3. Senyum yang redup

47 5 2
                                    

Jgeeerr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jgeeerr... Tik tik tik...

Petir menyambar disertai rintik hujan yang mulai turun dan membasahi jalan. Aku membayangkan betapa kejamnya diriku kepada Nisa yang begitu baik kepadaku, tapi aku malah mengabaikannya,

"Gua kenapa sih?"

"Apa Gua minta maaf aja ke Nisa ya?"

"Tapi kira-kira Dia maafin Gua gak ya?" tanyaku dalam hati karena perasaan bersalah terus membayangi pikiranku. Aku tahu tidak seharusnya Aku bersikap seperti itu, apalagi Nisa sudah sangat baik kepadaku. Rasanya Aku memang sudah keterlaluan dalam beberapa minggu ini.

Dan lagi sikapku kepada sahabatku sendiri yang mungkin sudah membuatnya kecewa. Aku bimbang dan merasa serba salah, Aku tidak tahu apa yang harus Aku lakukan dan kepada siapa Aku harus menceritakan semua ini?. Aku bukan orang yang mudah bercerita tentang masalahku kepada orang lain bahkan orang tuaku sekalipun, oleh sebab itu sejak kecil Aku selalu menyelesaikan masalahku dan memendamnya sendiri didalam hati. Bukan bermaksud sok kuat, tapi karena memang sejak kecil hubunganku dengan orang tuaku tidak begitu baik dan Aku adalah anak yang pendiam.

Hujan pun semakin deras dan petir menggetarkan bumi dimana-mana, dengan penuh kesedihan, penyesalan, dan rasa bersalah Aku pun tetap meneruskan jalan untuk pulang. Aku lupa membawa jas hujan, akhirnya bajuku dan buku yang ada di tasku basah semua padahal buku yang ku bawa adalah buku untuk olimpiade.

Hari sudah semakin sore dan mulai terdengar suara adzan maghrib berkumandang di masjid. Hujan pun mulai reda dan terlihat pelangi menyapaku dilangit sore yang indah seperti sedang tersenyum kepadaku.

"Grrrr... grrrr," badanku sudah mulai kedinginan tapi Aku harus terus berjalan untuk pulang karena sudah tinggal sedikit lagi sampai. Ketika Aku sampai dirumah ibuku pun langsung memberikanku handuk untuk mengeringkan badanku,

"Kok jas hujannya gak dipake?" tanya ibuku yang terlihat begitu khawatir kepadaku.

"Lupa Bu, tadi pagi buru-buru soalnya udah kesiangan," jawabku sambil menahan dingin. Karena waktu istirahatku yang tidak menentu, membuatku jadi sering terlambat bangun untuk pergi ke sekolah sehingga Aku menjadi terburu-buru ketika akan berangkat ke sekolah.

"Yaudah habis ini kamu langsung mandi ya Nak," ucap ibuku sambil membawakan tasku yang basah.

"Iya Bu.." jawabku kepada ibuku dan Aku pun langsung membersihkan badanku kemudian menjalankan kewajibanku sebagai seorang muslim. Setelah itu Aku langsung istirahat dikamar karena Aku merasa tidak enak badan.

"Nak, gak makan dulu?" tanya ibuku sambil menyiapkan makanan untukku.

"Nak?" lalu ibuku memanggilku untuk yang kedua kalinya. Setelah tidak ada jawaban dariku, kemudian ibuku pun langsung mengecek keadaanku di kamar.

TRUE LOVE ? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang