Next 2 18+💦

9.8K 637 115
                                    

Halo, jangan lupa voment ya🙌. Chapter dewasa, harap anak-anak menjauh. Dosa tanggung sendiri ya, pokoknya uda di peringati.

Author Pov.

Cuitan burung gereja terdengar indah di pagi hari, matahari sudah menampakan wujud dan sinarnya yang indah.

Sepasang manusia berbeda jenis kelamin nampak tertidur damai di kamar mereka. Dengan keadaan saling memeluk dan juga tidak menggunakan sehelai benangpun.

Pergulatan panas yang rutin mereka lakukan adalah alasannya. Sang lelaki yang kini sudah merubah tampilannya menjadi lebih fresh dan tampan, sedangkan sang wanita semakin cantik dengan style rambut barunya.

Wanita berambut coklat pirang itu menggeliat di dalam pelukan hangat sang Pria. Sedetik kemudian mata indahnya terbuka, dan menikmati wajah damai pria di depannya.

Tangan lentiknya dibawa ke sisi wajah pria itu, dan mengelusnya "Masih gak percaya, kalau kamu uda jadi suami aku Sean." Bisiknya lembut.

Dia bahagia, setelah 2 bulan berhasil menyembuhkan Sean dari Bipolar dan gangguan kecemasannya, akhirnya mereka menikah.

Sean yang merasa sentuhan hangat di pipinga terbangun. Matanya terbuka perlahan dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina nya.

Setelah jelas, akhirnya dia melihat wajah cantik wanita yang sudah resmi menjadi Istrinya "Pagi Suamiku~" Sapa Arini riang.

Sean merona, dia mencium dahi Arini sebagai morning kissnya. Sedangkan Arini membalasnya dengan ciuman manis di bibir Sean.

"Eungh..kak..jangan lagi," Lenguh Sean saat Arini menggerayangi lehernya dan menciuminya. Bukannya Sean tak mau melayani nafsu sang Istri, hanya saja dia khawatir jika terlalu lama melakukan itu, Arini bisa sakit karena kelelahan.

Arini tak perduli, dia menyingkap selimut yang menutupi tubuh mereka. Memperlihatkan tubuh polos indah yang banyak terbentuk cupangan Sean.

Sean semakin merona, memang benar ya. Jika nafsu perempuan lebih besar 9x lipat dari nafsu laki-laki "Kita kan masih cuti, ayo aku masih mau lagi" Bujuk Arini dengan suara yang dibuat seseksi mungkin.

Arini duduk diatas perut berkotak Sean, tangan nakalnya dengan sengaja mengelus adik Sean. Membuatnya tegang dan terbangun, Sean tak tahan jika digoda seperti ini.

Dia menyeringai, menyugar rambut abu-abu peraknya dan membalik posisi. Arini dibawah sedangkan Sean diatasnya "Kamu yakin, heum?" Tanya Sean dengan suara beratnya.

Menahan gejolak seksual sangat rumit, Sean baru sadar hal itu saat dia sudah menikah. Arini tersenyum seksi, dia merangkul leher Sean dan menjawab "I am always sure, Daddy" Bisik Arini.

Sean menggeram, dengan cepat dia memasukan sang Adik ke dalam sangkarnya. Dan mendorongnya cepat berulang kali, Arini memejamkan matanya menikmati sensasi nikmat yang Sean berikan.

"Ahhhh..ya..aaahhhh lebih cepat  sayang"

Sean melebarkan seringainya, dan melakukan apa yang istrinya minta. Semakin cepat mendorongnya, semakin merah wajah keduanya. Dengan keringat yang membanjiri di tubuh mereka.

Arini menggigit bibirnya kuat, tak kuasa menahan perasaan nikmat ini. Sangking kuatnya, bibirnya sampai berdarah. Dan hal itu adalah hal yang Sean benci.

Dia benci disaat melakukan hubungan suami-istri seperti ini, Arini menggigit bibirnya sampai terluka. Sean berhenti mendorong, dia mengeluarkannya di dalam.

"Ahhh..S-sean..kenapa..hahhh.." Bisik Arini. Sean menghela napas panjang kemudian menarik keluar sang adik, dan mengusap lembut sisi kanan wajah Arini.

Dan mencium bibir Arini, seraya menghisapnya. Dapat Sean rasakan darah masuk dan turun dari kerongkongannya, setelahnya dia melepas pangutan mereka.

Sean mengelus bibir merah Arini yang bengkak. "Jangan gigit bibir kamu, aku gasuka" Ucapnya lembut, tapi tatapannya menghunus tajam.

Bukannya takut, tapi dimata Arini, Sean semakin tampan. Image imut dan lugu yang sehari-hari Arini lihat kini berbeda, setelah mereka menikah Sean banyak berubah.

Dia suka menyeringai, terkadang berucap dingin. Tapi tak lama dia akan menangis dan meminta maaf pada Arini, Arini bingung dengan perubahan mood Sean yang se roller coaster itu.

"Iya Sean, maaf ya" Gumam Arini. Entah setiap mereka selesai, Arini selalu mengantuk. Dan kini dia sudah memejamkan matanya dan kembali tertidur.

Sean menghela napas pendek, tatapannya menyendu. Dengan cepat dia mencium dahi Arini dan memeluknya erat "Maaf kak, Sean hanya gamau kakak terluka. Maaf.." Bisiknya bergetar.

Bukannya Sean ingin membohongi Arini, tapi Bipolar dan gangguan kecemasan Sean belum hilang. Malah semakin hari, semakin parah. Dia semakin takut kehilangan Arini, dia cemas dengan pendapat Arini.

Bagaimana Sean dalam melayani hubungan ranjang, bagaimana Sean dalam urusan memasak, bagaimana Sean dalam urusan memanjakan Arini.

Sean mencemaskan segala hal, Sean cemas jika Arini tak puas saat Sean memasukinya. Sean cemas jika Arini tak suka masakannya, Sean cemas jika Arini tak suka dengan perhatiannya.

Tak terasa air mata Sean jatuh, "Maaf..memang benar kata mereka..hiks..Sean gak pantes untuk kak Arini.." Lirih Sean. Pernikahan mereka ditentang banyak pihak, keluarga Arini tak ada yang setuju.

Mami dan Papinya bahkan memaki Arini habis-habisan karena menikahi pemuda bekas RSJ seperti Sean. Tapi Arini tak perduli, dia tetap mengatakan jika dia akan menikahi Sean dan hidup bersama selamanya.

Sean bersyukur, dia bertemu dengan Arini. Cahaya hidupnya yang sempat hilang lama, dan membuat Sean terpuruk.

"Ssshh..kenapa kamu nangis heum, gak ada yang perlu dimaafin. Aku bahagia selama itu bersama kamu, bahkan jika kita miskinpun. Aku akan selalu memilihmu Sean, kamu cinta yang sangat aku syukuri.." Bisik Arini.

Mata sayunya memandang lembut Sean, dia mengelus rambut abu Sean yang basah dengan keringat. Sean menggigit bibirnya dalam, dan memecahkan tangisnya lebih kuat.

"Huaaaaa maafin Sean..hiks..maaf kak maaf..."

Arini mengelus punggung Sean, dia menjaga Sean dengan sepenuh hati. Tak membiarkan permatanya sedih dengan ucapan orang lain, Sean benar-benar terlindungi.

Arini berusaha tak membuat Sean stres atau terpuruk. Arini berusaha semampunya untuk mempertahankan Sean di sisinya.

"Uda ah nangisnya, mandi bareng yuk"

Sean tersenyum di bahu Arini dan mengangguk. "Hiks..ayo mandi bareng, apapun yang kakak mau. Akan Sean kabulin" Janji Sean.

Arini senang, jika memang benar Sean akan mengabulkan keinginannya "Aku mau, kamu jangan pergi dari hidup aku" Ucap Arini riang.

Sean tersenyum haru, dia mengangguk patuh "Apapun itu, Sean siap mengabulkannya" Jawab Sean.

Kebahagiaan, yang baru kali ini Sean rasakan. Kebahagiaan yang bersumber dari Lullaby Arini, istri yang sangat Sean cintai.













Ayo-ayo, mau tbc atau stop~

My Gemoy Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang