikit terkejut, seakan-akan ada aliran listrik menjalari tanganku. Dira meletakkan tanganku di dadaku.

"Disini... hanya kau yang bisa merasakan apa yang membuatmu bahagia dan apa yang membuatmu bersedih..." Dira melengkungkan senyumnya. Aku bahagia...

Kini aku berdiri disebuah ruangan, pintu itu terbuka kecil. Aku bisa melihat dari celah pintu itu, seorang wanita yang sangat kukenali berhadapan dengan seorang laki-laki yang memakai jas putih.

"Ini sudah gawat... meskipun kita menemukan donor sumsum tulang belakang dan cocok sekalipun..." aku tidak mendengar kelanjutan perkataan laki-laki berjas putih itu. perkataanya tak lagi terdengar, digantikan oleh isakan tangis perempuan. Isakan tangis yang sangat kukenali namun untuk pertama kalinya aku mendengar isakan itu. dadaku terasa sesak, aku menyenderkan punggungku di dinding sebelah pintu. Menepuk-nepuk dadaku, berharap rasa sesak ini akan menghilang. Air mataku mengalir dibalik kacamataku. Aku berkali-kali menarik napas, tangaku mencengkeran erat baju yang kupakai. Aku merasa sesak, merasa lemas, rahangku mengeras menahan air mata yang terus berjatuhan, namun aku tak bisa melakukan apapun.

***

Dira kembali mengunjungi Leon. Ini terakhir kalinya ia akan mengunjunginya. Beberapa hari ujian nasional akan segera dilaksanakan. Dira akan berpamitan karena hal itu, ia akan berpamitan karena beberapa hari kedepan ia tak bisa mengunjugi Leon. Ia akan fokus pada ujian.

"Tante..." Dira terkejut ketika melihat mama Leon berlari kecil kearah Dira, wajahnya menunjukkan kepanikan.

"Dira..." panggil mama Leon sambil memegangi kedua bahu Dira.

"Tante kenapa panik?" tanya Dira tak kalah panik dua.

"Leon...Leon menghilang, Leon tidak ada di kamarnya..." jawab mama Leon, masih dengan kepanikan yang tergambar jelas di wajahnya.

"Tante sudah cari?" pertanyaan bodoh. Dalam keadaan panik, pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Dira.

"Tante sudah cari kemana-mana, tante cari di kamar mandi, Leon tidak ada..."

hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang