Mentari(Haris PoV)

33 5 3
                                    

"Lagi ngapain?"

Pertanyaan Binta sanggup membuatku menoleh,kemudian kembali menatap langit siang ini.

Aku sedang berada di roftop sekolah.

Hembusan napas keluar dari mulutku kala mengingat percakapan Binta bersama adikku.

Binta duduk di sampingku.

"Aku mendengar semuanya,Bianca sudah menceritakan semuanya,"lirihku.

"Kak Haris denger semuanya?"tanya Binta seraya meluruskan kakinya.

"Iya,aku gatau harus apa,"jawabku sembari menatapnya.

Binta menatap lurus ke depan,namun tangannya menggenggam tanganku memberikan kenyamanan tersendiri.

"Bianca gak nyerah kok,kakak gak denger sampai akhir,"ucapnya dengan suara bergetar.

"Dia cuma jaga-jaga aja,aku yakin dia bisa."

"Kakak jangan nyerah gini,semangatin Bianca. Buat dia bahagia sampai tidak rela meninggalkan dunia ini."

Aku tak bisa menahan kedua mataku,dan ya... aku menangis.

"Beri dia dukungan,hanya itu."

Dia menangkup wajahku,seperti yang aku lakukan tadi pagi.

"Air mata kadang diperlukan jika memang hati sudah tidak bisa menahan semuanya."

"Bin,"panggilku sambil menggenggam tangannya yang berada di pipiku.

"Hm?"jawab Binta seraya tersenyum.

"Kamu mau jadi pacar aku?"

"Biarkan aku menjadi pelangi kamu dan kamu menjadi mentariku,pelangi tidak akan tampak jika mentarinya murung."

Aku menggenggam tangannya. Binta terdiam,tak lama dia memelukku erat sambil terisak pelan.

"Aku gak bisa,"bisiknya tepat di telingaku.

"Kenapa?"tanyaku dengan suara lirih.

"Aku pernah bilang,untuk mencintai pun aku tak berhak,"lirihnya seraya mengeratkan pelukan.

"Kata siapa?semua orang berhak atas hati dan juga perasaanya."

"Ka_"

"KALIAN SEDANG APA DISINI?!BOLOS PELAJARAN?!"

[√]Pertemuan Singkat(Wooyoung x Shuhua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang