Pelangiku

24 4 3
                                    

"Terus senyum kaya gitu ya,tiap hari."

Kak Haris mengelus puncak kepalaku. Membuat jantungku tak karuan lagi dan lagi.

Aku menggeleng,kemudian menundukkan kepala.

"Kalo aja bisa kak,aku akan tersenyum seperti ini setiap saat,"lirihku menahan sakit yang menjalar ke hati. Air mataku mulai berkumpul dan membuat mataku sedikit kabur.

"Kenapa?"tanyanya sambil menggenggam tanganku erat.

"Aku..."

Aku tak bisa menahan linangan yang sekarang jatuh di sudut mataku.

Apa aku harus berbicara yang sebenarnya?

"Aku anak broken home kak,"ucapku dengan napas tertahan.

"Ibu dan Ayah tidak pernah sekalipun damai ketika pagi tiba,mereka sibuk merebutkan tahta siapa yang berhak jadi penguasa dirumah itu."

Aku menyenderkan punggungku sambil menengadah kepala.

"Kenapa Ibu melahirkan aku,jika dia tidak pernah menatapku barang sedetik?"

Aku terisak pelan,entah kenapa dadaku sakit sekali.

"Kenapa selalu saja aku yang dijadikan pelampiasan atas amarah mereka?!"

Aku menatap Kak Haris yang sekarang terus menggenggam tanganku erat.

"Kenapa harus aku yang dilahirkan di keluarga yang bahkan tidak layak disebut keluarga?"

Aku mengeluarkan seluruh isi hatiku sekarang.

"Bahkan aku gak bisa mencintai siapapun kak,siapapun." Aku menutup wajahku dengan kedua tangan.

"Maksud kamu?"tanya Kak Haris yang kini menatapku dengan pandangan ingin tahu.

"Aku gak bisa cinta siapapun,"lirihku.

Kak Haris menyeka air mataku dengan ibu jarinya,kemudian menangkup wajahku.

"Aku disini,akan selalu disini."

Kak Haris tersenyum,membuat wajahnya lebih tampan.

"Jika senyum yang terbit indah di bibirmu hanya dengan kehadiranku,maka aku akan tetap disini."

Aku sesegukan,ucapan kak Haris tepat mengenai ulu hatiku.

"Siapapun cintamu,jika memang itu jodohmu dan takdirmu,pasti akan tetap berada disampingnya sampai kapanpun."

Kak Haris mengelus pipiku,"dan jika bukan,berarti Tuhan sedang mempersiapkan seseorang yang lebih baik dari cintamu."

"Tapi satu hal yang harus kamu tahu,aku akan tetap disini,disamping kamu sampai kamu menemukan seseorang yang bisa menggantikan posisiku."

Aku menunduk,apa aku boleh berharap bahwa aku hanya ingin kamu yang menjadi pelabuhan terakhirku?

"Satu doaku saat ini,aku ingin melihat kamu bahagia bersamaku."

Aku menatap Kak Haris yang kini tersenyum kemudian memelukku pelan.

Aku mengusap air mataku dengan punggung tangan,kemudian ikut tersenyum.

Kamu adalah pelangiku kak,setelah hujan turun di pipiku,kamu datang membawa senyuman dibibirku.

[√]Pertemuan Singkat(Wooyoung x Shuhua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang