Disclaimer! Cerita ini hanya fiksi belaka. Tidak ada sangkut pautnya dengan Stray Kids, JYPEnt, maupun member-member yang penulis pinjam namanya untuk chara cerita ini. Mohon menjadi pembaca yang bijak. Terima kasih :)
.
ENJOY
.
Aroma kopi yang pekat menggantung di langit-langit kafe. Suara renyah obrolan sekelompok remaja bersahutan dengan kebisingan teko air yang mendidih. Di balik etalase kue, seorang laki-laki sibuk membuat kopi bagi seorang pelanggannya. Dia tersenyum manis ketika menyajikan minuman itu. Dalam perjalannya kembali ke balik meja kasir, mata sang lelaki manis menyambut gerlingan mataku. Dia tersenyum malu-malu. Manisnya.
Kopi yang sengaja sosok manis itu buat untukku terasa pas di lidah. Se-pas dirinya ketika ada di pelukanku di atas ranjang. Lekukan tubuhnya tak berlebihan, besar pantatnya aduhai, wajah cantiknya... Mhh....
Belum selesai aku menyeruput minuman hitam itu, seorang wanita tiba-tiba duduk di hadapanku. Dia tersenyum manis padaku sembari meletakkan tas tangan jingga di atas meja. Matanya menatap sekeliling kafe itu, lalu senyuman aneh muncul dari wajah cantiknya.
"Sayang... Apa yang kau cari dari tempat kecil ini? Tidak selevel denganmu."
Perkataannya membuatku tertegun. Apa kiranya hak perempuan ini memanggilku sayang dan mengata-ngatai kafe kesukaanku?
"Sayang..." Ucapnya lagi. Tiba-tiba dia ada di sebelahku dan memeluk lenganku. "Ayo pulang? Anak kita sudah menunggu di rumah."
Bagai anjing yang diberi tulang oleh tuannya, aku menurut saja ketika wanita itu menarikku keluar dari cafe favoritku. Kulihat kebelakang, laki-laki manis itu berdiri di depan meja kasir sambil melihatku. Dia tak berekspresi sama sekali. Wajahnya pucat seperti mayat. Ketika aku nyaris berpaling, entah dari mana asalnya, darah merah pekat mengotori celana dan tangannya. Darah itu terus muncul seperti akan menyelimuti lelaki kesukaanku.
"Jeongin...."
PRAK!
Dia jatuh di lantai yang berlumuran darah. Tanpa membuang waktu, lalu hancur lebur.
.
Rasa panas menjalar di seluruh tubuh ketika pertama kali kesadaranku kembali. Udara di sekitar terasa berat, seluruh hal di depan mata memburam eksistensi. Aku nyaris berteriak ketakutan sebelum indra penciumanku menangkap bau wangi yang familiar. Dengan cepat kusikap selimut yang menutupi tubuhku dengan rapih lalu berlari menuruni tangga untuk menemukan Jeongin di dapur, sedang menyiapkan kopi pagi untukku.
Wangi ini adalah pembuka dari mimpiku yang buruk. Namun, aku harap di kenyataannya, wangi kopi buatan Jeongin akan selalu mengawali hari-hariku yang penuh syukur.
Kupeluk pinggangnya dari belakang. Jeongin tersentak dalam pelukanku. Beberapa saat dia menegang sampai tidak berbuat apa-apa. Padahal sudah dua minggu berlalu sejak kami akhirnya tidur bersama lagi. Namun terkadang, dirinya yang ketakutan tetap saja muncul, membuatku bingung.
"Lanjutkan buat rotinya. Aku lapar...." Ucapku untuk mengingatkannya yang membeku. Dia dengan cekatan menyelesaikan pekerjaan itu.
Jeongin menyiapkan seluruh sarapan bagi kami bertiga. Ya, bertiga. Jisu masih tinggal bersama kami. Sebagian besar waktunya dihabiskan di dalam kamar. Tidak ada satupun dari aku dan Jeongin yang berani untuk mengusik waktu berkabungnya. Kami mencoba untuk mengerti keadaannya sekarang.
Ketika sarapannya siap, aku mengambil seluruh makanan untuk kami berdua dan membawanya ke ruang Jeongingah. Jeongin kebingungan dengan itu, tapi tetap mengikutiku dari belakang. Kutarik tangannya untuk duduk di sofa. Lebih tepatnya duduk di antara kakiku sehingga bisa kudekap erat.
![](https://img.wattpad.com/cover/245369994-288-k161876.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Love Story | Hyunjeong ver.
RomansaSetiap orang ingin menjadi yang pertama untuk pasangannya. Jeongin juga ingin begitu. Tapi yang dia dapatkan adalah Hwang Hyunjin. Laki-laki matang yang pernah bercerai, yang pernah memiliki kisah romansa dengan orang lain. Dan sialnya, semua orang...