Dianter pulang

27 4 0
                                    

"kak Haris kemana sih?!"kesal Bianca sambil memanyunkan bibirnya.

"Telepon aja Ca,"saranku karena kami sudah lebih dari setengah jam berdiri di parkiran menunggu kak Haris.

"Gamau ah,kak Haris suka ngartis!"kesalnya dengan kaki yang dia hentakan.

Aku menggeleng melihat tingkah Bianca yang lucu dimataku.

"Kalo aku yang nelepon dia gimana?"tanyaku sambil mengeluarkan ponsel yang berada disaku rok.

"Boleh tuh!siniin hp lo!" Bianca merebut ponselku dan mulai mengetikkan sesuatu disana.

"Nih,"ucapnya sambil memberikan ponsel itu kembali padaku.

Aku dengan cepat menekan tombol panggilan kepada Kak Haris.

Tak ada jawaban,hanya suara getaran yang menandakan bahwa panggilan masih berdering.

Setelah satu menit berlalu,ponsel yang berada di tanganku tidak juga menunjukkan tanda-tanda akan diangkat.

"Gak diangkat Ca,"keluhku. Tanganku sibuk kembali menelepon kak Haris lagi.

"Tuh kan!"kesal Bianca sembari menendang ban mobil milik kak Haris.

"Naik taksi aja yuk?"ajak Bianca yang mendapat gelengan dariku.

"Aku telepon supir aja ya?"tawarku sambil kembali menelepon kak Haris lagi.

"Gak ngerepotin emang?"tanya Bianca sedikit segan. Aku menggeleng sambil tersenyum kearahnya.

Kemudian menelepon pak Abim,supir pribadi yang disediakan Ayah untukku.

Sebelum pak Abim mengangkat teleponku,tiba-tiba Kak Haris datang bersama dengan perempuan tadi siang.

Siapa namanya?

Ah,iya Eleya!

Aku mendengar dengusan dari mulut Bianca.

"KAKAK KENAPA LAMA BANGET SIH?!"sembur Bianca sambil menarik tangan Kak Haris dari himpitan Eleya.

"Ada kelas tambahan bentar,"jawab kak Haris sambil menatapku.

"Halo Non Binta,mau dijemput sekarang?"

Aku terperanjat begitu ada suara yang berada di telinga kananku.

"Eh,gak jadi pak,aku pulang sama temen,"jawabku.

"Oh iya non,hati-hati."

"Iya pak,makasih,"jawabku kemudian menutup panggilan.

Kutatap ketiga manusia yang kini menatapku.

"Yaudah,Bin kamu didepan,"titah Bianca seraya menarikku menuju pintu samping kemudi.

"Eh-eh gak bisa gitu dong!gue kan pacarnya!"sentak Eleya sambil menahan pintu mobil.

"Ngimpi lo!awas gak?!" Bianca menarik tangan Eleya menjauh dari pintu mobil.

"Oh iya gue lupa ngasih tahu lo sesuatu!" Bianca berbalik,membelakangiku.

"Kenalin,dia Binta calon kakak ipar gue,"ucapannya membuat Eleya dan aku menganga diwaktu yang bersamaan.

"Awas!!" Bianca membuka pintu mobil untukku kemudian mendorongku pelan untuk memasuki mobil Kak Haris.

Lalu,tak lama Kak Haris berada di sampingku. Bianca duduk dibelakang ku dan Eleya duduk disamping Bianca.

"Kak,mana hp kakak?"tanya Bianca setelah Kak Haris menyalakan mesin mobil dan melesat meninggalkan sekolah.

"Tuh,"tunjuk kak Haris mengarah pada dasbor mobil.

"ASTAGHFIRULLAH KAKAK!"pekik Bianca membuat kami semua kaget."

"Tadi Binta neleponin elo sampe berapa kali pantes gak dijawab!"tambahnya dengan nada kesal.

"Berisik!!"sentak Eleya.

"Oh ya?"tanya Kak Haris sambil sekilas menatapku.

"Ya,"jawabku singkat.

Kemudian kak Haris mengambil ponselnya yang berada di dasbor lalu melemparnya kebelakang,tepat kearah Bianca dan melesat diatas pangkuan gadis itu.

"Save nomernya,"titah Kak Haris membuat menoleh ke belakang dan mendapati Eleya merengut sebal.

"Apaan sih!engga!"sungutnya sambil mencoba merebut ponsel milik kak Haris.

Bianca menjauhkan ponsel itu dari jangkauan Eleya.

"Diem lo!"

Aku tersentak begitu mendengar Kak Haris membentak Eleya.

Hening,Eleya kini sudah bungkam.

"Nih kak,udah,"ucap Bianca sambil mengulurkan ponsel kearah Kak Haris.

Lalu kak Haris menyimpan ponselnya dipangkuanku. "Nitip."

"Iya kak,"jawabku sembari mengenggam ponsel itu erat.

Aku memandang keluar jendela,entah kenapa pipiku rasanya memanas karena perilaku lelaki itu padaku.

"Leya,rumah lo dimana?"tanya Kak Rafka membuatku menoleh kearahnya.

"Jalan mawar nomer 33,"jawab Eleya dengan suara serak.

"Oke,gue anter lo dulu terus anter Binta,"ucap Kak Haris.

"Anterin dulu tuh cewek terus anter gue pulang,baru lo anter Binta!"ucap Bulan kesal.

"Loh?kan kita serumah Ca,"keluh Kak Haris.

"Ihhh biar kalian bisa berduaan dulu,gue gamau jadi kambing congek ya!"gerutu Bianca membuatku bersemu.

"Yaudah,iya."

[√]Pertemuan Singkat(Wooyoung x Shuhua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang